|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
‘Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang supaya kamu dapat berdoa.’ [1 Petrus 4:7] |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Mengatasi Kepanikan |
|
Mengatasi Kepanikan |
|
Senin, 02 Oktober 2017 |
|
|
|
|
|
Mengatasi Kepanikan |
|
Ratapan 3:20-26 |
|
|
|
|
|
|
“Mau tes kerja. Duh, belum mulai tesnya, kok aku udah mules aja. Gimana dong ini?” Mulai deh, keluar keringat sebiji jagung, menggigit jari, menghela napas berkali-kali. Mondar mandir, entah mengambil minum, entah ke belakang, entah cuma jalan ke depan kemudian masuk kembali. Mungkin kita pernah mengalami situasi seperti itu, mudah panik dan khawatir berlebihan.
Masalah yang menekan bisa membuat kita bingung dan kehilangan kesabaran. Kemudian kepanikan melanda dan merasa ‘seolah-olah’ Tuhan tidak memperdulikan kita. Saat kepanikan ini melanda, tak jarang akan banyak jebakan yang bisa kita menjauh dari Tuhan. Parahnya lagi, saat hilang kesabaran kita akan mengalami rasa stres, depresi, kehilangan kontrol diri, dan lain sebagainya. Seseorang yang panik seringkali berimajinasi yang berlebihan saat menanggapi sesuatu. Hal yang sederhana bisa mendadak menjadi rumit, sedangkan hal yang tidak penting untuk dipikirkan, justru menjelma menjadi masalah besar yang menyita perhatian. Dari keresahan pikiran tersebut, kekhawatiran pun muncul, lalu menjadi kepanikan.
Para murid pernah mengalami kepanikan yang luar biasa ketika perahu yang mereka tumpangi diterpa angin bad...selengkapnya » |
“Mau tes kerja. Duh, belum mulai tesnya, kok aku udah mules aja. Gimana dong ini?” Mulai deh, keluar keringat sebiji jagung, menggigit jari, menghela napas berkali-kali. Mondar mandir, entah mengambil minum, entah ke belakang, entah cuma jalan ke depan kemudian masuk kembali. Mungkin kita pernah mengalami situasi seperti itu, mudah panik dan khawatir berlebihan.
Masalah yang menekan bisa membuat kita bingung dan kehilangan kesabaran. Kemudian kepanikan melanda dan merasa ‘seolah-olah’ Tuhan tidak memperdulikan kita. Saat kepanikan ini melanda, tak jarang akan banyak jebakan yang bisa kita menjauh dari Tuhan. Parahnya lagi, saat hilang kesabaran kita akan mengalami rasa stres, depresi, kehilangan kontrol diri, dan lain sebagainya. Seseorang yang panik seringkali berimajinasi yang berlebihan saat menanggapi sesuatu. Hal yang sederhana bisa mendadak menjadi rumit, sedangkan hal yang tidak penting untuk dipikirkan, justru menjelma menjadi masalah besar yang menyita perhatian. Dari keresahan pikiran tersebut, kekhawatiran pun muncul, lalu menjadi kepanikan.
Para murid pernah mengalami kepanikan yang luar biasa ketika perahu yang mereka tumpangi diterpa angin badai dan ombak yang dahsyat sehingga perahu mereka akan tenggelam. Dalam kepanikan mereka berteriak dan menuduh bahwa Yesus tidak peduli dengan situasi gawat dan genting yang mereka alami. Mereka mempersalahkan Yesus yang tidak bersegera menolong. Merespon hal tersebut, kemudian Yesus berkata kepada danau itu, “Diam! Tenanglah!” seketika danau itupun tenang.
Sebenarnya perkataan Yesus ‘diam, tenanglah’ lebih tepat ditujukan kepada murid-murid-Nya. Mereka mengalami kepanikan yang luar biasa karena ketidakpercayaannya. Dan Tuhan Yesus menunjukkan dengan tepat akar masalah kepanikan, yaitu tidak percaya. Dengan kata lain obat yang manjur untuk mengatasi kepanikan adalah percaya kepada Tuhan. Seperti kata Ratapan 3:26, “Adalah baik menanti dengan diam pertolongan Tuhan.” Saat dalam posisi berdiam diri, kita bisa menjadi lebih rileks dengan mengatur nafas, kemudian fokus untuk merenung dan mengintrospeksi diri untuk mencari tahu titik permasalahannya. Di dalam berdiam diri, kita juga sedang membangun kembali iman dan pengharapan kita kepada Allah yang besar kasih setia-Nya.
Oleh sebab itu dalam kondisi gawat dan segenting apapun, janganlah kita panik karena kepanikan tidak akan membantu dan menyelesaikan apa-apa, tetapi malah membuat keadaan semakin rumit. Tetaplah percaya kepada Tuhan. Ambillah waktu berdiam diri guna menata kembali iman pengharapan kita kepada Allah kasih, setia-Nya selalu baru setiap hari.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|