|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
“Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.”
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Ho Lopis Kuntul Baris |
|
Ho Lopis Kuntul Baris |
|
Jumat, 23 September 2016 | Tema: Jemaat Yang Tersusun Rapi |
|
|
|
|
|
Ho Lopis Kuntul Baris |
|
Efesus 2:21-22; 4:16 |
|
|
|
|
|
|
“Selamat Mbah, sudah terpilih menjadi ketua Asosiasi Pedagang Kucingan [APEK]”, ucap Sambey dan Benay serempak kepada Mbah Wanidy yang baru saja pulang dari Kongres APEK ke-21. Kongres lima tahunan itu telah membuahkan hasil dengan terpilihnya Mbah Wanidy sebagai ketua umum periode 2016 – 2021. Sebelum kongres memang terdengar sayup-sayup nama Mbah Wanidy disebut-sebut sebagai salah satu calon kuat kandidat ketua APEK. Kini pada pundak Mbah Wanidy, APEK yang sedang mengalami krisis kepemimpinan, diharapkan ada kemajuan berarti. Maklum, organisasi ini selama beberapa tahun belakangan mandeg. Terjebak pada rutinitas program yang itu-itu saja tanpa ada terobosan yang mampu dilakukan.
“Mbah Wan, apakah kami boleh tahu apa program unggulan Mbah?” tanya Benay. Mbah Wanidy diam beberapa saat lalu tertawa ringan sebelum menjawab. “Ya, belum ada program unggulan”, jawab Mbah Wanidy santai, “Mbah perlu melakukan kajian mendalam dulu.” Sambey dan Benay menatap Mbah Wanidy seraya menanti penjelasan lebih lanjut. Penantian itu pun akhirnya terpenuhi setelah beberapa detik berlalu. “Menurut Mbah, perlu kerjasama semua pihak untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh tiap anggota untuk memajukan organisasi ini. Tidak tepat jika harapan akan perubahan dan ...selengkapnya » |
“Selamat Mbah, sudah terpilih menjadi ketua Asosiasi Pedagang Kucingan [APEK]”, ucap Sambey dan Benay serempak kepada Mbah Wanidy yang baru saja pulang dari Kongres APEK ke-21. Kongres lima tahunan itu telah membuahkan hasil dengan terpilihnya Mbah Wanidy sebagai ketua umum periode 2016 – 2021. Sebelum kongres memang terdengar sayup-sayup nama Mbah Wanidy disebut-sebut sebagai salah satu calon kuat kandidat ketua APEK. Kini pada pundak Mbah Wanidy, APEK yang sedang mengalami krisis kepemimpinan, diharapkan ada kemajuan berarti. Maklum, organisasi ini selama beberapa tahun belakangan mandeg. Terjebak pada rutinitas program yang itu-itu saja tanpa ada terobosan yang mampu dilakukan.
“Mbah Wan, apakah kami boleh tahu apa program unggulan Mbah?” tanya Benay. Mbah Wanidy diam beberapa saat lalu tertawa ringan sebelum menjawab. “Ya, belum ada program unggulan”, jawab Mbah Wanidy santai, “Mbah perlu melakukan kajian mendalam dulu.” Sambey dan Benay menatap Mbah Wanidy seraya menanti penjelasan lebih lanjut. Penantian itu pun akhirnya terpenuhi setelah beberapa detik berlalu. “Menurut Mbah, perlu kerjasama semua pihak untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh tiap anggota untuk memajukan organisasi ini. Tidak tepat jika harapan akan perubahan dan kemajuan itu hanya dibebankan pada ketua.” Sambey dan Benay mengangguk menyiratkan kesetujuannya. “Saya setuju Mbah, menurut saya organisasi apapun tidak akan maju jika tidak memaksimalkan potensi yang dimiliki tiap anggotanya”, ujar Benay. Mbah Wanidy hanya diam tanpa ekspresi. Raut wajahnya menunjukkan bahwa ia sedang berpikir. “Ya, hanya bagaimana caranya membuat setiap anggota mempuyai kemauan baik? Mau mengarahkan potensi-potensinya untuk tujuan organisasi? Bukan untuk kepentingan pribadi?” kata Mbah Wanidy setengah bertanya, “Bagaimana menciptakan organisasi yang ho lopis kuntul baris, itulah yang Mbah pikirkan!”
Kata-kata belakangan dari Mbah Wanidy mengingatkan Sambey akan pengajaran firman Tuhan. Tuhan menghendaki setiap orang percaya melayani sesuai talenta dan karunia yang diberikan Tuhan. Pelayanan itu dilakukan secara rapi. Satu pelayanan terkait dengan pelayanan-pelayanan lainnya. Sehingga tercipta kondisi saling melayani. Dalam kondisi itulah setiap orang mengalami pertumbuhan rohani bersama. Ho lopis kuntul baris pun tercipta.
Jemaat yang terkasih, Gembala Jemaat, Penatua, Majelis, Rohaniwan memang penting dalam pelayanan gereja. Keteladangan mereka kita harapkan. Pembinaan dan pengarahan mereka dalam pelayanan sesuai dengan kehendak Tuhan kita nantikan. Tetapi tidaklah tepat jika pada pundak mereka saja kita taruh harapan kita akan kemajuan pelayanan. Tuhan pun tidak menghendaki yang demikian itu. Tuhan menghendaki kita mengambil bagian dalam pelayanan dan saling melayani. Dan bersedialah diarahkan dan juga mengarahkan potensi untuk mencapai visi yang Tuhan berikan. Semoga ho lopis kuntul baris tercipta dalam pelayanan kita bersama.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|