|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Tuhan tidak butuh pembenaran diri, yang Tuhan inginkan ialah kerendahan hati dan permohonan belas kasihan |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Bukan Pembenaran Diri |
|
Bukan Pembenaran Diri |
|
Kamis, 12 Juli 2018 |
|
|
|
|
|
Bukan Pembenaran Diri |
|
Ayub 9:15 |
|
|
|
|
|
|
Saya mempunyai dua orang anak laki-laki yang berbeda umur tiga tahun. Bagi saya mereka adalah penghiburan tersendiri bagi kami sekeluarga. Karena tingkah dan keceriaannya ketika mereka bermain dan berantem membuat suasana menjadi ramai dan menyenangkan. Dan itu terkadang membuat saya jengkel, namun karena mereka masih anak-anak. Namun pada suatu hari terjadi perkelahian yang cukup sengit diantara mereka. Kakaknya menendang adik hingga terpental ke tembok sampai terdengat bunyi ,,,,, Kladok,,,, dan tangisan yang cukup kencangpun terdengar. Saya bertanya kepada kakaknya dan jawabnya sederhana, bahwa adik yang mulai dengan memukuli kakak terus makanya kakak kesel. Mendengar jawaban itu memang masuk akal tetapi bagi saya sebagai orang tua jawaban itu bukan sebuah pembelaan dan menyalahkan, tetapi justru saya menyatakan sebagai kesalahan sang kakak. Sebagai saudara seharusnya bisa mengalah dan menunjukkan kesalahan yang tidak boleh dilakukan, bukan menghajar saudaranya dan mencari pembenaran. Sering kali tanpa kita sadari kita juga melakukan hal sama dengan dalil kesabaran ada batasnya dan aku tidak salah karena dia yang memulai.
Ketika kita dibawa dalam kondisi tekanan dan di dalam proses hidup, sering kali kita terkadang menyala...selengkapnya » |
Saya mempunyai dua orang anak laki-laki yang berbeda umur tiga tahun. Bagi saya mereka adalah penghiburan tersendiri bagi kami sekeluarga. Karena tingkah dan keceriaannya ketika mereka bermain dan berantem membuat suasana menjadi ramai dan menyenangkan. Dan itu terkadang membuat saya jengkel, namun karena mereka masih anak-anak. Namun pada suatu hari terjadi perkelahian yang cukup sengit diantara mereka. Kakaknya menendang adik hingga terpental ke tembok sampai terdengat bunyi ,,,,, Kladok,,,, dan tangisan yang cukup kencangpun terdengar. Saya bertanya kepada kakaknya dan jawabnya sederhana, bahwa adik yang mulai dengan memukuli kakak terus makanya kakak kesel. Mendengar jawaban itu memang masuk akal tetapi bagi saya sebagai orang tua jawaban itu bukan sebuah pembelaan dan menyalahkan, tetapi justru saya menyatakan sebagai kesalahan sang kakak. Sebagai saudara seharusnya bisa mengalah dan menunjukkan kesalahan yang tidak boleh dilakukan, bukan menghajar saudaranya dan mencari pembenaran. Sering kali tanpa kita sadari kita juga melakukan hal sama dengan dalil kesabaran ada batasnya dan aku tidak salah karena dia yang memulai.
Ketika kita dibawa dalam kondisi tekanan dan di dalam proses hidup, sering kali kita terkadang menyalahkan keadaan. Dan berfikir bahwa bukan seharusnya saya yang menerima semua masalah ini tetapi orang lain yang hidupnya tidak benar yang semestinya mengalami persoalan ini. Kita cenderung mencari pembenaran bukan belajar bahwa kita dihadapkan dengan situasi yang kurang menyenangkan. Semestinya kita harus belajar rendah hati dan mengerti maksud dari semua yang sedang kita hadapi. Ketika kita melihat semua kesulitan yang sedang kita alami, hendaklah dengan kerendahan hati dan melihat maksud Allah dari setiap kejadian hidup kita. Dengan demikian kita akan merasakan banyak hal yang baik yang akan kita terima. Dan kita akan mendapatkan kedewasaan bukan sakit hati, kekecewaan yang kita rasakan sebab kita bisa menyikapinya dengan benar. Kondisi apapun yang kurang baik kita alami, mari mulai menyadari sepenuhnya dengan kerendahan hati dan kesadaran akan maksud Tuhan.
Semakin kita mencari pembenaran, kita akan banyak menyalahkan keadaan dan tidak akan mengalami kedewasaan. Akibatnya kita tidak akan bisa bersyukur atas apa yang baik dari Tuhan dengan bungkus kesulitan.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|