|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Jangan pernah ragu memegang janji-Nya dalam hidup kita.
|
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Ibu Rini Handoyo |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Bukan Janji Palsu |
|
Bukan Janji Palsu |
|
Selasa, 11 April 2017 |
|
|
|
|
|
Bukan Janji Palsu |
|
Yesaya 55:10-11 |
|
|
|
|
|
|
Beberapa bulan terakhir ini diberbagai media, baik koran, televisi, media sosial dipenuhi dengan berita-berita mengenai pilkada. Dan yang paling banyak diberitakan adalah pilkada di DKI Jakarta. Banyak hal menarik yang bisa dijadikan berita oleh media-media tersebut. Salah satunya adalah program-program yang akan dilaksanakan apabila kandidat terpilih nanti. Di antara program-program yang ditawarkan, ada yang realistis, tapi ada juga yang tidak realistis. Kita tidak tahu sejauh mana janji-janji yang ditawarkan akan terlaksana atau hanya berupa janji yang tidak ada realisasinya. Masyarakat tidak bisa memegang janji-janji itu sepenuhnya sebelum melihat kenyataannya nanti.
Janji-janji yang diberikan manusia belum tentu bisa dipercaya sepenuhnya karena manusia sangatlah terbatas kuasanya. Pikiran dan perkataan bisa berubah sewaktu-waktu. Tapi janji Bapa seratus persen bisa percaya, bisa diandalkan, dan tidak pernah berubah selamanya. Ketika sampai dengan masa tuanya Abraham tidak memiliki anak, Tuhan berjanji kepadanya untuk memberikan keturunan sebanyak bintang di langit [Kejadian 15:5]. Secara manusia janji itu seperti janji palsu, mustahil akan digenapi mengingat usia ...selengkapnya » |
Beberapa bulan terakhir ini diberbagai media, baik koran, televisi, media sosial dipenuhi dengan berita-berita mengenai pilkada. Dan yang paling banyak diberitakan adalah pilkada di DKI Jakarta. Banyak hal menarik yang bisa dijadikan berita oleh media-media tersebut. Salah satunya adalah program-program yang akan dilaksanakan apabila kandidat terpilih nanti. Di antara program-program yang ditawarkan, ada yang realistis, tapi ada juga yang tidak realistis. Kita tidak tahu sejauh mana janji-janji yang ditawarkan akan terlaksana atau hanya berupa janji yang tidak ada realisasinya. Masyarakat tidak bisa memegang janji-janji itu sepenuhnya sebelum melihat kenyataannya nanti.
Janji-janji yang diberikan manusia belum tentu bisa dipercaya sepenuhnya karena manusia sangatlah terbatas kuasanya. Pikiran dan perkataan bisa berubah sewaktu-waktu. Tapi janji Bapa seratus persen bisa percaya, bisa diandalkan, dan tidak pernah berubah selamanya. Ketika sampai dengan masa tuanya Abraham tidak memiliki anak, Tuhan berjanji kepadanya untuk memberikan keturunan sebanyak bintang di langit [Kejadian 15:5]. Secara manusia janji itu seperti janji palsu, mustahil akan digenapi mengingat usia Abraham dan Sara istrinya yang sudah sangat tua. Tetapi terbukti bahwa janji Tuhan bukanlah sekedar janji palsu, janji itu digenapi dengan lahirnya Ishak [Kejadian 21:2].
Janji Tuhan apa yang saat ini sedang kita nantikan saat ini? Kesembuhan dari sakit penyakit? Pemulihan ekonomi? Jalan keluar dari masalah dan pergumulan? Pemulihan hubungan keluarga? Kesuksesan dalam pekerjaan? Jangan ragu-ragu untuk mengharapkan janji-janji itu digenapi dalam hidup kita. Tuhan kita dan firman-Nya adalah ya dan Amin, apa yang Dia katakan dan janjikan pasti tergenapi. “Demikianlah Firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya” [Yesaya 55:11]. Seperti Abraham setia dalam menantikan janji Tuhan, nantikan juga penggenapan janji-Nya bagi kehidupan kita karena janji-Nya bukanlah janji palsu.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|