|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Pengampunan bukanlah pilihan dalam kehidupan, namun sebuah kewajiban yang harus di lakukan walaupun sulit untuk dilalui. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Mengampuni Wajibkah? |
|
Mengampuni Wajibkah? |
|
Kamis, 24 Oktober 2019 |
|
|
|
|
|
Mengampuni Wajibkah? |
|
Matius 6:14-15 |
|
|
|
|
|
|
Para penggemar bola basket pasti tidak asing dengan Kobe Bryant. Dia adalah salah satu pemain basket terbaik di liga bola basket Amerika Serikat [NBA]. Ia banyak mendapatkan penghargaan atas prestasinya, bahkan banyak gelar juara liga sudah ia persembahkan bagi timnya. Namun pada tahun 2003, ia terlibat kasus pemerkosaan. Akibat kasus itu, citranya hancur di depan banyak orang. Kemudian ia meminta maaf secara terbuka kepada istrinya dan masyarakat. Sang korban pun sudah mencabut tuntutannya, tetapi sebagian masyarakat tak percaya ia sungguh-sungguh bertobat. Mereka tak memedulikan permintaan maafnya. Sehingga menurut sebagian mereka, kesalahan itu sepertinya melekat dan tidak bisa dilepaskan.
Jangan-jangan pikiran kita seperti sebagian masyarakat di atas. Yaitu kita sedang susah mengampuni orang lain. Memang tidak mudah mengampuni orang lain yang pernah menyakiti kita. Namun, bukankah kita adalah orang-orang yang bersalah dan telah mengalami pengampunan dari Allah?
Marilah kita membayangkan kejadian yang menjadi pu...selengkapnya » |
Para penggemar bola basket pasti tidak asing dengan Kobe Bryant. Dia adalah salah satu pemain basket terbaik di liga bola basket Amerika Serikat [NBA]. Ia banyak mendapatkan penghargaan atas prestasinya, bahkan banyak gelar juara liga sudah ia persembahkan bagi timnya. Namun pada tahun 2003, ia terlibat kasus pemerkosaan. Akibat kasus itu, citranya hancur di depan banyak orang. Kemudian ia meminta maaf secara terbuka kepada istrinya dan masyarakat. Sang korban pun sudah mencabut tuntutannya, tetapi sebagian masyarakat tak percaya ia sungguh-sungguh bertobat. Mereka tak memedulikan permintaan maafnya. Sehingga menurut sebagian mereka, kesalahan itu sepertinya melekat dan tidak bisa dilepaskan.
Jangan-jangan pikiran kita seperti sebagian masyarakat di atas. Yaitu kita sedang susah mengampuni orang lain. Memang tidak mudah mengampuni orang lain yang pernah menyakiti kita. Namun, bukankah kita adalah orang-orang yang bersalah dan telah mengalami pengampunan dari Allah?
Marilah kita membayangkan kejadian yang menjadi puncak penderitaan Yesus, tatkala Dia disalib di Golgota. Pada saat itu siang hari yang terik, panas. Pada situasi yang sangat panas, menderita kesakitan, perkataan apa yang keluar dari mulut Yesus? Makian? Kutukan? Erangan? Teriakan? Bukan semuanya. Yang luar biasa adalah keluar suatu doa dari mulut-Nya: “Ya Bapa, ampunilah mereka ….” Di dalam terjemahan baru bahasa Indonesia, ada satu kalimat pembuka yang hilang: “Maka berdoalah Yesus berkata….” Pada saat itu Yesus lelah, menderita dan kesepian. Namun saat itu Yesus berdoa memohon pengampunan bagi orang-orang yang menyalibkan-Nya.[Lukas 23:34]. Tuhan Yesus juga mengajarkan seperti tertulis dalam Matius 6:14-15 “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.’
Kristus telah memberi teladan kepada kita. Dia tidak hanya bisa berbicara tentang pengampunan, tetapi Ia taat terhadap panggilan-Nya untuk turun ke dunia, menderita dan mati di kayu salib untuk mengampuni dosa kita. Itu berarti, pengampunan dosa manusia oleh Tuhan telah dibayar lunas dengan harga yang sangat mahal, melalui darah dan nyawa Tuhan Yesus. Sekarang masalahnya, kalau kita dibebaskan dari hukuman karena dosa kita, kenapa kita sulit untuk mengampuni? Mari kita belajar, berusaha dan harus bisa mengampuni karena kita juga sudah di ampuni melalui pengorbanan Yesus di Kayu Salib.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|