|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Berani melangkah dengan berani mengambil akan membuat kita mampu mengejar mimpi. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Mengubah Kebiasaan Menjadi Berkat |
|
Mengubah Kebiasaan Menjadi Berkat |
|
Rabu, 28 Juni 2017 |
|
|
|
|
|
Mengubah Kebiasaan Menjadi Berkat |
|
Pengkotbah 11:1 |
|
|
|
|
|
|
Ada seorang tukang becak sempat dimarahi teman-temannya, dan bahkan istrinya pun pernah memarahinya. Penyebabnya yaitu, ketika awal memulai pekerjaannya sebagai tukang becak, dia tidak pernah mematok tarip kepada setiap penumpangnya. Dia selalu menerima berapapun yang dibayarkan oleh penumpangnya. Ternyata kebiasaannya yang sempat membuat marah sesama tukang becak ini membuahkan hasil. Setiap orang yang pernah diantarnya, menjadi pelanggan setianya. Dan ketika membayar pun selalu memberi dengan uang lebih. Yang membahagiakan bapak becak adalah ketika hari-hari raya dia kebanjiran berkat yang bermacam-macam bentuknya.
Melalui cerita pengalaman di atas, saya teringat dengan keberanian Rahab ketika ia menyembunyikan para pengintai dari Israel [Yosua 1:1-24]. Ia telah banyak mendengar tentang Allah orang Israel. Hal itu seringkali membuat batinnya berkecamuk, tetapi pikirannya terus bekerja. Apa yang harus dilakukannya kepada kedua orang pengintai itu? Ia memikirkan berbagai kemungkinan yang dapat muncul. Jika ia ketahuan menyembunyikan para pengintai, maka kematiannya dan keluarganya yang akan diperolehnya. Namun ia tahu bahwa ia harus mengambil keputusan yang tepat dengan berani. Akhirnya ia memutuskan untuk menyembunyikan kedua pengintai itu di bawah timbunan batan...selengkapnya » |
Ada seorang tukang becak sempat dimarahi teman-temannya, dan bahkan istrinya pun pernah memarahinya. Penyebabnya yaitu, ketika awal memulai pekerjaannya sebagai tukang becak, dia tidak pernah mematok tarip kepada setiap penumpangnya. Dia selalu menerima berapapun yang dibayarkan oleh penumpangnya. Ternyata kebiasaannya yang sempat membuat marah sesama tukang becak ini membuahkan hasil. Setiap orang yang pernah diantarnya, menjadi pelanggan setianya. Dan ketika membayar pun selalu memberi dengan uang lebih. Yang membahagiakan bapak becak adalah ketika hari-hari raya dia kebanjiran berkat yang bermacam-macam bentuknya.
Melalui cerita pengalaman di atas, saya teringat dengan keberanian Rahab ketika ia menyembunyikan para pengintai dari Israel [Yosua 1:1-24]. Ia telah banyak mendengar tentang Allah orang Israel. Hal itu seringkali membuat batinnya berkecamuk, tetapi pikirannya terus bekerja. Apa yang harus dilakukannya kepada kedua orang pengintai itu? Ia memikirkan berbagai kemungkinan yang dapat muncul. Jika ia ketahuan menyembunyikan para pengintai, maka kematiannya dan keluarganya yang akan diperolehnya. Namun ia tahu bahwa ia harus mengambil keputusan yang tepat dengan berani. Akhirnya ia memutuskan untuk menyembunyikan kedua pengintai itu di bawah timbunan batang rami yang ditebarkan di atas sotoh rumahnya. Tentunya keberanian menolong dua pengintai dengan segala resikonya patut menerima upah yang sepadan. Rahab, si perempuan sundal itu, tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, tetapi juga seluruh anggota keluarganya [Yosua 2:12-14]. Dan upah keberanian Rahab, yaitu ketika Yerikho direbut Israel, maka ia dan seluruh kaum keluarganya mendapat pembebasan dan tinggal di tengah-tengah orang Israel [Yosua 6:25].
Apa yang dilakukan Rahab seperti pernyataan Salomo [Pengkhotbah 11:1], “Lemparkanlah rotimu ke air, maka engkau akan mendapatnya kembali lama setelah itu.” Ini adalah salah satu kunci sukses yang dimiliki oleh Salomo. Dia menjadi Raja yang kaya raya karena kesungguhannya ketika berbuat sesuatu. Artinya, apa yang kita usahakan dengan sungguh, segenap hati, dan ikhlas akan membuahkan keberhasilan. Walaupun mungkin dianggap sesuatu yang remeh, tetapi ketika kita melakukannya dengan niat baik tulus, maka suatu saat, tanpa kita harapkan, akan mendatangkan manfaat bagi diri kita.
Bagaimana dengan kita sekarang, sudahkah memiliki keberanian dalam bertindak? Dalam setiap usaha, pergumulan, pekerjaan dan apapun yang kita rindukan harus dibarengi dengan keberanian untuk bertindak walaupun ada resiko yang harus kita ambil. Tentu saja harus disertai dengan iman bahwa Tuhan yang membuat berhasil.
Seberapa banyak benih yang kita tabur akan menentukan seberapa banyak yang akan kita tuai jika dilakukan dengan sepenuh hati dan penuh iman. Pendek kata, keberhasilan yang kita dapatkan akan sebanding dengan pengorbanan yang kita lakukan.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|