|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu. |
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Ibu Rini Handoyo |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Setia Seumur Hidup |
|
Setia Seumur Hidup |
|
Senin, 09 Oktober 2017 |
|
|
|
|
|
Setia Seumur Hidup |
|
Mazmur 63:4 |
|
|
|
|
|
|
“Akhirnya, ia ditahan.” Kata-kata itu ramai bersliweran di media sosial beberapa waktu yang lalu. Berita itu rupanya membuat orang-orang yang berseberangan dengannya menjadi senang dan lega. Betapa tidak, orang itu sangat “terkenal” di media sosial. Bukan karena ketampanannya, kepandaiannya atau kekayaannya, tetapi karena kegigihannya menyebar pernyataan-pernyataan negatip yang dikategorikan ujaran kebencian. Ia memiliki follower/pengikut/penggemar di media sosial yang tidak sedikit alias cukup banyak. Apapun yang ditulisnya akan direspon dengan baik oleh para follower-nya. Mereka pengikut yang setia, di samping selalu setuju dengan ide atau pemikirannya, tapi juga akan membela mati-matian ketika ada seseorang yang membully ataupun mengkritiknya. Tetapi ketika ia ditangkap polisi, sepertinya ia menghadapi kasusnya sendirian.
Fenomena seperti peristiwa di atas, juga terjadi pada zaman Tuhan Yesus ketika masih hidup. Ketika orang-orang mendengar bahwa Tuhan Yesus membuat mujizat, mereka berbondong-bondong datang kepada-Nya dan menyongsong kedatangan-Nya [Yohanes 12:18]. Ternyata mereka bukanlah pengikut yang set...selengkapnya » |
“Akhirnya, ia ditahan.” Kata-kata itu ramai bersliweran di media sosial beberapa waktu yang lalu. Berita itu rupanya membuat orang-orang yang berseberangan dengannya menjadi senang dan lega. Betapa tidak, orang itu sangat “terkenal” di media sosial. Bukan karena ketampanannya, kepandaiannya atau kekayaannya, tetapi karena kegigihannya menyebar pernyataan-pernyataan negatip yang dikategorikan ujaran kebencian. Ia memiliki follower/pengikut/penggemar di media sosial yang tidak sedikit alias cukup banyak. Apapun yang ditulisnya akan direspon dengan baik oleh para follower-nya. Mereka pengikut yang setia, di samping selalu setuju dengan ide atau pemikirannya, tapi juga akan membela mati-matian ketika ada seseorang yang membully ataupun mengkritiknya. Tetapi ketika ia ditangkap polisi, sepertinya ia menghadapi kasusnya sendirian.
Fenomena seperti peristiwa di atas, juga terjadi pada zaman Tuhan Yesus ketika masih hidup. Ketika orang-orang mendengar bahwa Tuhan Yesus membuat mujizat, mereka berbondong-bondong datang kepada-Nya dan menyongsong kedatangan-Nya [Yohanes 12:18]. Ternyata mereka bukanlah pengikut yang setia, mereka hanya datang ketika Tuhan Yesus membuat mujizat, dan ketika Tuhan Yesus ditangkap di taman Getsemani oleh orang-orang suruhan imam besar dan tua-tua bangsa Yahudi, mereka meninggalkan Dia [Matius 26:56].
Bagaimana dengan kita? Apakah kita datang kepada-Nya ketika ada berkat dalam hidup kita, ketika semua dalam keadaan baik-baik saja? Apakah kita tetap bersama-Nya ketika Tuhan mengizinkan masalah dan pencobaan menghampiri kita, ketika tidak ada berkat materi dan tidak ada mujizat dalam hidup kita? Tuhan Yesus adalah Pencipta, Pemilik, Penguasa bumi dan seisinya, termasuk hidup kita. Dia yang mengatur dan mengendalikan segala sesuatu, Dia sumber segala sesuatu, Dia maha segalanya. Tidak salah ketika kita menjadi follower/pengikut/penggemar, tapi janganlah berhenti sampai di situ. Jadikan Dia Raja kita, Tuhan kita, karena kita adalah pengikut-Nya dan murid-Nya. Dan menjadi salah ketika kita meninggalkan Dia di saat-saat sesuatu yang tidak kita kehendaki terjadi dalam hidup kita, tapi biarlah kita tetap setia apapun yang terjadi, seumur hidup kita.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|