|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Natal adalah masalah hati bukan sekedar gebyarnya dekorasi. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Hati Para Gembala |
|
Hati Para Gembala |
|
Kamis, 07 Desember 2017 |
|
|
|
|
|
Hati Para Gembala |
|
Lukas 2:8-20 |
|
|
|
|
|
|
Perayaan Natal semakin dekat. Persiapan apa saja yang kita lakukan untuk menyambut dan merayakan hari istimewa di akhir tahun ini? Bukan penampilan luar yang Tuhan lihat, melainkan hati. Hati memang tak tampak dari luar, tak tampak oleh mata tapi memberi dampak yang luar biasa. Bagaimana keberadaan hati para gembala saat memperoleh kunjungan seorang malaikat dan saat mendengar berita tentang kelahiran Sang Juruselamat?
Pertama, hati yang takut. Ini sesuatu yang wajar dan alami. Ketakutan bisa datang saat ada lawatan mahluk sorgawi. Namun takut itu tidak bertahan lama. Hati para gembala kemudian berubah menjadi sukacita.
Kedua, hati yang percaya. Mereka mendengar pesan malaikat tapi mereka tidak mempertanyakannya. Ini menunjukkan percaya yang tulus. Kadangkala kita perlu bersikap kritis tapi dalam konteks yang benar. Firman Tuhan tidak perlu dikritisi karena benar adanya, yang perlu dilakukan adalah mempercayainya.
Ketiga, hati yang rindu. Mereka cepat-cepat berang...selengkapnya » |
Perayaan Natal semakin dekat. Persiapan apa saja yang kita lakukan untuk menyambut dan merayakan hari istimewa di akhir tahun ini? Bukan penampilan luar yang Tuhan lihat, melainkan hati. Hati memang tak tampak dari luar, tak tampak oleh mata tapi memberi dampak yang luar biasa. Bagaimana keberadaan hati para gembala saat memperoleh kunjungan seorang malaikat dan saat mendengar berita tentang kelahiran Sang Juruselamat?
Pertama, hati yang takut. Ini sesuatu yang wajar dan alami. Ketakutan bisa datang saat ada lawatan mahluk sorgawi. Namun takut itu tidak bertahan lama. Hati para gembala kemudian berubah menjadi sukacita.
Kedua, hati yang percaya. Mereka mendengar pesan malaikat tapi mereka tidak mempertanyakannya. Ini menunjukkan percaya yang tulus. Kadangkala kita perlu bersikap kritis tapi dalam konteks yang benar. Firman Tuhan tidak perlu dikritisi karena benar adanya, yang perlu dilakukan adalah mempercayainya.
Ketiga, hati yang rindu. Mereka cepat-cepat berangkat ke Betlehem menjumpai bayi Yesus yang terbaring di palungan. Tindakan yang segera ini menunjukkan hati yang memiliki kerinduan untuk melihat dan mengalami penggenapan janji Allah.
Keempat, hati yang bersyukur. Saat mereka kembali, mereka memuji dan memuliakan Allah. Sebagai orang-orang yang sederhana, mereka memperoleh anugerah yang luar biasa dari Allah, yaitu menjadi orang-orang pertama yang datang menjumpai bayi Yesus Kristus, Sang Juru Selamat dunia.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|