|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. [1 Korintus 13:1] |
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Ibu Lydia N. Haryanto |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Kasih |
|
Kasih |
|
Rabu, 23 Agustus 2017 |
|
|
|
Gereja diharapkan bisa memberi dampak yang baik kepada masyarakat sekitar. Jadi kitapun sebagai gereja-Nya tentu juga diharapkan seperti itu agar nama Tuhan tidak dipermalukan melainkan dipermuliakan. Untuk bisa memberi dampak yang baik dan bermanfaat harus dengan ketulusan hati yaitu hati yang penuh kasih bukan dengan keterpaksaan atau pura-pura.
Dari perikop renungan kita hari ini, ada beberapa hal yang bisa kita renungkan, yaitu Kasih adalah sebuah karunia [ayat 1-3], bersifat pribadi/personal. Jadi kasih adalah sesuatu yang tidak bisa dibeli, bukan sekedar basa-basi, tidak juga ikut-ikutan apalagi untuk cari muka. Kasih juga harus dihidupi/dipraktekkan bukan teori tetapi merupakan suatu pengejawantahan [ayat 4-7]. Karena bagaimana orang mengetahui bahwa kasih itu sabar, murah hati, tidak cemburu,tidak sombong, sopan, tidak pemarah, tidak pendendam, memiliki rasa empati, artinya bisa merasakan apa yang dirasakan orang lain bukan sekedar simpati. Juga bisa menjaga rahasia orang lain, tidak jadi “ember“/bocor mulut, saat kita mempraktekkan/menghidupinya dalam keseharian kita.
Dikatakan juga kasih bersifat ke...selengkapnya » |
Gereja diharapkan bisa memberi dampak yang baik kepada masyarakat sekitar. Jadi kitapun sebagai gereja-Nya tentu juga diharapkan seperti itu agar nama Tuhan tidak dipermalukan melainkan dipermuliakan. Untuk bisa memberi dampak yang baik dan bermanfaat harus dengan ketulusan hati yaitu hati yang penuh kasih bukan dengan keterpaksaan atau pura-pura.
Dari perikop renungan kita hari ini, ada beberapa hal yang bisa kita renungkan, yaitu Kasih adalah sebuah karunia [ayat 1-3], bersifat pribadi/personal. Jadi kasih adalah sesuatu yang tidak bisa dibeli, bukan sekedar basa-basi, tidak juga ikut-ikutan apalagi untuk cari muka. Kasih juga harus dihidupi/dipraktekkan bukan teori tetapi merupakan suatu pengejawantahan [ayat 4-7]. Karena bagaimana orang mengetahui bahwa kasih itu sabar, murah hati, tidak cemburu,tidak sombong, sopan, tidak pemarah, tidak pendendam, memiliki rasa empati, artinya bisa merasakan apa yang dirasakan orang lain bukan sekedar simpati. Juga bisa menjaga rahasia orang lain, tidak jadi “ember“/bocor mulut, saat kita mempraktekkan/menghidupinya dalam keseharian kita.
Dikatakan juga kasih bersifat kekal dan sempurna/menetap [ayat 8-10]. Dan yang sangat luar biasa ternyata kasih adalah sesuatu yang paling mendasar/utama dari tiga hal, yaitu iman, pengharapan dan kasih [ayat 13]. Iman dan pengharapan adalah pribadi kita dengan Tuhan, sedangkan kasih terkait dengan keberadaan orang lain yang ada di sekitar kita di mana kita bisa menjadi berkat bagi mereka. Kiranya apa yang disampaikan oleh Rasul Paulus ini menjadi dasar bagi kita melakukan segala sesuatu yang dapat dirasakan dampaknya oleh masyarakat di mana kita berada sehingga nama Tuhan dimuliakan. Amin.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|