|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Milikilah hati yang berbelas kasih sebagaimana Tuhan Yesus.
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Berbelas Kasih |
|
Berbelas Kasih |
|
Senin, 18 Maret 2019 |
|
|
|
|
|
Berbelas Kasih |
|
Yohanes 5:1-9 |
|
|
|
|
|
|
Sambey dan Benay menikmati sore hari dengan bersepeda motor keliling daerah pinggiran. Mereka melewati Sigar Bencah ke arah Tembalang. Sore itu lalu lintas ramai sekali. Maklum jam pulang kerja. Tiba-tiba Sambey memberi kode kepada Benay yang berkendara di belakangnya untuk menepi. “Ada apa Sam? “Ben, apakah kamu tadi lihat anak remaja yang duduk di pinggir jalan?” “Ya, aku lihat. Dia menutup wajahnya.” “Benar Ben. Yuk kita temui dia.” “He..he..he…jangan cari masalah Sam! Siapa tahu remaja itu orang jahat.” “Ah firasatku kok berkata lain, Ben. Ia butuh pertolongan kita. Lagi pula mana ada orang mau berbuat jahat disaat jalanan ramai begini.” Lalu merekaberdua berbalik arah dan menemui remaja itu. Ternyata remaja, yang kemudian diketahui bernama Ranoy, kecapaian setelah seharian berjalan kaki untuk mencari kerja. Sambey dan Benay tergerak oleh belas kasihan dan menolongnya dengan mengantarnya pulang ke rumahnya di Tembalang.
Sesampai di Tembalang, remaja itu mengucapkan terima kasih lalu berjalan ke rumahnya yang berada di sebuah gang sempit. Sambey menggeleng-gelengkan kepalanya. “Ada apa lagi Sam?” tanya Benay. “Zaman sekarang penuh p...selengkapnya » |
Sambey dan Benay menikmati sore hari dengan bersepeda motor keliling daerah pinggiran. Mereka melewati Sigar Bencah ke arah Tembalang. Sore itu lalu lintas ramai sekali. Maklum jam pulang kerja. Tiba-tiba Sambey memberi kode kepada Benay yang berkendara di belakangnya untuk menepi. “Ada apa Sam? “Ben, apakah kamu tadi lihat anak remaja yang duduk di pinggir jalan?” “Ya, aku lihat. Dia menutup wajahnya.” “Benar Ben. Yuk kita temui dia.” “He..he..he…jangan cari masalah Sam! Siapa tahu remaja itu orang jahat.” “Ah firasatku kok berkata lain, Ben. Ia butuh pertolongan kita. Lagi pula mana ada orang mau berbuat jahat disaat jalanan ramai begini.” Lalu merekaberdua berbalik arah dan menemui remaja itu. Ternyata remaja, yang kemudian diketahui bernama Ranoy, kecapaian setelah seharian berjalan kaki untuk mencari kerja. Sambey dan Benay tergerak oleh belas kasihan dan menolongnya dengan mengantarnya pulang ke rumahnya di Tembalang.
Sesampai di Tembalang, remaja itu mengucapkan terima kasih lalu berjalan ke rumahnya yang berada di sebuah gang sempit. Sambey menggeleng-gelengkan kepalanya. “Ada apa lagi Sam?” tanya Benay. “Zaman sekarang penuh persaingan Sam. Hanya beberapa orang saja yang berhasil dan meninggalkan sebagian besar orang yang kalah. Ranoy itu salah satu korbannya.” “Hemm…ketika ia berjuang dan kelelahan pun tak banyak orang yang berlalu-lalang mau peduli pada kondisinya.” Sambey menganguk-angguk prihatin.
Jemaat yang terkasih. Pengalaman di atas menggemakan kembali kisah orang lumpuh yang berada di kolam Betesda. Ia mengharapkan dapat sembuh ketika ia bisa menjeburkan diri ke kolam saat malaikat Tuhan mengoncangkan airnya. Namun apa daya, orang-orang sakit yang bersamanya di kolam itu telah dirasuki semangat persaingan tanpa batas. Mereka hanya memikirkan kesembuhan sendiri dan membiarkan orang lumpuh ini merana selama 38 tahun. Merana karena sakit yang dideritanya. Dan merana karena melihat tingkah polah penuh keegoisan dari orang-orang yang telah kehilangan rasa belas kasihan. Tuhan Yesus yang melihat kondisi ini menjadi tergerak hatinya untuk menolong orang lumpuh itu. Kepadanya Tuhan memerintahkan untuk bangun, mengangkat tilam dan berjalan. Dan saat itu juga sembuhlah penyakitnya. Tindakan belas kasihan Tuhan memulihkan juga nama baik kolam Betesda. Betesda yang berarti rumah belas kasihan sempat tercemar oleh perilaku tiada berbelas kasihan. Namun kini telah kembali dipulihkan oleh Tuhan.
Jemaat yang dikasihi Tuhan. Setiap manusia diberi hati untuk dapat merasa berbelas-kasihan. Bukan hanya kepada binatang dan tumbuhan, tetapi terlebih kepada sesama manusia yang mengalami kondisi yang tidak beruntung. Janganlah kita kehilangan rasa belas kasihan itu di tengah-tengah dunia yang digerogoti oleh nafsu persaingan dan sikap individual ini. Marilah kita berbelas kasih kepada setiap orang yang sungguh-sungguh membutuhkan. Dengan demikian kita mewujudkan apa yang dikehendaki oleh Tuhan. Terpujilah Tuhan!
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|