|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Kita adalah saluran dari perlindungan, pertolongan, dan pemeliharaan Allah kepada orang-orang yang lemah, miskin dan menderita. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Kita Adalah Saluran..... |
|
Kita Adalah Saluran..... |
|
Rabu, 17 April 2019 |
|
|
|
|
|
Kita Adalah Saluran..... |
|
Matius 25:40 |
|
|
|
|
|
|
Hukum Taurat memerintahkan kepada umat Isreal untuk melindungi orang miskin dan turut meringankan penderitaan mereka [keluaran 23:6; Imamat 19:9-10; Ulangan 15:7]. Pemazmur menyatakan Allah sebagai tempat perlindungan, pertolongan, dan pemelihara orang-orang yang lemah, miskin dan tertindas. “….. sebab Engkaulah yang melihat kesusahan dan sakit hati, supaya Engkau mengambilnya ke dalam tangan-Mu sendiri. KepadaMulah orang lemah menyerahkan diri; untuk anak yatim Engkau menjadi penolong” [Mazmur 10:14].
Tuhan Yesus juga telah menjadi teladan yang sempurna bagaimana menjadi saluran belas kasih dan rahmat Allah. Tuhan Yesus tidak menjauhi orang-orang miskin, tetapi bersahabat dan memperhatikan mereka. Sebagian besar pelayanan Tuhan Yesus adalah untuk orang miskin dan kurang beruntung, seperti mereka yang tertindas, orang sakit, orang kusta, dan para janda. Tuhan Yesus memperlihatkan bahwa Ia memahami benar kesulitan orang miskin dan sangat peka akan kebutuhan mereka. Ia juga mengajar kepada para murid-Nya untuk membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Dalam tugas penginjilannya, Paulus dan Barnabas teta...selengkapnya » |
Hukum Taurat memerintahkan kepada umat Isreal untuk melindungi orang miskin dan turut meringankan penderitaan mereka [keluaran 23:6; Imamat 19:9-10; Ulangan 15:7]. Pemazmur menyatakan Allah sebagai tempat perlindungan, pertolongan, dan pemelihara orang-orang yang lemah, miskin dan tertindas. “….. sebab Engkaulah yang melihat kesusahan dan sakit hati, supaya Engkau mengambilnya ke dalam tangan-Mu sendiri. KepadaMulah orang lemah menyerahkan diri; untuk anak yatim Engkau menjadi penolong” [Mazmur 10:14].
Tuhan Yesus juga telah menjadi teladan yang sempurna bagaimana menjadi saluran belas kasih dan rahmat Allah. Tuhan Yesus tidak menjauhi orang-orang miskin, tetapi bersahabat dan memperhatikan mereka. Sebagian besar pelayanan Tuhan Yesus adalah untuk orang miskin dan kurang beruntung, seperti mereka yang tertindas, orang sakit, orang kusta, dan para janda. Tuhan Yesus memperlihatkan bahwa Ia memahami benar kesulitan orang miskin dan sangat peka akan kebutuhan mereka. Ia juga mengajar kepada para murid-Nya untuk membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Dalam tugas penginjilannya, Paulus dan Barnabas tetap mengingat orang-orang miskin [Galatia 2:10].
Mengingat orang miskin bukan sekedar mengenang mereka dalam doa, tetapi juga benar-benar membantu apa yang mereka butuhkan. Bantuan kepada orang-orang dalam kesukaran haruslah nyata. Mendoakan mereka itu wajib dan penting, tetapi doa harus diwujudkan dalam tindakan nyata sehingga doa kita menjadi sempurna. Banyak orang sering terjebak dengan memilih mendoakan saja mereka karena mendoakan mereka itu tindakan yang mudah dan gratis, sedangkan berdoa dan memberikan sesuatu itu berarti mengurangi miliknya. Bantuan kepada mereka juga bukan sekedar uang. Ketika kita tidak bisa membantu mereka dalam bentuk uang, kita dapat mendengarkan keluhan atau cerita mereka dengan sabar dan memperlakukan mereka dengan hormat. Kita memperlakukan mereka dengan hormat dengan cara mau menyapa mereka sebagai sahabat dan tidak memandang nista. Ketika kita tidak dapat memberikan pekerjaan kepada mereka yang terkena PHK, kita bisa mencarikan informasi tentang lowongan pekerjaan. Perhatian kita kepada mereka mungkin tidak berpengaruh besar, tapi itu bisa memberi kelegaan dan sukacita besar bagi mereka yang tengah terdesak.
Mother Theresia pernah berkata, “Jika kita ingin melihat Yesus, lihatlah di wajah orang-orang yang miskin dan hina.” Pernyataan tersebut didasarkan pada perkataan Yesus, “Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” Ya, Tuhan Yesus mengindentifikasikan diri-Nya dengan orang yang sakit, orang yang lapar, dahaga, tunawisma, dan telanjang. Setiap saat kita dapat melihat wajah Yesus asal saja kita mau membuka mata melihat orang-orang yang menderita, yang hina dan yang miskin di sekeliling kita dan bersedia mengulurkan tangan menolong dan meringankan beban hidup mereka.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|