|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Menjadi murid = memberi diri digarap oleh Bapa sebagai respon dan penghargaan kita terhadap anugerah keselamatan. Hal ini merupakan pergumulan sepanjang hidup.
|
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Bp. Gunawan Laksmana |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Target Utama Orang Percaya : Menjadi Murid |
|
Target Utama Orang Percaya : Menjadi Murid |
|
Senin, 16 Oktober 2017 |
|
|
|
|
|
Target Utama Orang Percaya : Menjadi Murid |
|
Titus 2:11-12, 1 Korintus 11:31-32 |
|
|
|
|
|
|
Dari ayat-ayat tersebut orang percaya tidak cukup hanya sekedar percaya dan menerima anugerah keselamatan di dalam Tuhan Yesus, tetapi juga dirancang untuk dididik dan dimuridkan. Hal ini supaya kita menjadi anak-anak Allah karena orang percaya berasal dari keturunan Allah [Yohanes 1:12, KPR 17:29]. Amanat Agung Tuhan Yesus dengan jelas memerintahkan orang percaya menjadi murid dan selanjutnya membantu orang lain bertumbuh menjadi murid. Pemuridan adalah hal yang mutlak karena manusia telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah [Roma 3:23]. Jatuh dalam dosa tidak membuat manusia menjadi seperti hewan, mereka masih dapat memiliki moral yang “baik”, mampu melakukan perbuatan baik berdasarkan hukum. Kain telah diperingatkan oleh Tuhan supaya berkuasa atas dosa dan menghindarkan diri dari praktik pembunuhan terhadap adiknya. Namun dia memilih dalam kehendak bebasnya untuk membunuh Habel [Kejadian 4:7].
Standar umat Perjanjian Lama adalah melakukan kebaikan berdasarkan norma umum atau hukum [Taurat]. Orang percaya di zaman anugerah dituntut melakukan perbuatan baik bukan sekedar berdasarkan hukum, tapi berdasarkan kekudusan Allah [Ibrani 12:10], yaitu sesuai dengan pikiran dan perasaan Tuhan Yesus [Filipi 2:5-7]. Jadi kita harus mengalami perubahan dari kodrat...selengkapnya » |
Dari ayat-ayat tersebut orang percaya tidak cukup hanya sekedar percaya dan menerima anugerah keselamatan di dalam Tuhan Yesus, tetapi juga dirancang untuk dididik dan dimuridkan. Hal ini supaya kita menjadi anak-anak Allah karena orang percaya berasal dari keturunan Allah [Yohanes 1:12, KPR 17:29]. Amanat Agung Tuhan Yesus dengan jelas memerintahkan orang percaya menjadi murid dan selanjutnya membantu orang lain bertumbuh menjadi murid. Pemuridan adalah hal yang mutlak karena manusia telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah [Roma 3:23]. Jatuh dalam dosa tidak membuat manusia menjadi seperti hewan, mereka masih dapat memiliki moral yang “baik”, mampu melakukan perbuatan baik berdasarkan hukum. Kain telah diperingatkan oleh Tuhan supaya berkuasa atas dosa dan menghindarkan diri dari praktik pembunuhan terhadap adiknya. Namun dia memilih dalam kehendak bebasnya untuk membunuh Habel [Kejadian 4:7].
Standar umat Perjanjian Lama adalah melakukan kebaikan berdasarkan norma umum atau hukum [Taurat]. Orang percaya di zaman anugerah dituntut melakukan perbuatan baik bukan sekedar berdasarkan hukum, tapi berdasarkan kekudusan Allah [Ibrani 12:10], yaitu sesuai dengan pikiran dan perasaan Tuhan Yesus [Filipi 2:5-7]. Jadi kita harus mengalami perubahan dari kodrat dosa/kodrat manusia [yang masih mempunyai potensi berbuat dosa] menjadi kodrat ilahi [2 Petrus 1:4]. Konkritnya mengalami perubahan dari pola berpikir manusia/dunia menjadi pola berpikir Tuhan Yesus. Muaranya manusia dapat mengerti kehendak Allah [yaitu apa yang baik, berkenan dan sempurna] dan melakukannya [Roma 12:2].
Dua hal yang sangat vital supaya kita dapat dididik menjadi murid Kristus yang sejati:
1. Harus meninggalkan segala sesuatu, artinya tidak ada lagi yang dianggap lebih penting selain Tuhan Yesus, meninggalkan dunia dengan segala kesenangannya [Lukas 14:33].
2. Selalu merasa miskin dihadapan Allah, kesadaran bahwa dirinya belum berkeadaan seperti target yang harus dicapai sesuai dengan yang dikehendaki oleh Bapa [Matius 5:3], sehingga bisa terus lapar dan haus akan kebenaran [Matius 5:6].
Proses pemuridan pada dasarnya sama dengan proses untuk menjadi sempurna seperti Bapa [Matius 5:48] dan proses menjadi serupa dengan Tuhan Yesus [Roma 8:29].
Pemuridan melalui pembaharuan pola pikir tidak bisa berlangsung secara otomatis hanya satu kali, tetapi harus terus berlangsung setiap hari, suatu perjalanan pertobatan ke pertobatan demi menuju kesempurnaan seperti yang dikehendaki oleh Bapa. Untuk itu perlu setiap hari melakukan refleksi diri [Mazmur 139:23-24].
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|