|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Tuhan sudah mempercayakan tugas pelayan kepada kita sesuai dengan talenta kita masing-masing. Mari kita kerjakan dengan sungguh-sungguh. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Kawan Sekerja Allah |
|
Kawan Sekerja Allah |
|
Jumat, 16 Maret 2018 |
|
|
|
|
|
Kawan Sekerja Allah |
|
Yesaya 63:1-6; 1 Korintus 3:9a |
|
|
|
|
|
|
Pagi yang murung. Langit tampak gelap tertutup mendung. Menutup wajah matahari yang sebenarnya menyimpan rindu untuk segera menghangatkan bumi. Sebagaimana kondisi cuaca pagi itu, demikian pulalah kondisi hati Sambey. Ia sedang dilanda kemurungan. Tubuh tegapnya berdiri mematung di muka sebuah cermin di kamar tidurnya. Adakah sesuatu yang sedang dipikirkannya? Apakah ada kaitannya dengan Benay yang sedang ia nantikan kedatangannya? Ya, Sambey memang sedang memikirkan Benay. Namun bukan masalah kerinduan, melainkan ingatan pada Benay membuatnya merasa tak berarti. Bagi Sambey dirinya bukanlah apa-apa dibandingkan dengan Benay.Meski kadangkala konyol, namun Benay telah membuktikan keseriusannya imannya. Ia bukanlah pemuda yang cengeng dalam menghadapi masalah. Jika ia berbuat salah, ia berani mengakuinya dan meminta maaf. Bukannya malah “meng-kambing hitam-kan” orang lain. Doa-doanya pada Tuhan dipenuhi penyerahan dan kerinduan untuk dipakai sebagai alat-Nya. Oleh sebab itulah, Benay mempunyai keberanian untuk memenuhi panggilan Tuhan bermisi ke Iraq. Sedangkan bagi Sambey, ia belumlah mempunyai secuil pun keberanian seperti itu. Benay telah berhasil mewujud-nyatakan bahwa ia adalah kawan sekerja Allah. “Bagaimana dengan dir...selengkapnya » |
Pagi yang murung. Langit tampak gelap tertutup mendung. Menutup wajah matahari yang sebenarnya menyimpan rindu untuk segera menghangatkan bumi. Sebagaimana kondisi cuaca pagi itu, demikian pulalah kondisi hati Sambey. Ia sedang dilanda kemurungan. Tubuh tegapnya berdiri mematung di muka sebuah cermin di kamar tidurnya. Adakah sesuatu yang sedang dipikirkannya? Apakah ada kaitannya dengan Benay yang sedang ia nantikan kedatangannya? Ya, Sambey memang sedang memikirkan Benay. Namun bukan masalah kerinduan, melainkan ingatan pada Benay membuatnya merasa tak berarti. Bagi Sambey dirinya bukanlah apa-apa dibandingkan dengan Benay.Meski kadangkala konyol, namun Benay telah membuktikan keseriusannya imannya. Ia bukanlah pemuda yang cengeng dalam menghadapi masalah. Jika ia berbuat salah, ia berani mengakuinya dan meminta maaf. Bukannya malah “meng-kambing hitam-kan” orang lain. Doa-doanya pada Tuhan dipenuhi penyerahan dan kerinduan untuk dipakai sebagai alat-Nya. Oleh sebab itulah, Benay mempunyai keberanian untuk memenuhi panggilan Tuhan bermisi ke Iraq. Sedangkan bagi Sambey, ia belumlah mempunyai secuil pun keberanian seperti itu. Benay telah berhasil mewujud-nyatakan bahwa ia adalah kawan sekerja Allah. “Bagaimana dengan diriku?” tanya Sambey pada dirinya sendiri sambil terus memandangi cermin.
Jemaat yang terkasih. Sama seperti Benay yang telah menjadi kawan sekerja Allah dalam misi yang dipercayakan padanya, demikian juga kita adalah kawan-kawan sekerja Allah. Mungkin kita merasa aneh. Mengapa Allah butuh kawan sekerja? Bukankah Dia Mahakuasa? Perasaan aneh itu kian bertambah tatkala membaca nats dari kitab Nabi Yesaya di atas. Dalam nats itu disebutkan seolah-olah Allah membutuhkan teman untuk melaksanakan kehendak-Nya [ay.3a]; membutuhkan pertolongan [ay.5a]; dan bantuan dari orang lain [ay.5b]. Apakah dengan demikian Allah sudah kehilangan kemahakuasaan-Nya? TIDAK! Allah tetap Mahakuasa! Dan karenanya sangat mampu untuk melakukan segala sesuatu tanpa bantuan dari orang lain. Namun, Allah Yang Mahakuasa itu suka untuk melibatkan umat-Nya sebagai kawan-kawan sekerja-Nya. Dia berkehendak agar dalam setiap rencana-Nya, umat-Nya terlibat aktif bergerak dan bertindak sesuai dengan panggilan dan kemampuan yang dianugerahkan-Nya pada setiap orang. Teladan yang sangat baik dalam hal ini diberikan oleh Rasul Paulus. Ia dengan rendah hati dan percaya diri menyadari bahwa dirinya adalah kawan sekerja Allah dalam pelayanan yang sedang dikerjakannya.
Jemaat yang dikasihi Tuhan. Tidak ada seorangpun dalam jemaat yang merupakan anggota “pupuk bawang” alias merasa tidak bisa berbuat apa-apa. Sebab Tuhan memberi setiap orang kepercayaan. Dia ingin kita bekerja bersama-Nya dalam menyelesaikan rencana dan kehendak-Nya. Oleh sebab itu, marilah kita menyambut kepercayaan Allah ini dengan penuh sukacita dan mulai bergerak bersama Allah dan bersama seluruh jemaat bagi semakin besarnya kemuliaan Tuhan. Selamat menjadi kawan sekerja Allah. Terpujilah Tuhan.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|