“Allah punya banyak cara untuk memelihara hidup kita di masa sulit, maka kita tidak perlu kuatir akan hari depan. Hadapilah semuanya dengan rasa syukur kepada Allah.”
Tidak bisa dibayangkan betapa susah dan sedihnya bu Bibit karena hari ini merupakan hari terakhirnya bisa makan nasi dan lauk tahu, sebab besok sudah tidak ada lagi makanan yang dapat dimakan. Sudah tiga minggu ini suaminya yang bekerja sebagai buruh serabutan tidak ada panggilan untuk bekerja. Uang hasil kerja seminggu yang lalu sudah habis. Akhirnya bu Bibit bersama suaminya hanya bisa bersyukur dan berserah serta mohon belas kasihan Allah supaya ada pekerjaan buat suaminya. Hari pertama dengan tidak bisa masak mulai mereka lewati. Tidak sesuatupun yang terjadi. Memasuki hari kedua, pada tengah hari ada sepasang suami istri yang dahulu pernah ditolong suami bu Bibit datang ke rumah untuk memberi pekerjaan dan sekaligus membawa sedikit bahan makanan. Betapa bersyukurnya mereka sebab hari itu mereka bisa makan dan besok suami mulai bekerja sehingga ada penghasilan untuk menjalani hidupnya ke depan.
Nats renungan pagi ini berbicara tentang sebuah perintah Allah yang agak tidak terbiasa bagi seorang nabi bernama Elia. Nabi Elia disuruh menyampaikan pesan penting kepada Raja Ahab. Pesan itu bukan berita sukacita ...selengkapnya »
Tidak bisa dibayangkan betapa susah dan sedihnya bu Bibit karena hari ini merupakan hari terakhirnya bisa makan nasi dan lauk tahu, sebab besok sudah tidak ada lagi makanan yang dapat dimakan. Sudah tiga minggu ini suaminya yang bekerja sebagai buruh serabutan tidak ada panggilan untuk bekerja. Uang hasil kerja seminggu yang lalu sudah habis. Akhirnya bu Bibit bersama suaminya hanya bisa bersyukur dan berserah serta mohon belas kasihan Allah supaya ada pekerjaan buat suaminya. Hari pertama dengan tidak bisa masak mulai mereka lewati. Tidak sesuatupun yang terjadi. Memasuki hari kedua, pada tengah hari ada sepasang suami istri yang dahulu pernah ditolong suami bu Bibit datang ke rumah untuk memberi pekerjaan dan sekaligus membawa sedikit bahan makanan. Betapa bersyukurnya mereka sebab hari itu mereka bisa makan dan besok suami mulai bekerja sehingga ada penghasilan untuk menjalani hidupnya ke depan.
Nats renungan pagi ini berbicara tentang sebuah perintah Allah yang agak tidak terbiasa bagi seorang nabi bernama Elia. Nabi Elia disuruh menyampaikan pesan penting kepada Raja Ahab. Pesan itu bukan berita sukacita namun berita dukacita sebab berisi tentang hukuman yang Allah jatuhkan atas Israel. Dalam waktu dekat negeri mereka akan ditimpa kekeringan. Pasti bisa dibayangkan betapa seriusnya bahaya kelaparan yang akan mereka alami dalam wktu dekat.
Namun Allah tidak kekurangan cara untuk memelihara hidup hamba-nya, Nabi Elia ketika harus melewati masa paceklik. Agar bisa tetap hidup, Allah memakai burung gagak untuk memberi makan Nabi Elia di gunung Kerit. Hampir setiap hari di musing kering itu burung gagak membawa roti dan daging untuk dimakan Nabi Elia sampai air sungai Kerit menjadi kering dan tidak ada lagi air yang bisa dipergunakan untuk minum.
Dari pengalaman hidup Nabi Elia kita bisa belajar bahwa Allah di dalam Yesus Kristus memiliki seribu satu macam cara dan jurus untuk memelihara hidup kita yang sedang menghadapi masa ‘paceklik atau kekeringan’. Hal ini mengingatkan kita bahwa sesungguhnya Allah adalah sumber kehidupan kita, sumber rejeki kita, sumber makanan kita sehingga tidak perlu kita merasa kuatir andaikata saat ini kita sedang memasuki masa paceklik order atau keuangan atau makanan. Allah suatu saat pasti akan mengirim rejeki melalui ‘burung gagak’ ke rumah kita sehingga hidup kita tetap terpelihara. Maka sikap yang penting untuk meresponi bila situasi ini terjadi dalam hidup kita adalah tetaplah bersyukur, berharap dan percaya bahwa Allah pasti akan memelihara hidup kita. Dan peganglah Firman Allah yang terdapat dalam Filipi 4:6, 19 yang merupakan janji Allah kepada kita.