|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya! Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun, |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Mendengar Suara Sang Gembala |
|
Mendengar Suara Sang Gembala |
|
Minggu, 08 Juli 2018 |
|
|
|
|
|
Mendengar Suara Sang Gembala |
|
Mazmur 95:7-8 |
|
|
|
|
|
|
Mendengar suara Sang Gembala
Mazmur 95:7-8
Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya! Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun,
Alkitab memakai gambaran tentang gembala dan domba-dombanya untuk menggambarkan hubungan Allah dengan umat-Nya [baca Mazmur 23:1-6; Yohanes 10:3-5]. Ada hubungan personal antara gembala dan domba-domba yang menjadi miliknya. Sehingga waktu gembala itu memanggil domba-dombanya, mereka dapat mengenali suara gembalanya, dan mereka datang. Tetapi jika yang memanggil seorang yang asing, mereka tidak mengenalinya dan menjauhi orang itu. Ini adalah sesuatu yang unik, sehingga Alkitab memakai gambaran ini untuk menggambarkan hubungan Allah dan umat-Nya, baik umat Israel maupun Gereja.
Domba itu mendengar, mengenali dan merespon gembalanya. Sekalipun domba hanyalah seekor hewan yang tidak pun...selengkapnya » |
Mendengar suara Sang Gembala
Mazmur 95:7-8
Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya! Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun,
Alkitab memakai gambaran tentang gembala dan domba-dombanya untuk menggambarkan hubungan Allah dengan umat-Nya [baca Mazmur 23:1-6; Yohanes 10:3-5]. Ada hubungan personal antara gembala dan domba-domba yang menjadi miliknya. Sehingga waktu gembala itu memanggil domba-dombanya, mereka dapat mengenali suara gembalanya, dan mereka datang. Tetapi jika yang memanggil seorang yang asing, mereka tidak mengenalinya dan menjauhi orang itu. Ini adalah sesuatu yang unik, sehingga Alkitab memakai gambaran ini untuk menggambarkan hubungan Allah dan umat-Nya, baik umat Israel maupun Gereja.
Domba itu mendengar, mengenali dan merespon gembalanya. Sekalipun domba hanyalah seekor hewan yang tidak punya kecerdasan yang tinggi, tetapi dia bisa membedakan antara suara gembalanya dan suara orang lain. Dari mana dia bisa mengenali dan membedakan suara gembalanya? Tentu dari pengalamannya yang terbentuk dalam waktu yang cukup lama. Sebodoh apapun domba itu, tapi karena dia mendengar suara gembalanya berulang-ulang, dia hafal dengan suara itu. Gembala itulah yang tiap hari menuntunnya keluar dari kandang, berjalan menuju padang rumput yang segar sehingga dia bisa mendapatkan makanan dan juga minuman. Gembala itu jugalah yang menjaga dia dan melindungi dia apabila ada musuh yang datang menyerang. Gembala itu jugalah yang menuntunnya kembali pulang ke kandang. Setiap hari pengalaman seperti itu dialaminya berulang-ulang kali. Bagaimana mungkin dia tidak mengenali suara gembalanya?
Jika Alkitab mengatakan bahwa Tuhan Allah kita adalah Gembala dan kita adalah kawanan domba-Nya, maka seperti itulah seharusnya hubungan kita dengan Allah kita. Melalui pengalaman setiap hari bersama Dia, kita semakin bisa mengenali suara-Nya. Kita seharusnya dapat membedakan antara suara Tuhan dan suara setan. Dan kalau kita mendengar suara-Nya maka kita harus merespon, mengikuti ajakan dan perintah-Nya. Sebab ajakan dan perintah-Nya pasti untuk kebaikan kita. Sekalipun suara-Nya itu berupa teguran yang keras ataupun perintah yang sulit kita mengerti, semua adalah untuk kebaikan kita.
Marilah kita terus belajar mendengar, mengenali dan mengikuti suara Allah, Gembala kita yang baik. Tuhan memberkati.
Pdt. Goenawan Susanto
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|