|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Hendaklah semangat Natal yang diteladankan Yesus Kristus mewarnai dan kita hidupi dalam keseharian kita. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Bukan Efek Soda |
|
Bukan Efek Soda |
|
Kamis, 28 Desember 2017 |
|
|
|
|
|
Bukan Efek Soda |
|
Yesaya 52:13–53:12 |
|
|
|
|
|
|
Pernahkah kita memperhatikan minuman bersoda ketika dibuka dan kemudian dituangkan ke sebuah gelas? Ketika sebuah botol atau kaleng minuman bersoda dibuka akan menimbulkan suara mendesis. Suara tersebut berasal dari tekanan gas karbon dioksida yang keluar dari dalam botol atau kaleng. Ada dorongan gas yang kuat keluar sehingga menimbulkan bunyi. Kemudian ketika dituang ke dalam gelas, maka akan ada busa yang mengembang dengan cepat ke atas tetapi sesaat kemudian hilang. Beberapa orang mengatakannya sebagai efek soda.
Kelahiran Tuhan Yesus ke dunia menyiratkan semangat Natal itu sendiri. Dari renungan-renungan warta yang telah kita baca selama bulan Desember ini dan dari ayat nats hari ini tentang nubuatan seorang hamba Tuhan yang menderita, kita bisa mendaftarkan semangat Natal yang bisa terus kita hidupi setiap hari, dan bukan hanya sekedar ketika menyambut Natal di bulan Desember. Semangat itu antara lain: semangat kesederhanaan, semangat kepedulian kepada sesama, semangat cinta kasih dan hidup damai dengan sesama, semangat mengabdikan hidup dan kerelaan berkorban bagi Tuhan, dan masih banyak lagi yang bisa kita ...selengkapnya » |
Pernahkah kita memperhatikan minuman bersoda ketika dibuka dan kemudian dituangkan ke sebuah gelas? Ketika sebuah botol atau kaleng minuman bersoda dibuka akan menimbulkan suara mendesis. Suara tersebut berasal dari tekanan gas karbon dioksida yang keluar dari dalam botol atau kaleng. Ada dorongan gas yang kuat keluar sehingga menimbulkan bunyi. Kemudian ketika dituang ke dalam gelas, maka akan ada busa yang mengembang dengan cepat ke atas tetapi sesaat kemudian hilang. Beberapa orang mengatakannya sebagai efek soda.
Kelahiran Tuhan Yesus ke dunia menyiratkan semangat Natal itu sendiri. Dari renungan-renungan warta yang telah kita baca selama bulan Desember ini dan dari ayat nats hari ini tentang nubuatan seorang hamba Tuhan yang menderita, kita bisa mendaftarkan semangat Natal yang bisa terus kita hidupi setiap hari, dan bukan hanya sekedar ketika menyambut Natal di bulan Desember. Semangat itu antara lain: semangat kesederhanaan, semangat kepedulian kepada sesama, semangat cinta kasih dan hidup damai dengan sesama, semangat mengabdikan hidup dan kerelaan berkorban bagi Tuhan, dan masih banyak lagi yang bisa kita sebutkan. Tetapi intinya, bukan pada seberapa banyak semangat Natal yang bisa kita daftarkan, tetapi justru pada seberapa banyak semangat Natal yang bisa kita praktikan dan hidupi.
Beberapa hari yang lalu kita merayakan Natal dengan penuh antusias dan sukacita yang besar. Ibadah Christmas Eve dan Christmas Celebration dikemas dengan acara yang menggugah jiwa dan memberi gairah baru. Ada berkat rohani yang kita peroleh dari ibadah-ibadah tersebut. Tetapi lebih dari itu, harapannya adalah Natal tidak sekedar menjadi semacam ‘efek soda’ dalam kehidupan kita, yang hanya memacu dan menyemangati kita sesaat saja. Hendaknya semangat Natal terus mewarnai kehidupan kita di hari-hari selanjutnya, khususnya di tahun 2018 yang beberapa hari lagi kita masuki.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|