|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Paling muda untuk diberkati dan melupakan dari pada menyadari untuk berbakti ketika diberkatiNya
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Sadar Diri1 |
|
Sadar Diri1 |
|
Senin, 07 Oktober 2019 |
|
|
|
|
|
Sadar Diri1 |
|
I Korintus 6:20 |
|
|
|
|
|
|
Seorang anak musisi jalanan berjuang untuk menghidupi dirinya sendiri dengan menyanyi di jalan-jalan. Dengan harapan ada orang peduli dan memberikan uang untuk dia makan sehari-harinya. Dari suaranya memang terlihat bagus banget untuk seorang pengamen. Namun sayang keberuntungan belum menghampirinya. Suatu saat dia mengamen di rumah makan yang cukup ramai. Dia mulai memainkan gitarnya dan memperdengarkan suaranya yang bagus. Saat pengunjung rumah makan keluar, mereka tidak lupa menyempatkan diri memberikan uang buat si pengamen. Tetapi dari antara pengunjung tersebut ada satu orang pengunjung yang memberikan kartu nama.Dibalik kartu nama bertuliskan alamat dan kata “besok datang ke kantor saya.“ Esok harinya, si pengamen mendatangi kantor orang yang tertera pada kartu nama tersebut. Disaat dia masuk, ada seorang yang gagah mendatanginya dan berkata “ masuk ke ruangan saya “ Lama dia berbincang, ternyata dia pemilik perusahaan tersebut. Pemilik perusahaan tersebut menawari pengamen untuk rekaman. Dengan berjalannya waktu si pengamen tersebut menjadi penyanyi yang cukup dipuja-puja penggemarnya dan mendapatkan tempat di dunia permusikan.
Namun dengan terkenalnya dia sebagai penyanyi, ia berubah setia dengan perusahaan yang telah membesarkan namanya. Ia justru m...selengkapnya » |
Seorang anak musisi jalanan berjuang untuk menghidupi dirinya sendiri dengan menyanyi di jalan-jalan. Dengan harapan ada orang peduli dan memberikan uang untuk dia makan sehari-harinya. Dari suaranya memang terlihat bagus banget untuk seorang pengamen. Namun sayang keberuntungan belum menghampirinya. Suatu saat dia mengamen di rumah makan yang cukup ramai. Dia mulai memainkan gitarnya dan memperdengarkan suaranya yang bagus. Saat pengunjung rumah makan keluar, mereka tidak lupa menyempatkan diri memberikan uang buat si pengamen. Tetapi dari antara pengunjung tersebut ada satu orang pengunjung yang memberikan kartu nama.Dibalik kartu nama bertuliskan alamat dan kata “besok datang ke kantor saya.“ Esok harinya, si pengamen mendatangi kantor orang yang tertera pada kartu nama tersebut. Disaat dia masuk, ada seorang yang gagah mendatanginya dan berkata “ masuk ke ruangan saya “ Lama dia berbincang, ternyata dia pemilik perusahaan tersebut. Pemilik perusahaan tersebut menawari pengamen untuk rekaman. Dengan berjalannya waktu si pengamen tersebut menjadi penyanyi yang cukup dipuja-puja penggemarnya dan mendapatkan tempat di dunia permusikan.
Namun dengan terkenalnya dia sebagai penyanyi, ia berubah setia dengan perusahaan yang telah membesarkan namanya. Ia justru meninggalkan tempat di mana dia dibesarkan menjadi orang yang sukses dengan berkarier sendiri dan berharap dia mendapatkan banyak dari kariernya sendiri. Dari kesuksesannya tersebut ia mulai terjebak dengan kemewahan, obat-obatan dan kehidupan malam, hingga akhirnya kariernya menurun tajam dan ditinggalkan penggemarnya, ia mulai sombong dan akhirnya ia jatuh miskin kembali.
Dari cerita di atas mungkin kita berucap ’kacang lali lanjarane’, atau kacang lupa kulitnya. Dan itu kita banyak jumpai, ketika seseorang mengalami kesuksesan, ia cenderung melupakan dari mana ia berasal. Kesombongan merasukinya dan lupa dengan yang pernah menolongnya. Hal ini juga terkadang kita orang percaya alami. Ketika kita bukan siapa-siapa dan belum ada apa-apa kita setia kepada Tuhan, rajin beribadah mengharapkan Tuhan menolong dan memberkati kita. Tetapi ketika Tuhan memberkati dengan kelimpahan kita melupakan yang memberkati dan kita terpesona dengan berkat yang diberikan. Kita lupa diri dan mulai mengesampingkan Tuhan diatas kesenangan dan harta yang Tuhan berikan kepada kita.
Oleh sebab itu marilah kita belajar menjadi orang percaya yang sadar diri dan mudah mengucap syukur. Bukan orang yang melupakan kebaikan Tuhan serta mudah mengingkari atas semua yang Tuhan berikan kepada kita. Marilah kita terus memuliakan Allah dengan apa yang Tuhan titipkan kepada kita untuk menjadi saluran berkat.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|