|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Kekuatiran positif/kekuatiran yang diperlukan adalah kekuatiran yang menggerakkan seseorang untuk berjaga-jaga, bekerja keras dan bertanggung jawab dalam hidup ini, supaya tergenapi tujuan Anugerah Keselamatan di dalam Tuhan Yesus [Titus 2:12]. |
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Bp. Gunawan Laksmana |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Apa Yang Harus Dikuatirkan |
|
Apa Yang Harus Dikuatirkan |
|
Selasa, 06 Agustus 2019 |
|
|
|
|
|
Apa Yang Harus Dikuatirkan |
|
Matius 6:25-34 |
|
|
|
|
|
|
Pemahaman tentang kekuatiran umumnya berkonotasi negative, termasuk perintah Tuhan Yesus “janganlah kuatir akan hidupmu…” [Matius 6:25], karena biasanya selalu dikaitkan dengan kebutuhan jasmani. Hal ini terjadi karena kita tidak mengkaitkan ayat tersebut dengan konteks percakapan di ayat-ayat sebelumnya, yaitu agar orang percaya tidak mengumpulkan harta di bumi, dan memindahkan hatinya di Kerajaan Surga, serta hanya mengabdi kepada Tuhan saja [Matius 6:19-24]. Fokus hidup kita seharusnya hanya untuk mempersiapkan diri memasuki kehidupan yang sesungguhnya nanti di Surga. Tanpa memahami konteks pernyataan Tuhan Yesus tentang kekuatiran, pasti mudah terjebak pada pengertian bahwa kekuatiran itu bersifat negatif. Bagi orang tidak mengenal Allah, kekuatiran/kecemasan akan kebutuhan jasmani adalah gejala dan gangguan mental yang banyak dijumpai dalam ilmu kedokteran jiwa.
Kekuatiran adalah perasaan terancam oleh suatu hal yang bisa/akan terjadi dan menimpa dirinya, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan /ketidaktenangan dalam pikiran dan perasaan hati. Pada dasarnya gejala kecemasan tidak selalu bersifat negative, karena dengan adanya kekuatiran bisa membangkitkan kewaspadaan dan sikap berjaga-jaga.Tuhan Yesus memberi perintah “jangan kuatir akan hidupmu…” be...selengkapnya » |
Pemahaman tentang kekuatiran umumnya berkonotasi negative, termasuk perintah Tuhan Yesus “janganlah kuatir akan hidupmu…” [Matius 6:25], karena biasanya selalu dikaitkan dengan kebutuhan jasmani. Hal ini terjadi karena kita tidak mengkaitkan ayat tersebut dengan konteks percakapan di ayat-ayat sebelumnya, yaitu agar orang percaya tidak mengumpulkan harta di bumi, dan memindahkan hatinya di Kerajaan Surga, serta hanya mengabdi kepada Tuhan saja [Matius 6:19-24]. Fokus hidup kita seharusnya hanya untuk mempersiapkan diri memasuki kehidupan yang sesungguhnya nanti di Surga. Tanpa memahami konteks pernyataan Tuhan Yesus tentang kekuatiran, pasti mudah terjebak pada pengertian bahwa kekuatiran itu bersifat negatif. Bagi orang tidak mengenal Allah, kekuatiran/kecemasan akan kebutuhan jasmani adalah gejala dan gangguan mental yang banyak dijumpai dalam ilmu kedokteran jiwa.
Kekuatiran adalah perasaan terancam oleh suatu hal yang bisa/akan terjadi dan menimpa dirinya, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan /ketidaktenangan dalam pikiran dan perasaan hati. Pada dasarnya gejala kecemasan tidak selalu bersifat negative, karena dengan adanya kekuatiran bisa membangkitkan kewaspadaan dan sikap berjaga-jaga.Tuhan Yesus memberi perintah “jangan kuatir akan hidupmu…” bertujuan supaya tergenapi rancangan Bapa memanggil orang percaya sebagai umat pilihan yang tidak boleh memiliki target hidup bersifat duniawi atau jasmani, tetapi targetnya adalah mengumpulkan harta di Surga [Matius 6:20; 1 Petrus 2:9]. Mengumpulkan harta di Surga harus diwujudkan dalam usaha mencari dan memikirkan perkara di atas, yaitu hal-hal rohani [Kolose 3:1-2], dengan kata lain terus berproses untuk memiliki karakter sempurna seperti Yesus.
Kekuatiran salah adalah pikiran yang terancam oleh sesuatu [hal-hal jasmani/duniawi] lebih dari kekuatirannya terhadap “tidak memiliki harta surgawi dan terbuang dari hadirat Allah”, atau sesuatu yang menghalangi proses pendewasaan rohani. Orang yang memiliki kekuatiran salah ini pasti tidak akan menghargai nilai-nilai kekekalan dan nilai-nilai rohani.
Sebetulnya orang percaya tidak perlu kuatir dengan kebutuhan jasmani/hal-hal duniawi yang dicari oleh bangsa-bangsa tidak mengenal Allah. Karena Bapa sudah tahu bahwa kita memerlukan semua itu, asal kita tidak mengabaikan tanggung jawab untuk bekerja keras memenuhi kebutuhan [Matius 6:31-32]. Ingat burung pipit yang dipelihara oleh Bapa adalah burung-burung yang sedang terbang di langit mencari nafkah.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|