|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu [Yesaya 30:15b] |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Harapan, Penantian, Dan Sukacita Perjuangan |
|
Harapan, Penantian, Dan Sukacita Perjuangan |
|
Kamis, 02 Januari 2020 |
|
|
|
|
|
Harapan, Penantian, Dan Sukacita Perjuangan |
|
Yeremia 29:1-14 |
|
|
|
|
|
|
Sama seperti awal tahun lalu, awal tahun ini hanya sedikit orang menyambut dengan kegairahan. Kelesuan ekonomi dunia, pergumulan gereja dan kebutuhan keluarga mesti dicukupi, cukup menyita sisi ruang pikiran orang-orang yang berpenghasilan pas-pasan. Sambey yang berasal dari keluarga sederhana turut merasakan sepinya kegairahan tahun baru ini. Meski awal tahun 2020 tetap disambut meriah oleh masyarakat dan jemaat. Kembang api berseliweran memecah kegelapan malam kota Semarang. Trompet dibunyikan dengan nyaring. Doa syukur dan pengharapan dipanjatkan dengan penuh semangat di gereja-gereja. Namun, keceriaan itu hanya sesaat. Sebagai tradisi perayaan semata. Pagi harinya, Sambey kembali harus berpikir dan bergelut menata masa depannya. Ia baru saja lulus sarjana. Dan awal tahun ini adalah langkah pertamanya untuk menapaki dunia kerja yang tak kunjung didapatnya. Sama dengan Sambey, Benay baru lulus sarjana pula. Bedanya Benay telah bekerja sebagai asisten juru masak yang telah ditekuninya beberapa bulan sebelum wisuda. Namun Benay tak luput juga dari pergumulan. Pikirannya tersita dengan status jomblo tak kunjung hengkang dari hidupnya. Benay merasa ragu apakah tahun ini ia akan mendapatkan tambatan hati.
Jemaat yang terkasih. Pergumulan Sambey dan Benay di atas adalah ...selengkapnya » |
Sama seperti awal tahun lalu, awal tahun ini hanya sedikit orang menyambut dengan kegairahan. Kelesuan ekonomi dunia, pergumulan gereja dan kebutuhan keluarga mesti dicukupi, cukup menyita sisi ruang pikiran orang-orang yang berpenghasilan pas-pasan. Sambey yang berasal dari keluarga sederhana turut merasakan sepinya kegairahan tahun baru ini. Meski awal tahun 2020 tetap disambut meriah oleh masyarakat dan jemaat. Kembang api berseliweran memecah kegelapan malam kota Semarang. Trompet dibunyikan dengan nyaring. Doa syukur dan pengharapan dipanjatkan dengan penuh semangat di gereja-gereja. Namun, keceriaan itu hanya sesaat. Sebagai tradisi perayaan semata. Pagi harinya, Sambey kembali harus berpikir dan bergelut menata masa depannya. Ia baru saja lulus sarjana. Dan awal tahun ini adalah langkah pertamanya untuk menapaki dunia kerja yang tak kunjung didapatnya. Sama dengan Sambey, Benay baru lulus sarjana pula. Bedanya Benay telah bekerja sebagai asisten juru masak yang telah ditekuninya beberapa bulan sebelum wisuda. Namun Benay tak luput juga dari pergumulan. Pikirannya tersita dengan status jomblo tak kunjung hengkang dari hidupnya. Benay merasa ragu apakah tahun ini ia akan mendapatkan tambatan hati.
Jemaat yang terkasih. Pergumulan Sambey dan Benay di atas adalah gambaran pergumulan yang ada dalam setiap diri manusia. Pergumulan tidak dapat dihapuskan dengan pijar kembang api dan bunyi terompet tahun baru. Pergumulan itu harus diterima sebagai bagian hidup. Sama seperti orang Yahudi terbuang di Babel. Mereka diminta oleh Nabi Yeremia untuk menerima pergumulan itu. Namun bukan menerima secara pasif—pasrah—tetapi menerima pergumulan itu dengan iman. Bahwa kelak, sesuai dengan janji Tuhan, mereka akan dibebaskan dari pergumulan itu. Menerima pergumulan dengan iman, berarti tidak tinggal diam dalam tetes air mata dan penyesalan yang tiada putus. Pergumulan hidup mesti disikapi dengan tetap melakukan apa yang bisa dilakukan. Di Babel, orang Yehuda diminta untuk tetap menjalankan kehidupan sehari-hari. Mereka diminta untuk mendirikan rumah, menikah dan mempunyai keturunan, bahkan mereka diperintahkan untuk turut mengusahakan kesejahteraan kota/masyarakat Babel. Sambil menunggu penggenapan janji Tuhan kepada mereka. Dengan demikian, orang Yehuda tidak kehilangan harapan, sabar dalam penantian dan terus berjuang dalam pergumulan yang mereka alami.
Jemaat yang dikasihi Tuhan. Jika ada di antara kita yang menapaki tahun baru ini dengan pergumulan-pergumulan hidup yang belum usai. Janganlah takut dan menjadi lemah. Marilah tetap beriman dalam menjalani tahun 2020 ini. Dengan demikian pengharapan kita terpelihara dan kita diberi anugerah kesabaran dalam penantian janji Tuhan. Jadi tetaplah bersukacita dalam perjuangan hidup ini. Terpujilah Tuhan!
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|