|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Berusahalah hidup benar dan adil agar memperoleh hidup damai sejahtera |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Keadilan Dan Damai Sejahtera |
|
Keadilan Dan Damai Sejahtera |
|
Jumat, 27 April 2018 |
|
|
|
|
|
Keadilan Dan Damai Sejahtera |
|
Yesaya 32:9-20; 59:1-21 |
|
|
|
|
|
|
Hari ini tibalah saat yang ditunggu-tunggu. Benay akan segera meninggalkan Iraq untuk kembali ke tanah air. Ada sukacita dirasakannya karena tidak lama lagi ia akan berjumpa dengan paman dan keluarganya, dengan Pdt. Itong, Mbah Wanidy, dan tentu saja Sambey, sahabatnya, yang sudah lama ia rindukan. Namun ada pula kesedihan. Sembari menatap jauh ke arah horizon negeri 1001 malam itu, Benay menangis tersedu. Hatinya hancur melihat negeri-negeri Arabia yang terus dilanda konflik. Kapankah akan tercipta kedamaian dimana orangtua dapat bekerja dengan aman dan membangun keluarga yang bahagia? Bilamanakah anak-anak dapat bersekolah dan bermain dengan ceria tanpa rasa takut lagi? Bilamanakah umat beragama yang berbeda dapat hidup berdampingan tanpa kebencian? Rasanya hampir mustahil harapan-harapan itu dapat terwujud. Mengingat kepentingan-kepentingan ambisius dari berbagai negara yang tidak berorientasi pada keadilan oleh semua dan bagi semua. Padahal keadilan itu bagaikan tanah untuk tumbuh suburnya pohon keadilan. “Aaahh mungkin hanya Tuhan yang mampu membuat negeri-negeri ini berkeadilan dan damai”, gumam Benay sambil mengusap air matanya.
Jemaat yang dikasihi Tuhan. Keadilan adalah terjemahan dari kata tsedaqah dalam bahasa ...selengkapnya » |
Hari ini tibalah saat yang ditunggu-tunggu. Benay akan segera meninggalkan Iraq untuk kembali ke tanah air. Ada sukacita dirasakannya karena tidak lama lagi ia akan berjumpa dengan paman dan keluarganya, dengan Pdt. Itong, Mbah Wanidy, dan tentu saja Sambey, sahabatnya, yang sudah lama ia rindukan. Namun ada pula kesedihan. Sembari menatap jauh ke arah horizon negeri 1001 malam itu, Benay menangis tersedu. Hatinya hancur melihat negeri-negeri Arabia yang terus dilanda konflik. Kapankah akan tercipta kedamaian dimana orangtua dapat bekerja dengan aman dan membangun keluarga yang bahagia? Bilamanakah anak-anak dapat bersekolah dan bermain dengan ceria tanpa rasa takut lagi? Bilamanakah umat beragama yang berbeda dapat hidup berdampingan tanpa kebencian? Rasanya hampir mustahil harapan-harapan itu dapat terwujud. Mengingat kepentingan-kepentingan ambisius dari berbagai negara yang tidak berorientasi pada keadilan oleh semua dan bagi semua. Padahal keadilan itu bagaikan tanah untuk tumbuh suburnya pohon keadilan. “Aaahh mungkin hanya Tuhan yang mampu membuat negeri-negeri ini berkeadilan dan damai”, gumam Benay sambil mengusap air matanya.
Jemaat yang dikasihi Tuhan. Keadilan adalah terjemahan dari kata tsedaqah dalam bahasa Ibrani. Kata tsedaqah juga bisa diterjemahkan sebagai kebenaran. Dan keadilan/kebenaran adalah kata yang penting dalam Alkitab kita. Sebab keadilan/kebenaran adalah dasar dari terciptanya kondisi damai sejahtera [32:17]. Dengan kata lain, damai sejahtera tanpa didahului oleh adanya keadilan/kebenaran adalah damai sejahtera yang palsu [32:9-14]. Sebagaimana tampak dari kondisi umat Yehuda yang mendambakan kedamaian tetapi tak kunjung mereka alami. Mengapa itu terjadi? Sebab mereka berlaku tidak adil dan tidak benar di hadapan Tuhan dan sesamanya. Tangan mereka berbuat jahat, mulut mereka berdusta, lidah mereka melakukan kecurangan dan fitnah, berbuat tidak adil pada orang lain, bertindak lalim dan kejam [59:2-7]. Akibatnya kedamaian menjauh dari mereka dan tangan Tuhan tak kunjung menolong mereka.
Jemaat yang terkasih. Kita tentu mendambakan damai sejahtera tercipta dalam keluarga, pekerjaan, pelayanan dan negara kita. Oleh sebab itu marilah kita berupaya berbuat adil dan benar sesuai dengan kehendak Tuhan. Baik dalam relasi kita dengan Tuhan maupun dengan sesama yang adalah anggota keluarga kita, rekan-rekan sepekerjaan, sepelayanan dan saudara sebangsa setanah air kita. Dan apabila kita melihat atau menjadi korban ketidakadilan yang dilakukan orang lain, tegurlah ia namun janganlah sampai membalas dengan berlaku tidak adil kepadanya. Semoga dengan berbuat demikian kita dapat mengalami dan merasakan damai sejahtera yang sejati yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Selamat berbuat adil dan benar. Terpujilah Tuhan!
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|