|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Dunia ini [sekitar kita] butuh kita untuk menjadi pemimpin yang bisa memberi keteladanan dengan cara melayani.
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Dibutuhkan Pemimpin Yang Melayani |
|
Dibutuhkan Pemimpin Yang Melayani |
|
Selasa, 26 November 2019 |
|
|
|
|
|
Dibutuhkan Pemimpin Yang Melayani |
|
Markus 10:45 |
|
|
|
|
|
|
Sudah barang tentu semua manusia di Bumi ini mengidamkan suasana ketenangan atau suasana damai. Negara-negara [PBB] di dunia ini sudah berupaya dengan sangat serius supaya menekan seminim mungkin perselisihan, pertentangan dan peperangan antar bangsa supaya perdamaian bangsa-bangsa terwujud. Demikian juga sebuah negara, katakan saja Indonesia, para pemimpin negara ini sudah berupaya untuk membangun negara ini menuju keadilan dan kemakmuran, selain itu berusaha keras untuk menekan munculnya garis keras, radikal yang hanya berdampak pada perpecahan bangsa dan menimbulkan keresahan di masyarakat. Namun hasilnya sampai sekarang dunia masih penuh dengan kekerasan dan mengarah pada sikap destruktif.
Yesus mengerti apa yang dibutuhkan dunia [selain pengampunan dosa], Yesus mengerti dunia ini membutuhkan perdamaian. Dosa menimbulkan kengerian dan kekejian dalam berelasi antar manusia [bnd.Kej. 3:11-12]. Satu saja yang dibutuhkan dunia ini dan Yesus sudah memberikan kunci untuk membuka pintu persoalan dunia ini yaitu “hendaklah semua bersedia menjadi hamba yang melayani kepada yang lain” [bnd. Mrk. 10:43-44]. Yesus bukan saja berbicara memberi perintah, tetapi Dia juga telah menghidupi perintah-Nya itu sendiri [ay. 45]. Apabila semua manusia, semua pemimpin di dunia ini...selengkapnya » |
Sudah barang tentu semua manusia di Bumi ini mengidamkan suasana ketenangan atau suasana damai. Negara-negara [PBB] di dunia ini sudah berupaya dengan sangat serius supaya menekan seminim mungkin perselisihan, pertentangan dan peperangan antar bangsa supaya perdamaian bangsa-bangsa terwujud. Demikian juga sebuah negara, katakan saja Indonesia, para pemimpin negara ini sudah berupaya untuk membangun negara ini menuju keadilan dan kemakmuran, selain itu berusaha keras untuk menekan munculnya garis keras, radikal yang hanya berdampak pada perpecahan bangsa dan menimbulkan keresahan di masyarakat. Namun hasilnya sampai sekarang dunia masih penuh dengan kekerasan dan mengarah pada sikap destruktif.
Yesus mengerti apa yang dibutuhkan dunia [selain pengampunan dosa], Yesus mengerti dunia ini membutuhkan perdamaian. Dosa menimbulkan kengerian dan kekejian dalam berelasi antar manusia [bnd.Kej. 3:11-12]. Satu saja yang dibutuhkan dunia ini dan Yesus sudah memberikan kunci untuk membuka pintu persoalan dunia ini yaitu “hendaklah semua bersedia menjadi hamba yang melayani kepada yang lain” [bnd. Mrk. 10:43-44]. Yesus bukan saja berbicara memberi perintah, tetapi Dia juga telah menghidupi perintah-Nya itu sendiri [ay. 45]. Apabila semua manusia, semua pemimpin di dunia ini melakukan perintah Yesus supaya bersedia menjadi pelayan maka yang terjadi sungguh dahsyat luar biasa. Apakah itu? Terjadinya “saling” melayani. Dunia ini hanya butuh semua manusia, semua pemimpin saling melayani. Bahkan menurut Yesus, syarat untuk menjadi yang terbesar [pemimpin] yaitu hendaklah dia yang melayani.
Siapa pun di antara kita rindu menjadi yang terkemuka, jadi pemimpin, jadi bisnisman sukses. Tidak salah! Bahkan harus demikian, kita harus punya visi-misi yang cemerlang untuk masa depan. Di manapun kita berada dalam sebuah pekerjaan dan organisasi saudara berhak untuk menjadi pemimpin, berhak menjadi sukses dan kaya. Di manapun dibutuhkan pemimpin, dibutuhkan orang cerdas-pandai, saudara harus jadi pemimpin dan sukses secara materi. Namun satu hal yang Yesus kehendaki bagi kita semua, terutama yang hendak menjadi pemimpin atau bahkan yang sudah jadi pemimpin di instansi Pemerintahan, di Perusahaan, di Sekolahan, di Universitas, di tempat Usaha kita sendiri, dll., dan saudara memiliki banyak bawahan, “anak buah”, maka dalam menjalankan tugas anda hendaklah dengan sikap mentalitas hamba, pelayan bagi yang lain. Mengapa demikian? Dunia ini [sekitar kita] butuh kita untuk menjadi pemimpin yang bisa memberi keteladanan dengan cara melayani. Amin.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|