|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. [ Markus 10 : 45 ] |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Melayani Dengan Rendah Hati |
|
Melayani Dengan Rendah Hati |
|
Kamis, 21 November 2019 |
|
|
|
|
|
Melayani Dengan Rendah Hati |
|
Kisah Para Rasul 20:19-20 |
|
|
|
|
|
|
Mother Teresa seorang keturunan Albania, meninggalkan negara dan keluarganya untuk melayani orang-orang yang miskin, terlantar, terpinggirkan di India tepatnya di kota Kalkuta. Selama 47 tahun dia melayani dengan rendah hati, peduli pada penderitaan manusia meskipun harus mengorbankan segalanya. Penderita lepra, TBC, HIV/AIDS diberi pertolongan tanpa memandang suku bangsa dan agama. Di usia lanjut dan kesehatan yang menurun, dia tetap memikirkan dan mengusahakan melayani orang lain. Kadang dia harus mencucurkan air mata karena adanya kritik dan celaan dari orang-orang yang tidak suka dengan apa yang dilakukannya. Dia tetap melayani walaupun menderita karena masih banyak orang yang membutuhkan sentuhan kasih karunia.
Rasul Paulus dalam pelayannya banyak mengalami aniaya dan penderitaan. Sering kali percobaan/ancaman pembunuhan dari orang Yahudi menimpa dirinya. Berbagai macam masalah yang menyebabkan cucuran air mata merupakan bagian dari kehidupannya. Hal itu semuanya tidak menyurutkan tekadnya untuk melayani dengan rendah hati. Dia tidak pernah melalaikan berbuat sesuatu yang berguna bagi orang lain terutama menya...selengkapnya » |
Mother Teresa seorang keturunan Albania, meninggalkan negara dan keluarganya untuk melayani orang-orang yang miskin, terlantar, terpinggirkan di India tepatnya di kota Kalkuta. Selama 47 tahun dia melayani dengan rendah hati, peduli pada penderitaan manusia meskipun harus mengorbankan segalanya. Penderita lepra, TBC, HIV/AIDS diberi pertolongan tanpa memandang suku bangsa dan agama. Di usia lanjut dan kesehatan yang menurun, dia tetap memikirkan dan mengusahakan melayani orang lain. Kadang dia harus mencucurkan air mata karena adanya kritik dan celaan dari orang-orang yang tidak suka dengan apa yang dilakukannya. Dia tetap melayani walaupun menderita karena masih banyak orang yang membutuhkan sentuhan kasih karunia.
Rasul Paulus dalam pelayannya banyak mengalami aniaya dan penderitaan. Sering kali percobaan/ancaman pembunuhan dari orang Yahudi menimpa dirinya. Berbagai macam masalah yang menyebabkan cucuran air mata merupakan bagian dari kehidupannya. Hal itu semuanya tidak menyurutkan tekadnya untuk melayani dengan rendah hati. Dia tidak pernah melalaikan berbuat sesuatu yang berguna bagi orang lain terutama menyampaikan kabar baik dalam segala keadaan.
Setiap anak Tuhan pasti melakukan pelayanan. Melayani suami, istri, anak-anak, orang tua, orang yang tinggal di satu lingkungan, di toko, di kantor, di pasar, di gereja dan di mana saja. Apakah pelayanan yang kita lakukan hanya biasa-biasa saja atau dengan rendah hati agar berdampak bagi setiap orang yang dilayani ? Melayani dengan rendah hati tidak tergantung sikon artinya dalam keadaan sulit, masalah, sakit, menderita tetap bisa melayani. Pelayanan demikian akan berdampak bagi mereka yang kita layani dan jangan lupa dalam setiap pelayanan harus bisa mendatangkan damai sejahtera. Yesus datang ke dunia untuk melayani bukan dilayani. Mari jadikan Yesus teladan dalam setiap pelayanan kita.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|