|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Kesatuan adalah wujud dari kedewasaan. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Menahan Ego dan Bersatu |
|
Menahan Ego dan Bersatu |
|
Rabu, 09 November 2016 | Tema: Mencapai Kedewasaan Sesusi Kepenuhan Kristus |
|
|
|
|
|
Menahan Ego dan Bersatu |
|
1 Korintus 3:1-9 |
|
|
|
|
|
|
Menurut Anda, tim sepakbola seperti apakah yang dapat menjadi juara? Apakah tim dengan dana berlimpah? Apakah tim dengan banyak pemain bintang di dalamnya? Ataukah tim yang kompak dan mengutamakan kebersamaan? Jose Mourinho, pelatih Manchester United, menunjukkan jawabannya kepada kita. Menurutnya, kesuksesan sebuah tim sepakbola dalam meraih juara, bukan karena banyaknya pemain bintang dan melimpahnya dana dalam sebuah tim. Tim dengan dana berlimpah dan banyak pemain bintang tidak ada gunanya jika tidak ada kesatuan di dalamnya. Jika ego pemain dan pemilik klub masih menonjol dan tidak dapat disatukan, jangan harap tim tersebut menjadi juara. Oleh karena itu, Jose Mourinho tidak segan “memarkir” dan tidak memainkan pemain yang egois. Dia lebih mengutamakan pemain yang bisa bekerja sama untuk menjalankan taktik bagi kemenangan tim.
Kita belajar dari Paulus tentang hal ini. Menurut Paulus, perselisihan atau perpecahan menunjukkan ketidakdewasaan dalam Kristus [ayat 1], sebab manusia duniawilah yang masih ditonjolkan di sini [ayat 3]. Apabila seseorang masih hidup dengan lebih mengutamakan “keakuannya” [egoisme]...selengkapnya » |
Menurut Anda, tim sepakbola seperti apakah yang dapat menjadi juara? Apakah tim dengan dana berlimpah? Apakah tim dengan banyak pemain bintang di dalamnya? Ataukah tim yang kompak dan mengutamakan kebersamaan? Jose Mourinho, pelatih Manchester United, menunjukkan jawabannya kepada kita. Menurutnya, kesuksesan sebuah tim sepakbola dalam meraih juara, bukan karena banyaknya pemain bintang dan melimpahnya dana dalam sebuah tim. Tim dengan dana berlimpah dan banyak pemain bintang tidak ada gunanya jika tidak ada kesatuan di dalamnya. Jika ego pemain dan pemilik klub masih menonjol dan tidak dapat disatukan, jangan harap tim tersebut menjadi juara. Oleh karena itu, Jose Mourinho tidak segan “memarkir” dan tidak memainkan pemain yang egois. Dia lebih mengutamakan pemain yang bisa bekerja sama untuk menjalankan taktik bagi kemenangan tim.
Kita belajar dari Paulus tentang hal ini. Menurut Paulus, perselisihan atau perpecahan menunjukkan ketidakdewasaan dalam Kristus [ayat 1], sebab manusia duniawilah yang masih ditonjolkan di sini [ayat 3]. Apabila seseorang masih hidup dengan lebih mengutamakan “keakuannya” [egoisme] dan tidak mengusahakan hidup yang rohani, maka hidupnya akan dikuasai oleh keirihatian dan perselisihan [ayat 4].
Untuk menyelesaikan perselisihan atau perpecahan, kedua pihak mesti berusaha hidup secara ’rohani’ dengan bercermin pada kehidupan Yesus Kristus, baik dalam perkataan, perasaan, pikiran, maupun tindakan. Paulus menasihati jemaat di Korintus [ayat 7-8] agar dalam hidup bersekutu, kita berusaha untuk selalu hidup dalam kesatuan serta sehati sepikir. Dengan hati yang sama-sama rindu dan sepakat untuk memiliki hidup yang rohani, anak-anak Tuhan akan lebih erat dan bersatu sehingga tidak terjadi perselisihan.
Perselisihan seringkali kali terjadi karena ego manusia yang ingin menjadi yang “terdepan” dan terhebat. Padahal bila direnungkan, siapakah kita sehingga ada keangkuhan di antara saudara? Bahkan Yesus Kristus yang adalah Tuhan menjadi teladan bagi kita dengan rela menanggalkan ego-Nya dan turun menjadi manusia untuk mati secara nista di kayu salib. Sebab itu untuk menghindari perselisihan, landasi segala sesuatu dengan kasih. Siapakah kita? Jika kita mengaku sebagai murid Kristus, hamba Kristus atau pengikut-Nya, marilah kita menunjukkan kedewasaan kita dengan cara hidup seperti Yesus. Hidup yang mau menanggalkan ego dan keangkuhan, serta mengutamakan persatuan.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|