Bulan desember merupakan bulan yang dinantikan bagi orang kristen pada umumnya, karena dibulan desember harapan besar dan keceriaan dinantikan oleh orang kristen. Dan di jaman sekarang bulan desember bukan saja menjedi keceriaan bagi orang kristen saja. Dunia usaha dan retel sangat menunggu-nunggu kehadiran bulan desember dengan gebrakan diskon besar-besaran. Karena di bulan desember keuntungan penjualan cukup tinggi. Toko dan Mall-mal menampilkan suasana natal saat di bulan desember. Dalam keceriaan natal menjadi ajang mencari keuntungan, bisa berkumpul keluarga, waktunya piknik bareng baik di domestik maupun yang internasional [luar negeri]. Kemewahan pesta pora ditonjolkan dan ditawarkan. Dan hal ini menyebabkan makna natal sudah menjauh. Manusia dan orang kristen pada umumnya memaknai natal sebagai peringatan dan kebahagiaan bersama keluarga tidak lebih dari itu, mereka melihat natal dijaman ini sebagai sesuatu biasa dan umum. Dan akhirnya mereka lupa siapa yang sedang disambutnya.
Dalam kondisi ini kita dingatkan kembali dalam injil Lukas 2:25-32, dimana ada seorang yang menanti-nantikan kedatangan Yesus dengan setia. Ia menghabiskan masa hidupnya untuk menantikan penyelamat yang dijanjikan oleh Tuhan dalam kitab suci. Ia menghabiskan masa hidupnya untuk tingg...selengkapnya »
Bulan desember merupakan bulan yang dinantikan bagi orang kristen pada umumnya, karena dibulan desember harapan besar dan keceriaan dinantikan oleh orang kristen. Dan di jaman sekarang bulan desember bukan saja menjedi keceriaan bagi orang kristen saja. Dunia usaha dan retel sangat menunggu-nunggu kehadiran bulan desember dengan gebrakan diskon besar-besaran. Karena di bulan desember keuntungan penjualan cukup tinggi. Toko dan Mall-mal menampilkan suasana natal saat di bulan desember. Dalam keceriaan natal menjadi ajang mencari keuntungan, bisa berkumpul keluarga, waktunya piknik bareng baik di domestik maupun yang internasional [luar negeri]. Kemewahan pesta pora ditonjolkan dan ditawarkan. Dan hal ini menyebabkan makna natal sudah menjauh. Manusia dan orang kristen pada umumnya memaknai natal sebagai peringatan dan kebahagiaan bersama keluarga tidak lebih dari itu, mereka melihat natal dijaman ini sebagai sesuatu biasa dan umum. Dan akhirnya mereka lupa siapa yang sedang disambutnya.
Dalam kondisi ini kita dingatkan kembali dalam injil Lukas 2:25-32, dimana ada seorang yang menanti-nantikan kedatangan Yesus dengan setia. Ia menghabiskan masa hidupnya untuk menantikan penyelamat yang dijanjikan oleh Tuhan dalam kitab suci. Ia menghabiskan masa hidupnya untuk tinggal di dalam rumah Tuhan untuk bisa bertemu dengan Mesias yang datang ke dunia. Dia adalah Simeon. Pribadi ini sangat merindukan natal bukan dengan pesta melainkan dengan penyembahannya. Pribadi ini merindukan natal dengan hidupnya yang dipersembahkan kepada Tuhan. Pribadi ini menantikan natal dengan bergaul karib dengan Tuhan. Ia menyadari bahwa kehadiran Natal [kelahiran Yesus] mendatangkan keselamatan bagi semua makluk, bukan mencari kentungan untuk diri sendiri. Ia menyadari kehadiran Natal di bumi, sebagai bukti nyata penyertaan Tuhan dimulai. Dalam hal ini kerinduan akan natal adalah kerinduan kekal bukan sesaat. Kerinduan akan natal merupakan jaminan keselamatan yang sempurna dan penyertaan Tuhan yang kekal dalam setiap kita. Harapan inilah yang kitab Lukas tuliskan agar semua yang menantikan natal beroleh kasih karunia.
Oleh sebab itu dalam natal ini apakah kita menantikan pribadi Yesus atau keceriaan dibulan desembar ? Hanya kita sendiri yang tahu. Kita mungkin bertahun-tahun menjadi orang kristen tetapi, apakah kristus benar-benar kita rindukan atau hanya kemegahan acara natalnya ? Oleh karenanya marilah kita menantikan natal dengan hati bergairah. Sebab kita menemukan keselamatan dan damai sejahteraNya.