|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Orang yang memahami kebenaran firman tidak akan mudah terombang ambingkan oleh apapun juga. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Hidup Yang Teguh |
|
Hidup Yang Teguh |
|
Senin, 18 Desember 2017 |
|
|
|
|
|
Hidup Yang Teguh |
|
Yakobus 1:8 |
|
|
|
|
|
|
Dalam sebuah perjalanan, seorang ayah dengan putranya melihat sebatang pohon kayu nan tinggi. Mereka tertarik untuk memperhatikan pohon tersebut. Keduanya pun berhenti di bawah rindangnya pohon tersebut. “Anakku,” ucap sang ayah tiba-tiba. Anak usia belasan tahun ini pun menatap lekat ayahnya. Dengan sapaan seperti itu, sang anak paham kalau ayahnya akan mengucapkan sesuatu yang serius. “Adakah pelajaran yang bisa kau sampaikan dari sebuah pohon?” lanjut sang ayah sambil tangan kanannya meraih batang pohon di dekatnya. “Menurutku, pohon bisa jadi tempat berteduh yang nyaman, penyimpan air yang bersih dari kotoran, dan penyeimbang kesejukan udara,” jawab sang anak sambil matanya menanti sebuah kepastian.
“Bagus,” jawab spontan sang ayah. “Tapi ada hal lain yang menarik untuk kita simak dari sebuah pohon,” tambah sang ayah sambil tiba-tiba wajahnya mendongak ke ujung dahan yang paling atas. “Perhatikan ujung pepohonan yang kamu lihat. Semuanya tegak lurus ke arah yang sama. Walaupun ia berada di tanah yang miring, pohon akan memaksa dirinya untuk tetap lurus menatap cahaya,” jelas sang ayah. “...selengkapnya » |
Dalam sebuah perjalanan, seorang ayah dengan putranya melihat sebatang pohon kayu nan tinggi. Mereka tertarik untuk memperhatikan pohon tersebut. Keduanya pun berhenti di bawah rindangnya pohon tersebut. “Anakku,” ucap sang ayah tiba-tiba. Anak usia belasan tahun ini pun menatap lekat ayahnya. Dengan sapaan seperti itu, sang anak paham kalau ayahnya akan mengucapkan sesuatu yang serius. “Adakah pelajaran yang bisa kau sampaikan dari sebuah pohon?” lanjut sang ayah sambil tangan kanannya meraih batang pohon di dekatnya. “Menurutku, pohon bisa jadi tempat berteduh yang nyaman, penyimpan air yang bersih dari kotoran, dan penyeimbang kesejukan udara,” jawab sang anak sambil matanya menanti sebuah kepastian.
“Bagus,” jawab spontan sang ayah. “Tapi ada hal lain yang menarik untuk kita simak dari sebuah pohon,” tambah sang ayah sambil tiba-tiba wajahnya mendongak ke ujung dahan yang paling atas. “Perhatikan ujung pepohonan yang kamu lihat. Semuanya tegak lurus ke arah yang sama. Walaupun ia berada di tanah yang miring, pohon akan memaksa dirinya untuk tetap lurus menatap cahaya,” jelas sang ayah. “Anakku,” ucap sang ayah sambil tiba-tiba tangan kanannya meraih punggung putranya. “Jadikan dirimu seperti pohon. Walau keadaan ap pun, tetap lurus mengikuti cahaya kebenaran,” ungkap sang ayah begitu berkesan.
Kebenaran dalam diri kita sebagai umat Tuhan janganlah mudah goyah atau mengikuti keadaan. Namun selalu melihat Tuhan dan kebenarannya itu yang membuat kita hidup benar.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|