|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Pengelola Bukan Pemilik |
|
Pengelola Bukan Pemilik |
|
Minggu, 12 November 2017 |
|
|
|
|
|
Pengelola Bukan Pemilik |
|
Kejadian 2:15 |
|
|
|
|
|
|
Pengelola bukan pemilik
Kejadian 2:15
TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.
Tuhan membuat Taman Eden lalu menempatkan manusia di dalam taman itu. Posisi manusia di taman itu tentu bukan sebagai pemilik tapi sebagai pengelola. Andaikan manusia tidak sadar dengan posisinya itu, dia bisa saja berbuat semaunya dengan taman itu. Tapi manusia selalu diingatkan bahwa di taman itu kedudukannya adalah sebagai pengelola, bukan pemilik. Karena itu Tuhan memberikan batasan-batasan yang tidak boleh dilanggar oleh manusia.
Kecenderungan kita sebagai manusia adalah mau menjadi penguasa atas segala yang Tuhan percayakan kepada kita. Dan karena merasa sebagai penguasa manusia berbuat semaunya dengan kekayaan yang dipercayakan oleh Tuhan, misalnya dengan cara: memboroskan harta untuk kenikmatan dirinya sendiri, tidak mau merawat atau bahkan membiarkan kerusakan lingkungan sekitarnya. Kalau kita dipinjami seb...selengkapnya » |
Pengelola bukan pemilik
Kejadian 2:15
TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.
Tuhan membuat Taman Eden lalu menempatkan manusia di dalam taman itu. Posisi manusia di taman itu tentu bukan sebagai pemilik tapi sebagai pengelola. Andaikan manusia tidak sadar dengan posisinya itu, dia bisa saja berbuat semaunya dengan taman itu. Tapi manusia selalu diingatkan bahwa di taman itu kedudukannya adalah sebagai pengelola, bukan pemilik. Karena itu Tuhan memberikan batasan-batasan yang tidak boleh dilanggar oleh manusia.
Kecenderungan kita sebagai manusia adalah mau menjadi penguasa atas segala yang Tuhan percayakan kepada kita. Dan karena merasa sebagai penguasa manusia berbuat semaunya dengan kekayaan yang dipercayakan oleh Tuhan, misalnya dengan cara: memboroskan harta untuk kenikmatan dirinya sendiri, tidak mau merawat atau bahkan membiarkan kerusakan lingkungan sekitarnya. Kalau kita dipinjami sebuah barang oleh orang lain, maka kita punya tanggung jawab untuk merawat barang itu dengan baik. Kita harus menjaganya agar barang itu jangan sampai rusak.
Semua harta atau kekayaan yang kita punya asalnya dari Tuhan. Baik itu kekayaan yang berujud materi, kesehatan, kepandaian, keahlian, maupun yang lainnya, kita dapatkan dari Tuhan, meskipun itu melalui orang lain. Kita mendapatkan warisan dari orang tua kita, kepandaian dari guru atau orang yang mengajari kita, pekerjaan dari relasi kita. Semua itu Tuhan berikan kepada kita untuk kita kelola, dan kita pakai baik untuk kesejahteraan diri kita maupun untuk orang lain.
Firman di atas mengatakan bahwa manusia diberi tanggung jawab untuk mengusahakan dan memelihara taman Eden itu. Mengusahakan artinya mengembangkan, seperti hamba yang menerima talenta, lalu menjalankan talenta itu, dari 5 menjadi 10, dari 2 menjadi 4 [Matius 25:14-16]. Sedangkan Memelihara artinya merawat agar taman itu tetap terjaga dengan baik, tidak rusak dan keindahannya tetap terjaga.
Alangkah indahnya hidup ini jika kita menyadari dan melaksanakan tanggung jawab kita sebagai pengelola dari kekayaan yang Tuhan percayakan kepada kita.
Pdt. Goenawan Susanto
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|