|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Sebab sama seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pulalah kelak halnya Anak Manusia pada hari kedatangan-Nya. [Lukas 17:24]
|
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Ibu Lydia N. Haryanto |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Siapkah Kita ??? |
|
Siapkah Kita ??? |
|
Rabu, 25 Desember 2019 |
|
|
|
|
|
Siapkah Kita ??? |
|
Matius 25:1-13 |
|
|
|
|
|
|
Natal telah tiba, dunia menyambut gembira, pesta pora bersama. Adakah kita termasuk di dalamnya??? Pastinya tidak karena bagi kita umat percaya, Natal bukanlah pesta pora tetapi ucapan syukur karena Dia Sang putra Allah mau lahir untuk mati buat tebus dosa kita. Dan yang tidak boleh kita lupakan adalah kedatanganNya yang ke dua yang tak seorangpun tahu, malaikat-malaikat di Surga juga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri [Mat 24:36].
Dari Matius 25:1-13 kita membaca sebuah perumpamaan yang menceriterakan bagaimana persiapan yang dilakukan oleh gadis-gadis bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh saat akan menyongsong mempelai laki-laki. Pada saat perumpamaan ini disampaikan, merupakan kebiasaan bagi seorang pengantin wanita Yahudi ditemani oleh sepuluh pengiring yang sepertinya adalah teman-teman dekat dan seumur dengan pengantin wanita. Juga merupakan adat kebiasaan, mempelai laki-laki datang malam hari dengan tidak ada kepastian jam/waktunya. Itulah sebabnya para gadis pengiring tentu harus membawa pelita saat menyongsong mempelai laki-laki. Karena jam/waktunya tidak diketahui seharusnya gadis-gadis pengiring m...selengkapnya » |
Natal telah tiba, dunia menyambut gembira, pesta pora bersama. Adakah kita termasuk di dalamnya??? Pastinya tidak karena bagi kita umat percaya, Natal bukanlah pesta pora tetapi ucapan syukur karena Dia Sang putra Allah mau lahir untuk mati buat tebus dosa kita. Dan yang tidak boleh kita lupakan adalah kedatanganNya yang ke dua yang tak seorangpun tahu, malaikat-malaikat di Surga juga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri [Mat 24:36].
Dari Matius 25:1-13 kita membaca sebuah perumpamaan yang menceriterakan bagaimana persiapan yang dilakukan oleh gadis-gadis bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh saat akan menyongsong mempelai laki-laki. Pada saat perumpamaan ini disampaikan, merupakan kebiasaan bagi seorang pengantin wanita Yahudi ditemani oleh sepuluh pengiring yang sepertinya adalah teman-teman dekat dan seumur dengan pengantin wanita. Juga merupakan adat kebiasaan, mempelai laki-laki datang malam hari dengan tidak ada kepastian jam/waktunya. Itulah sebabnya para gadis pengiring tentu harus membawa pelita saat menyongsong mempelai laki-laki. Karena jam/waktunya tidak diketahui seharusnya gadis-gadis pengiring membawa persediaan minyak. Ternyata yang membawa hanya 5 orang. Di akhir perumpamaan ini tragis bagi 5 gadis yang tidak membawa persediaan minyak dan mereka tidak diperkenankan masuk ruang pesta perkawinan.
Bagaimana dengan diri kita ? Karena kedatangan-Nya yang kedua tidak bisa diprediksi, satu-satunya yang harus kita lakukan adalah selalu siap tidak boleh lengah walau sekejap. Mari kita bersikap bijaksana seperti lima gadis yang siap membawa minyak sehingga saat mempelai datang pelita masih bisa dinyalakan. Jangan sampai kita kehabisan minyak yaitu api Roh Kudus seperti lima gadis yang bodoh.Amin.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|