|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Iman yang bertanggung jawab akan membuat seseorang menghasilkan buah kehidupan, yaitu hidup makin berkenan kepada Tuhan dan membantu orang lain juga tumbuh berkenan kepada Tuhan [Yohanes 15:5]. |
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Bp. Gunawan Laksmana |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Iman Yang Bertanggung Jawab |
|
Iman Yang Bertanggung Jawab |
|
Rabu, 13 September 2017 |
|
|
|
|
|
Iman Yang Bertanggung Jawab |
|
Ibrani 12:1-6 |
|
|
|
|
|
|
Sering kita mendengar pernyataan tentang anugerah keselamatan yang kurang tepat, umpama: “Yang penting percaya kepada Tuhan Yesus, semuanya akan beres, dan kalau mati masuk surga.” Percaya Yesus tidak cukup sekedar mengakui secara pikiran akan riwayat/sejarah Tuhan Yesus di bumi ini: lahir, mati disalib, bangkit dan naik ke surga. Pemahaman iman seperti ini tidak membuat orang percaya bertumbuh dewasa rohani.
Iman berasal dari kata “pistis” dalam bahasa Yunani [bahasa asli Alkitab Perjanjian Baru] yang berarti penyerahan diri secara total dan penurutan kepada pribadi yang dipercayai. Jadi percaya membawa tanggung jawab untuk masuk proses penyerahan dan penurutan kepada Tuhan Yesus. Dalam ayat bacaan kita diingatkan untuk masuk proses/perlombaan dengan Tuhan Yesus sebagai teladannya.
Kita perlu memahami bahwa satu-satunya agenda Bapa dalam karya keselamatan dalam Tuhan Yesus adalah untuk memberikan kepada manusia [yang sudah jatuh dalam dosa] hak istimewa dan kesempatan untuk menjadi anak Allah [Yohanes 1:12]. Menjadi anak Allah berarti harus sempurna seperti Bapa,’like father like son’ [Matius 5:48]. B...selengkapnya » |
Sering kita mendengar pernyataan tentang anugerah keselamatan yang kurang tepat, umpama: “Yang penting percaya kepada Tuhan Yesus, semuanya akan beres, dan kalau mati masuk surga.” Percaya Yesus tidak cukup sekedar mengakui secara pikiran akan riwayat/sejarah Tuhan Yesus di bumi ini: lahir, mati disalib, bangkit dan naik ke surga. Pemahaman iman seperti ini tidak membuat orang percaya bertumbuh dewasa rohani.
Iman berasal dari kata “pistis” dalam bahasa Yunani [bahasa asli Alkitab Perjanjian Baru] yang berarti penyerahan diri secara total dan penurutan kepada pribadi yang dipercayai. Jadi percaya membawa tanggung jawab untuk masuk proses penyerahan dan penurutan kepada Tuhan Yesus. Dalam ayat bacaan kita diingatkan untuk masuk proses/perlombaan dengan Tuhan Yesus sebagai teladannya.
Kita perlu memahami bahwa satu-satunya agenda Bapa dalam karya keselamatan dalam Tuhan Yesus adalah untuk memberikan kepada manusia [yang sudah jatuh dalam dosa] hak istimewa dan kesempatan untuk menjadi anak Allah [Yohanes 1:12]. Menjadi anak Allah berarti harus sempurna seperti Bapa,’like father like son’ [Matius 5:48]. Bapa sudah menyediakan fasilitas keselamatan berupa penebusan salib, Roh Kudus, kebenaran Injil [yang diajarkan dan diteladankan oleh Tuhan Yesus], dan penggarapan Bapa melalui peristiwa hidup sehari-hari. Kita harus memanfaatkan semua fasilitas tersebut agar mengalami perubahan pola pikir sesuai dengan yang diinginkan oleh Bapa [Roma 12:2; Filipi 2:5].
Kita harus terus melakukan refleksi diri untuk menilai apakah kita sudah bertanggung jawab terhadap anugerah keselamatan dan tidak menyia-nyiakannya [Ibrani 2:1-3]. Untuk itu kita harus terus masuk proses perlombaan iman ini dengan serius dan tekun, tidak menyia-nyiakan waktu dan kesempatan yang masih dikaruniakan oleh Tuhan. Sementara itu terus waspada terhadap tipu daya Iblis yang membawa kita toleran terhadap beban [percintaan dunia] dan dosa [semua yang meleset dari kehendak Tuhan], yang merintangi proses menjadi anak Allah/mengenakan kodrat ilahi yang sedang kita jalani [ayat 1].
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|