|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Ingatlah pertolongan kita hanya pada Allah yang hidup
|
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Bp. Joko Puji Widodo |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Ketika Masalah Datang Bertubi-tubi |
|
Ketika Masalah Datang Bertubi-tubi |
|
Senin, 09 Desember 2019 |
|
|
|
|
|
Ketika Masalah Datang Bertubi-tubi |
|
Mazmur 121:2 |
|
|
|
|
|
|
Lebih kurang tiga bulan lalu bioskop di Semarang memutar film bertema struggle of life [perjuangan untuk hidup] yakni film berjudul 47 Meters Down: Uncaged. Sinopsis film tersebut adalah sebagai berikut.
Dua orang turis wanita muda sangat senang dan menikmati wisata underwater di perairan dangkal di laut Andaman wilayah negara Myanmar. Seorang warga setempat menawarkan wisata lebih menantang, lebih seru, yakni memasuki area laut lebih dalam dan bisa melihat banyak ikan hiu berenang di lautan dalam, tentu dengan konsekwensi harus bayar lebih mahal. Akhirnya disepakatilah tawaran itu. Untuk melihat ikan tersebut kedua wanita ini harus memakai baju untuk menyelam disertai tabung oksigen, tentunya kedua wanita ini harus berada dalam krangkeng terbuat dari jeruji besi. Untuk menurunkan kerangkeng ini harus dibantu mesin katrol yang menjadi bagian dari kapal tersebut. Kerangkeng terikat kawat besi itu diturunkan kelautan. Kedua wanita ini memang bisa melihat bagaimana ikan hiu besar dan ganas mengitari kerangkeng. Setelah usai melihat, katrol menariknya ke atas permukaan laut. Saat kerangkeng digeser ke arah lantai kapal, ...selengkapnya » |
Lebih kurang tiga bulan lalu bioskop di Semarang memutar film bertema struggle of life [perjuangan untuk hidup] yakni film berjudul 47 Meters Down: Uncaged. Sinopsis film tersebut adalah sebagai berikut.
Dua orang turis wanita muda sangat senang dan menikmati wisata underwater di perairan dangkal di laut Andaman wilayah negara Myanmar. Seorang warga setempat menawarkan wisata lebih menantang, lebih seru, yakni memasuki area laut lebih dalam dan bisa melihat banyak ikan hiu berenang di lautan dalam, tentu dengan konsekwensi harus bayar lebih mahal. Akhirnya disepakatilah tawaran itu. Untuk melihat ikan tersebut kedua wanita ini harus memakai baju untuk menyelam disertai tabung oksigen, tentunya kedua wanita ini harus berada dalam krangkeng terbuat dari jeruji besi. Untuk menurunkan kerangkeng ini harus dibantu mesin katrol yang menjadi bagian dari kapal tersebut. Kerangkeng terikat kawat besi itu diturunkan kelautan. Kedua wanita ini memang bisa melihat bagaimana ikan hiu besar dan ganas mengitari kerangkeng. Setelah usai melihat, katrol menariknya ke atas permukaan laut. Saat kerangkeng digeser ke arah lantai kapal, tiba-tiba alat katrol terbuat dari besi itu patah. Kerangkeng terjebur kembali di laut. Lebih parahnya lagi, kerangkeng yang sudah sampai di dasar laut ketimpa alat katrol yang terbuat dari besi.
Nah, di sinilah terjadi perjuangan untuk hidup, walau tidak mudah. Pertama: Dua wanita ini harus bisa keluar dari kerangkeng yang tertimpa besi katrol berat. Kedua: Tabung oksigen yang dibawa makin berkurang semakin habis, Ketiga: kalaupun berhasil lolos keluar dari kerangkeng maka ikan-ikan hiu sudah siap memangsanya. Ibarat satu masalah belum selesai, sudah diperhadapkan masalah lain.
Makna yang dapat kita ambil dari cerita ini adalah bahwa hidup itu tidak bisa terlepas dari adanya masalah. Masalah satu belum selesai sudah muncul masalah lain. Sementara keluar dari masalah bukanlah perkara yang gampang. Kehidupan iman rohani kita diperhadapkan pada dua pilihan, tetap berjuang atau menyerah [ mati secara rohani].
Saat ini mungkin kita juga diperhadapkan dengan situasi sama. Tidak mengenakkan memang. Tetapi Tuhan pasti punya rencana dalam hidup kita, yakni agar kehidupan kita menjadi semakin kokoh dan kuat di dalam Tuhan. Kita mesti beriman bahwa jalan keluar itu pasti ada. Berdoalah senantiasa meminta pertolongan pada Tuhan. Tidak ada perkara yang mustahil. Tuhan mampu mencabut semua permasalahan itu. Segala sesuatu akan indah pada waktuNya. Ingatlah akan Daud, ketika berbagai permasalahan menimpanya, dia berseru: “Pertolonganku ialah Tuhan yang menjadikan langit dan bumi.” [ Mazmur 121:2 ]. Tuhan senantiasa memberkati kita semua. Amin.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|