|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Seperti Bapa sayang kepada anak–anakNya, demikianTuhan sayang kepada orang – orang yang takut akan Dia. [Mazmur103 : 13] |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Membuka Diri Dan Bekerjasama |
|
Membuka Diri Dan Bekerjasama |
|
Senin, 11 Maret 2019 |
|
|
|
|
|
Membuka Diri Dan Bekerjasama |
|
Mazmur 103 : 13-14 |
|
|
|
|
|
|
Kebanyakan orang tua sependapat bahwa mengasuh dan membimbing anak – anak bukanlah perkara mudah. Sejak anak – anak lahir, beranjak besar, sampai memasuki usia mandiri… tiada tahapan yang tak memerlukan kearifan dan kewaspadaan orang tua untuk mengarahkan mereka. Peran sebagai orang tua tak kenal istilah ‘jeda’. Ini adalah tugas sepenuh waktu, bukan paruh waktu.
Uniknya, kehadiran setiap anak di dalam sebuah keluarga membawa ‘pe er’ masing-masing buat para orang tua. Berapa pun jumlah anak yang dikaruniakan dalam sebuah keluarga, tidak sepatutnya orang tua menepuk dada bahwa mereka sudah berpengalaman dan tak perlu belajar lagi. Sekalipun lahir dari orang tua yang sama, masing – masing anak memiliki sifat dan kebutuhan yang berbeda. Pola asuh yang berhasil untuk anak sulung belum tentu berjalan baik jika diterapkan untuk anak – anak yang lahir selanjutnya. Pendekatan yang tepat akan membuka peluang untuk bekerjasama dengan anak-anak sehingga mereka lebih terbuka untuk dibimbing. Dan dengan bimbingan yang tepat, masa depan anak-anak pun akan menjadil ebih baik.
Apabila para orang tua di dunia saja tahu mengupayakan yang baik buat anak-anak, terlebih Bapa kita di surga. Bapa sangat memahami bahwa kita tak mampu menjalani hidup ini tanpa bimbingan-Nya; ...selengkapnya » |
Kebanyakan orang tua sependapat bahwa mengasuh dan membimbing anak – anak bukanlah perkara mudah. Sejak anak – anak lahir, beranjak besar, sampai memasuki usia mandiri… tiada tahapan yang tak memerlukan kearifan dan kewaspadaan orang tua untuk mengarahkan mereka. Peran sebagai orang tua tak kenal istilah ‘jeda’. Ini adalah tugas sepenuh waktu, bukan paruh waktu.
Uniknya, kehadiran setiap anak di dalam sebuah keluarga membawa ‘pe er’ masing-masing buat para orang tua. Berapa pun jumlah anak yang dikaruniakan dalam sebuah keluarga, tidak sepatutnya orang tua menepuk dada bahwa mereka sudah berpengalaman dan tak perlu belajar lagi. Sekalipun lahir dari orang tua yang sama, masing – masing anak memiliki sifat dan kebutuhan yang berbeda. Pola asuh yang berhasil untuk anak sulung belum tentu berjalan baik jika diterapkan untuk anak – anak yang lahir selanjutnya. Pendekatan yang tepat akan membuka peluang untuk bekerjasama dengan anak-anak sehingga mereka lebih terbuka untuk dibimbing. Dan dengan bimbingan yang tepat, masa depan anak-anak pun akan menjadil ebih baik.
Apabila para orang tua di dunia saja tahu mengupayakan yang baik buat anak-anak, terlebih Bapa kita di surga. Bapa sangat memahami bahwa kita tak mampu menjalani hidup ini tanpa bimbingan-Nya; bahwa tanpa Dia kita ini tak lebih dari butiran debu [Mazmur 103:14]. Bapa yang paling mengerti bahwa masing-masing anak-Nya memiliki kebutuhan tersendiri. Oleh karena itu Bapa memelihara dan membimbing kita dengan sepenuh hati dan sepenuh waktu, dengan cara yang paling sesuai dengan keadaan dan kebutuhan kita.
Namun demikian, acap kali kita sebagai manusia menyimpan prasangka terhadap Bapa. Ketidakpahaman akan hikmat Allah membuat kita terjebak untuk membanding-bandingkan bimbingan Allah dalam kehidupan kita dengan kehidupan orang lain. Kita terjebak dalam rasa tidak puas ketika tuntutan – tuntutan kita tidak dipenuhi oleh Bapa. Kita bertingkah bagaikan anak yang susah diatur dan menolak bekerjasama, padahal itu demi kebaikan kita sendiri. Begitulah manusia.
Tuhan telah menjalankan peran-Nya sebagai Bapa yang teramat baik bagi kita. Mengapa kita tak menjalankan peran sebagai anak – anak yang baik bagi Bapa? Bapa telah merancang masa depan yang penuh harapan buat kita. Dia dengan setia membimbing dan mengarahkan agar kita berhasil mencapainya. Mari kita membuka diri untuk bekerjasama dengan Bapa. Memberi diri untuk diajar, dibimbing dan diarahkan kepada masa depan yang penuh harapan.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|