Home » Renungan » Hati-Hati Dalam Menentukan Pilihan
Hati-Hati Dalam Menentukan Pilihan
Selasa, 24 September 2019
Hati-Hati Dalam Menentukan Pilihan
Kejadian 13:1-18
Ada yang aneh dengan Mbah Wanidy. Ia jarang terlihat hadir beribadah di gereja. Warungnya pun sering tutup. Sayup-sayup terdengar kabar akhir-akhir ini Mbah Wanidy sering ke luar kota selama berhari-hari. “Ada apa ya dengan Mbah Wanidy?” pikir Sambey dan Benay. Pada suatu hari secara kebutulan Sambey dan Benay bertemu dengan Mbah Wanidy di warung soto pinggir Java Mall. “Mbah, bagaimana kabarnya? Kok sekarang warungnya tutup terus?” tanya Sambey. Mbah Wanidy menarik nafas panjang. Terbersit kesedihan di raut wajahnya. Perlahan ia mulai angkat bicara, “Modal Mbah untuk buka warung sudah habis.” “Kok bisa begitu Mbah? Memangnya ada apa? Apakah karena banyak yang hutang seperti saya?” tanya Benay penasaran. Mbah Wanidy menggelengkan kepala. “Bukan karena hutang Nak Ben. Tapi sebenarnya Mbah sudah jenuh karena warung Mbah ya begitu-begitu saja.” “Lho setahu saya bukankah ada jemaat yang peduli dan memberikan tips bagaimana mengelola keuangan dan mengembangkan usaha warung milik Mbah Wan?” tanya Sambey. “Ya itulah salah Mbah. Mbah terlalu sombong untuk mendengarkan nasehat orang baik. Mbah malah lebih memilih untuk ikut main togel[judi/undian nomor] yang menutup pemandangan Mbah terlihat menjanjikan keuntungan besar. Namun kenyataannya modal dan uang tabungan Mbah kian menipis bahkan ludes.” Mbah Wanidy memejamkan mata menahan isak tangis dan ...selengkapnya »
Ada yang aneh dengan Mbah Wanidy. Ia jarang terlihat hadir beribadah di gereja. Warungnya pun sering tutup. Sayup-sayup terdengar kabar akhir-akhir ini Mbah Wanidy sering ke luar kota selama berhari-hari. “Ada apa ya dengan Mbah Wanidy?” pikir Sambey dan Benay. Pada suatu hari secara kebutulan Sambey dan Benay bertemu dengan Mbah Wanidy di warung soto pinggir Java Mall. “Mbah, bagaimana kabarnya? Kok sekarang warungnya tutup terus?” tanya Sambey. Mbah Wanidy menarik nafas panjang. Terbersit kesedihan di raut wajahnya. Perlahan ia mulai angkat bicara, “Modal Mbah untuk buka warung sudah habis.” “Kok bisa begitu Mbah? Memangnya ada apa? Apakah karena banyak yang hutang seperti saya?” tanya Benay penasaran. Mbah Wanidy menggelengkan kepala. “Bukan karena hutang Nak Ben. Tapi sebenarnya Mbah sudah jenuh karena warung Mbah ya begitu-begitu saja.” “Lho setahu saya bukankah ada jemaat yang peduli dan memberikan tips bagaimana mengelola keuangan dan mengembangkan usaha warung milik Mbah Wan?” tanya Sambey. “Ya itulah salah Mbah. Mbah terlalu sombong untuk mendengarkan nasehat orang baik. Mbah malah lebih memilih untuk ikut main togel[judi/undian nomor] yang menutup pemandangan Mbah terlihat menjanjikan keuntungan besar. Namun kenyataannya modal dan uang tabungan Mbah kian menipis bahkan ludes.” Mbah Wanidy memejamkan mata menahan isak tangis dan tak sanggup lagi untuk melanjutkan perkataannya. Sambey dan Benay turut bersedih. Dielusnya punggung Mbah Wanidy untuk meringankan beban emosinya.
Jemaat yang terkasih. Kisah perpisahan Abram dan Lot adalah kisah tentang menentukan pilihan sama seperti cerita ilustrasi di atas. Abram yang rendah hati mempersilahkan keponakannya untuk menentukan pilihan terlebih dahulu. Lot pun tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Dilayangkannya pandangan dan dilihatnya lembah Yordan sebagai tempat yang begitu indah dan menjanjikan kemakmuran [ay.10]. Hatinya sedemikian terpikat oleh tempat itu dan tidak lagi mempertimbangkan potensi bahaya kejahatan dan dosa di sekitarnya [ay. 12-13]. Akibatnya, Lot jatuh dalam berbagai masalah karena pilihannya itu [baca Kejadian 14 & 19]. Lain halnya dengan Abram. Ia tidak menentukan pilihannya menurut cara pandangnya sendiri. Melainkan mengikuti pilihan Allah, yaitu tanah Kanaan. Meskipun tanah Kanaan tampaknya tidak seindah lembah Yordan. Namun Abram percaya, pilihan Allah adalah yang terbaik baginya dan bagi keturunannya kelak.
Jemaat yang dikasihi Tuhan. Hidup ini penuh dengan pilihan. Memilih pasangan hidup kita? Bisnis atau pekerjaan? Makanan sehat atau berisiko tinggi? Dan semacamnya. Seringkali kita menentukan pilihan berdasarkan apa yang menyenangkan di pemandangan kita. Hal ini tidaklah selalu salah. Namun sebagai murid Kristus kita perlu belajar untuk mencari dan memperhatikan kehendak Allah sebelum menentukan pilihan. Dan putuskanlah untuk selalu mau memilih sesuai dengan kehendak-Nya. Terpujilah Tuhan!