|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Kata mereka kepadaku: ’Orang-orang yang masih tinggal di daerah sana, yang terhindar dari penawanan, ada dalam kesukaran besar dan dalam keadaan tercela. Tembok Yerusalem telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar.’ Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit, |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Belajar Mencintai Bangsa Indonesia |
|
Belajar Mencintai Bangsa Indonesia |
|
Minggu, 12 Agustus 2018 |
|
|
|
|
|
Belajar Mencintai Bangsa Indonesia |
|
Nehemia 1:3-4 |
|
|
|
|
|
|
Belajar mencintai bangsa Indonesia
Nehemia 1:3-4
Kata mereka kepadaku: ’Orang-orang yang masih tinggal di daerah sana, yang terhindar dari penawanan, ada dalam kesukaran besar dan dalam keadaan tercela. Tembok Yerusalem telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar.’ Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit,
Saya sering mendengar orang-orang dari kalangan bangsa kita sendiri berkata negatif tentang Indonesia. Kata-kata negatif itu bisa muncul dalam bentuk ejekan, atau gurauan yang intinya merendahkan bangsanya sendiri. Memang kadang ejekan-ejekan itu bisa ada benarnya, karena tentu saja bangsa yang demikian besar jumlahnya masih harus berjuang untuk terbebas dari kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan. Tetapi sebenarnya orang yang melontarkan ejekan-ejekan itu sedang mempermalukan bangsanya sendiri, bahkan dirinya sendiri. Apakah kita bisa bersukaci...selengkapnya » |
Belajar mencintai bangsa Indonesia
Nehemia 1:3-4
Kata mereka kepadaku: ’Orang-orang yang masih tinggal di daerah sana, yang terhindar dari penawanan, ada dalam kesukaran besar dan dalam keadaan tercela. Tembok Yerusalem telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar.’ Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit,
Saya sering mendengar orang-orang dari kalangan bangsa kita sendiri berkata negatif tentang Indonesia. Kata-kata negatif itu bisa muncul dalam bentuk ejekan, atau gurauan yang intinya merendahkan bangsanya sendiri. Memang kadang ejekan-ejekan itu bisa ada benarnya, karena tentu saja bangsa yang demikian besar jumlahnya masih harus berjuang untuk terbebas dari kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan. Tetapi sebenarnya orang yang melontarkan ejekan-ejekan itu sedang mempermalukan bangsanya sendiri, bahkan dirinya sendiri. Apakah kita bisa bersukacita jika bangsa kita dalam keadaan tercela? Jika kita sadar bahwa kita adalah bagian dari bangsa Indonesia tentu kita tidak bisa merasa senang jika bangsa kita tercela.
Nas Alkitab yang kita baca di atas menggambarkan tentang kesedihan Nehemia ketika mendengar berita tentang keadaan bangsanya yang tinggal di Yerusalem dalam keadaan tercela. Tembok Yerusalem telah terbongkar dan mereka tidak mampu membangunnya kembali. Mereka dalam keadaan melarat dan menjadi olokan bagi bangsa-bangsa di sekitarnya. Melihat keadaan itu Nehemia tidak bisa bersukacita, hatinya tercabik-cabik, lalu dia menangis. Dia berpuasa dan berdoa untuk bangsanya, memohon pengampunan dan belas kasihan dari Allah. Lalu dia bertindak, dengan cara minta izin kepada raja untuk pergi ke Yerusalem, lalu membangun kembali tembok Yerusalem yang telah roboh.
Saudara-saudara, kita adalah bagian dari bangsa Indonesia. Apapun suku kita atau latar belakang kita, kita telah ditentukan Tuhan untuk lahir sebagai bangsa Indonesia. Adalah kehendak Tuhan agar kita menjadi bagian dari bangsa ini. Jika bangsa ini dalam keadaan tercela seharusnya kita ikut merasakannya. Jangan malah kita memperolok ketercelaan bangsa kita sendiri. Sebaliknya kita harus memohon belas kasihan dan anugrah Tuhan untuk bangsa kita ini. Kita harus berusaha sebisa kita agar bangsa kita tidak lagi tercela.
Besok tanggal 17 Agustus adalah hari peringatan kemerdekaan bangsa kita. Kita harus bersyukur untuk keberadaan bangsa kita. Kemerdekaan bangsa kita adalah anugrah dari Tuhan. Marilah kita lebih mencintai bangsa kita sendiri.
Pdt. Goenawan Susanto
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|