|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Keinginan bebas tanpa batas akan hanya membawa kita kepada perbudakan. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Bebas |
|
Bebas |
|
Jumat, 24 Maret 2017 |
|
|
|
Setiap orang rindu menikmati kebebasan. Misalnya bebas beribadah menurut keyakinannya, bebas berpendapat secara bertanggung-jawab, bebas menentukan pilihan dalam PEMILU, dan bebas memilih profesi. Semua itu adalah contoh-contoh kebebasan yang kita nikmati dan berharap dapat tetap terpelihara dengan baik dalam masyarakat bangsa kita. Namun semakin tua dunia ini, tuntutan akan kebebasan yang melebihi batas kewajaran pun kian tinggi. Misalnya sex bebas dalam berbagai bentuknya. Mulai dari sex sebelum nikah, hidup bersama tanpa ikatan pernikahan [kumpul kebo], hingga bebas berhubungan intim dengan sesama jenis kelamin. Kebebasan macam ini meski masih tabu dalam masyarakat kita, toh sudah mulai menjadi kian biasa dipraktekkan. Bisa jadi kian lama kian
Tuan Joko Ndokondo, si ahli dalam merenungkan kenyataan, turut memikirkan tuntutan kebebasan yang kebablasan ini. Di hadapan para pendengar setianya, ia mulai menyampaikan wejangannya. Keinginan akan kebebasan yang sebebas-bebasnya sudah menjadi bagian dari manusia sejak dari mulanya. Adam dan Hawa jatuh dalam dosa karena keinginan untuk bebas. Mereka tidak puas hidup dalam batasan-batasan kebebasan yang diberikan oleh Allah [ayat 2-3]. Melalui bujukan si ular, angan-angan Hawa akan kehidupan bebas lepas dari ‘kungkungan...selengkapnya » |
Setiap orang rindu menikmati kebebasan. Misalnya bebas beribadah menurut keyakinannya, bebas berpendapat secara bertanggung-jawab, bebas menentukan pilihan dalam PEMILU, dan bebas memilih profesi. Semua itu adalah contoh-contoh kebebasan yang kita nikmati dan berharap dapat tetap terpelihara dengan baik dalam masyarakat bangsa kita. Namun semakin tua dunia ini, tuntutan akan kebebasan yang melebihi batas kewajaran pun kian tinggi. Misalnya sex bebas dalam berbagai bentuknya. Mulai dari sex sebelum nikah, hidup bersama tanpa ikatan pernikahan [kumpul kebo], hingga bebas berhubungan intim dengan sesama jenis kelamin. Kebebasan macam ini meski masih tabu dalam masyarakat kita, toh sudah mulai menjadi kian biasa dipraktekkan. Bisa jadi kian lama kian
Tuan Joko Ndokondo, si ahli dalam merenungkan kenyataan, turut memikirkan tuntutan kebebasan yang kebablasan ini. Di hadapan para pendengar setianya, ia mulai menyampaikan wejangannya. Keinginan akan kebebasan yang sebebas-bebasnya sudah menjadi bagian dari manusia sejak dari mulanya. Adam dan Hawa jatuh dalam dosa karena keinginan untuk bebas. Mereka tidak puas hidup dalam batasan-batasan kebebasan yang diberikan oleh Allah [ayat 2-3]. Melalui bujukan si ular, angan-angan Hawa akan kehidupan bebas lepas dari ‘kungkungan’ Allah makin menguasai pikirannya. Dan itu ia tularkan pada Adam, suaminya. Bagi Adam dan Hawa sebuah petualangan baru saja dimulai. Sebuah petualangan untuk menikmati kebebasan sebebas-bebasnya. Bebas dari kungkungan Allah. Bebas menjadi seperti allah bagi dirinya sendiri. Kebebasan semacam itu diperjuangkan dengan cara melawan Allah. Adam dan Hawa tidak menyadari bahwa kebebasan yang kebablasan itu justru memperbudak mereka. Saat itu pula dosa menjadi tuan agung mereka menggantikan Allah. Mereka gagal menyadari bahwa kebebasan yang sejati hanya ada ketika mereka menjadi penurut-penurut Allah.
Seperti biasa Tuan Joko Ndokondo tidak memberi kesempatan seorang pun untuk bertanya. Tiba-tiba sebuah desisan panjang seperti ular keluar dari mulutnya, “Sssstt.....ttt, jangan bilang siapa-siapa ya?” Dan para pendengar setianya seperti terhipnotis diam seribu bahasa mengikuti kehendak sang tuan.
Jemaat yang terkasih, hidup bebas dalam batasan yang diberikan oleh Allah adalah kebebasan kita yang sejati. Sama seperti ikan, hanya dapat bebas ketika ia berada dalam batasan air. Di luar batasan air, meski tampak menggoda, hanya akan membuat ikan mati. Oleh sebab itu janganlah kita mau hidup bebas sebebas-bebasnya. Melainkan hendaknya kita mau hidup bebas dengan mengikuti kehendak Allah. Selamat hidup bebas.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|