|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.’
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Melayani Tanpa Pamrih |
|
Melayani Tanpa Pamrih |
|
Minggu, 24 November 2019 |
|
|
|
|
|
Melayani Tanpa Pamrih |
|
Lukas 17:10 |
|
|
|
|
|
|
Melayani tanpa pamrih
Lukas 17:10
Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.’
Ada seorang majikan yang merasa sangat kesal terhadap pembantunya karena tidak mau lagi mengangkat telpon. Ketika majikan itu menegur, pembantunya mengatakan, “Ini pekerjaan yang sia-sia ndoro, semua telpon yang masuk dan saya angkat bukan untuk saya, lalu untuk apa saya mengangkat telpon tersebut?” Wkwkwk.....
Kita bisa tertawa membaca kisah lucu tentang pembantu itu. Tapi bukankah kita juga kadang-kadang melakukan hal yang mirip dengan yang dilakukan pembantu itu? Melayani Tuhan adalah sesuatu yang harus kita lakukan, karena Dia adalah Tuhan yang layak untuk kita layani. Tapi kita tidak mau melayani Tuhan dengan alasan, ’Untuk apa aku melayani Tuhan? Apa faedahnya bagiku? Hanya buang-buang waktu saja, dan seterusn...selengkapnya » |
Melayani tanpa pamrih
Lukas 17:10
Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.’
Ada seorang majikan yang merasa sangat kesal terhadap pembantunya karena tidak mau lagi mengangkat telpon. Ketika majikan itu menegur, pembantunya mengatakan, “Ini pekerjaan yang sia-sia ndoro, semua telpon yang masuk dan saya angkat bukan untuk saya, lalu untuk apa saya mengangkat telpon tersebut?” Wkwkwk.....
Kita bisa tertawa membaca kisah lucu tentang pembantu itu. Tapi bukankah kita juga kadang-kadang melakukan hal yang mirip dengan yang dilakukan pembantu itu? Melayani Tuhan adalah sesuatu yang harus kita lakukan, karena Dia adalah Tuhan yang layak untuk kita layani. Tapi kita tidak mau melayani Tuhan dengan alasan, ’Untuk apa aku melayani Tuhan? Apa faedahnya bagiku? Hanya buang-buang waktu saja, dan seterusnya......’
Banyak juga orang yang mengaku sebagai pelayan Tuhan tapi tidak benar-benar melayani Tuhan. Dia memang mengerjakan tugas pelayanan, tapi sesudah itu kalau tidak mendapatkan pujian atau penghargaan dia mengomel dan ngambek. Orang senang mengklaim dirinya sebagai pelayan tapi maunya dilayani. Mengaku hamba tapi berperilaku seperti majikan.
Demikian juga banyak pejabat mengklaim sebagai abdi masyarakat, tapi ternyata ingin dilayani karena merasa ia pejabat. Katanya ingin melayani rakyat, tapi ketika masyarakat membutuhkan pelayanannya untuk urusan-urusan tertentu, ternyata harus ada imbalan jasa yang diminta.
Tuhan Yesus mengajarkan agar kita melayani tanpa pamrih. Apapun pekerjaan pelayanan yang kita lakukan, hendaknya kita melakukannya seperti seorang hamba yang mengabdi kepada tuannya tanpa pamrih. Setelah mengerjakan tugasnya seorang hamba selayaknya berkata: ’Saya adalah hamba yang tidak berguna; saya hanya melakukan apa yang saya harus lakukan.’ Seorang hamba tidak menuntut imbalan atau balas jasa dengan berkata: ’Aku sudah berjasa besar, sekarang mana imbalan buat aku.’ Kata-kata seperti itu tidak akan pernah keluar dari seorang hamba.
Jadilah hamba yang taat melakukan perintah Tuhan tanpa meminta balasan apapun, maka Tuhan yang kaya dengan kemurahan akan membalaskan apapun yang Anda kerjakan untuk-Nya dengan berkali lipat ganda. Amin.
Pdt. Goenawan Susanto
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|