|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Tidak ada pemberian yang terlalu sedikit bagi Tuhan, jika kita memberikannya dengan penuh kasih dan sepenuh hati bagi Dia. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Segendong Nasi Dan Lauk Pauk |
|
Segendong Nasi Dan Lauk Pauk |
|
Selasa, 05 November 2019 |
|
|
|
|
|
Segendong Nasi Dan Lauk Pauk |
|
Yohanes 6:3-13 |
|
|
|
|
|
|
Pagi itu pintu rumah terdengar suara ketukan sangat keras. Ternyata ada seorang nenek mencari ibu saya. Dia tetangga kami yang sudah lama mengalami kekurangan. Ibuku keluar dan mempersilahkan masuk untuk duduk dipan bambu kami. Ibupun bertanya kepada nenek itu mengenai maksud kedatangannya pagi-pagi. Dengan singkat nenek itu mengatakan bahwa dia akan meminjam beras guna kebutuhan makan hari itu. Kebetulan ibu masih punya cadangan beras setengah kilo untuk esok hari aja, selebihnya juga tidak ada lagi. Namun ibuku dengan semangat memberikan beras itu sambil berkata: “bawa saja beras ini.” Nenek itu balik bertanya: “masakmu bagaimana ? masih ada ?” Ibu menjawab: “jangan pikirkan kami, besok pasti ada, pakai saja gak usah dipikirkan kembaliannya.” Hari itu ibuku memberikan semua cadangan beras untuk esok hari. Dia belum tahu dari mana akan dapat beras untuk dimasak hari esok.
Hari esoknya pagi-pagi biasanya ibuku memasak, tapi hari itu tidak memasak. Bapak pun menanyakan sebab ibu tidak memasak. Ibuku menjawab tidak memasak karena sudah dimasakkan orang. Begitu besarnya IMAN ibuku karena belum tahu siapa yan...selengkapnya » |
Pagi itu pintu rumah terdengar suara ketukan sangat keras. Ternyata ada seorang nenek mencari ibu saya. Dia tetangga kami yang sudah lama mengalami kekurangan. Ibuku keluar dan mempersilahkan masuk untuk duduk dipan bambu kami. Ibupun bertanya kepada nenek itu mengenai maksud kedatangannya pagi-pagi. Dengan singkat nenek itu mengatakan bahwa dia akan meminjam beras guna kebutuhan makan hari itu. Kebetulan ibu masih punya cadangan beras setengah kilo untuk esok hari aja, selebihnya juga tidak ada lagi. Namun ibuku dengan semangat memberikan beras itu sambil berkata: “bawa saja beras ini.” Nenek itu balik bertanya: “masakmu bagaimana ? masih ada ?” Ibu menjawab: “jangan pikirkan kami, besok pasti ada, pakai saja gak usah dipikirkan kembaliannya.” Hari itu ibuku memberikan semua cadangan beras untuk esok hari. Dia belum tahu dari mana akan dapat beras untuk dimasak hari esok.
Hari esoknya pagi-pagi biasanya ibuku memasak, tapi hari itu tidak memasak. Bapak pun menanyakan sebab ibu tidak memasak. Ibuku menjawab tidak memasak karena sudah dimasakkan orang. Begitu besarnya IMAN ibuku karena belum tahu siapa yang akan memberi. Kira-kira jam 6 pagi, datang seorang ibu muda membawa gendongan bertamu ke rumah kami. Apa yang di bawanya ? Ibu muda itu membawa nasi dan lauk-pauk cukup kami makan sekeluarga untuk sehari.
Pengalaman kecil di atas mengingatkan kita pada ketulusan hati anak kecil yang memberikan 5 roti dan 2 ikan kepada Yesus di atas bukit [Yohanes 6:3-13]. Seharusnya anak kecil itu kelaparan karena semua bekalnya diberikan kepada Yesus. Hasilnya anak dan semua orang makan kenyang bahkan sisa. Apa yang dapat kita pelajari hari ini. Pertama, Belajar rela dan tulus untuk memberi. Ada kebutuhan besar yang diperlukan pada waktu itu, yaitu roti. Yesus ingin tahu langkah apa yang dilakukan oleh murid-murid. Diantara mereka ada seorang anak yang memiliki 5 roti dan 2 ikan. Jumlah yang tidak berarti bagi banyak orang saat itu. Tetapi di tangan Tuhan sesuatu yang tidak berarti ini diubahkan menjadi sangat luar biasa bahkan mencukupi lima ribu orang laki-laki serta masih ada sisa 12 bakul. Kerelaan untuk memberi kepada Allah maka Allah sendiri yang akan mengembangkannya. Kedua, Belajar untuk percaya dan berpikir dengan cara pola pikir Allah, bukan pola pikir manusia. Di tangan Tuhan tidak ada sesuatu yang mustahil, segala sesuatu menjadi mungkin. Sedangkan manusia selalu berpikir serta mengukur sesuai kemampuannya yang terbatas. Anak kecil itu menyerahkan semua miliknya, tanpa berpikir apa yang akan di makan. Tetapi Yesus membuatnya kenyang bahkan 5000 orang lebih menikmati roti dan ikannya.
Pasti kita ingin diberkati Allah bahkan berkatnya bisa mengalir kepada orang lain. Mari kita belajar seperti anak kecil ini. Kita percaya bahwa ketulusan dan pola pikir kita kepada Allah yang akan memberkati kita.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|