|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Bercerminlah pada diri Yesus, maka hidup kita akan menjadi cermin bagi orang lain. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Guru Kencing Berdiri, Murid Kencing Berlari |
|
Guru Kencing Berdiri, Murid Kencing Berlari |
|
Kamis, 09 Februari 2017 |
|
|
|
|
|
Guru Kencing Berdiri, Murid Kencing Berlari |
|
1 Yohanes 2:6 |
|
|
|
|
|
|
Kesukaan saya ketika masih SD dalu adalah pulang pagi karena momen tersebut merupakan kesempatan untuk main ke rumah teman sekelas. Karena tempat kami waktu itu belum ada angkot, maka kami berjalan menyusuri kampung demi kampung untuk menjemput teman lainnya. Ketika sampai ke ujung kampung, kami terkejut dan ketakutan karena berpapasan dengan seorang laki-laki yang mengalami gangguan jiwa dengan pakaian menjijikkan dan rambut kumal. Sepontan saya mengambil batu dan melemparkannya ke orang tersebut. Eh... orang itu tidak pergi tapi justru malah ganti melempar kami dengan batu yang lebih besar dan bahkan mengejar kami. Kami pun tunggang langgang melarikan diri. Setelah saya lihat orang itu tidak mengejar lagi, maka kami sepakat mendatanginya untuk melempari batu lagi.
Saat kami berlari kecil sambil membawa batu, ada seorang bapak yang berjalan agak pincang memanggil saya, “ Heiii, le, cah... berhenti dulu, kalian bawa batu mau buat apa?” Dengan agak berteriak saya menjawab, ”Buat melempar orang gila, pak Dhe!” Bapak itu berkata, ”Kalau kamu saya lempar batu, sakit tidak?” ”Sakit, Pak,” jawab saya. Bapak itu berkata lagi, ”Yang kamu lempar itu orang apa hewan?” ”Orang, Pak,” saya menyahut. Kemudian bapak itu melanjutkan, ”Kalau dia orang bera...selengkapnya » |
Kesukaan saya ketika masih SD dalu adalah pulang pagi karena momen tersebut merupakan kesempatan untuk main ke rumah teman sekelas. Karena tempat kami waktu itu belum ada angkot, maka kami berjalan menyusuri kampung demi kampung untuk menjemput teman lainnya. Ketika sampai ke ujung kampung, kami terkejut dan ketakutan karena berpapasan dengan seorang laki-laki yang mengalami gangguan jiwa dengan pakaian menjijikkan dan rambut kumal. Sepontan saya mengambil batu dan melemparkannya ke orang tersebut. Eh... orang itu tidak pergi tapi justru malah ganti melempar kami dengan batu yang lebih besar dan bahkan mengejar kami. Kami pun tunggang langgang melarikan diri. Setelah saya lihat orang itu tidak mengejar lagi, maka kami sepakat mendatanginya untuk melempari batu lagi.
Saat kami berlari kecil sambil membawa batu, ada seorang bapak yang berjalan agak pincang memanggil saya, “ Heiii, le, cah... berhenti dulu, kalian bawa batu mau buat apa?” Dengan agak berteriak saya menjawab, ”Buat melempar orang gila, pak Dhe!” Bapak itu berkata, ”Kalau kamu saya lempar batu, sakit tidak?” ”Sakit, Pak,” jawab saya. Bapak itu berkata lagi, ”Yang kamu lempar itu orang apa hewan?” ”Orang, Pak,” saya menyahut. Kemudian bapak itu melanjutkan, ”Kalau dia orang berarti sakit seperti yang kamu rasakan, boleh gak dilempari?” Belum sempat saya jawab, bapak itu berkata lagi, ”Kamu orang Nasrani, kan?” “Saya Kristen, Pak.” Jawab saya. Bapak itu mulai mengingatkan saya, “Isa, Yesusmu mengajarkan kasihilah sesamamu manusia, kan? Apa kamu mau jadi seperti orang gila itu. Ayo, buang batunya dan belajarlah seperti Nabi Isa, Yesus guru yang mengajarimu mengasihi itu!” Maka sayapun urung melempari orang gila itu.
Mulai saat itu saya mulai paham teladan seorang Guru Agung yang harus dicontoh oleh para pengikut-Nya. Ketika mengaku Kristen berarti harus meneladani Kristus dalam hidupnya sebagai SOKO GURU. Pribahasa mengatakan “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. Artinya, seorang murid akan meneladani sang guru. Kita mempunyai guru yang luar biasa, yaitu Yesus Kristus. Maka hendaklah hidup kita meneladani hidup Yesus, Guru Agung kita [1 Yohanes 2:6]. Bila kita membaca dan belajar kebenaran firman Tuhan dengan serius setiap hari, maka kita akan menemukan sebuah kebenaran bahwa gaya hidup Tuhan Yesus itu bertolak belakang dengan gaya hidup dunia atau gaya hidup manusia pada umumnya.
Jadi kalau gaya hidup kita sebagai orang percaya belum mencapai standar gaya hidup seperti Tuhan Yesus atau kalau hidup kita masih sama dengan gaya hidup orang dunia pada umumnya, maka sesungguhnya kita belum mencapai standar hidup kekristenan yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Dan itu menunjukan bahwa kita belum menjadi seorang pengikut Kristus yang sejati. Oleh sebab itu hiduplah sesuai teladan Kristus, maka hidup kita akan menjadi berkat bagi sekitar kita.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|