|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Jangan berpikir tentang iri hati, kesombongan, kejahatan, kegagalan, kebodohan, penipuan, dan lainnya. Pikirkanlah tentang kesuksesan, berkat Tuhan, kebaikan sobatmu, keceriaan keluarga, teman yang baik, gereja yang baik, guru yang baik, orang tua yang baik, dan semua yang baik, yang manis, yang sedap didengar, pikirkanlah. |
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Bp. Widodo Gunawan |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » The Power Of Positive Thinking |
|
The Power Of Positive Thinking |
|
Sabtu, 28 April 2018 |
|
|
|
|
|
The Power Of Positive Thinking |
|
Filipi 4:8 |
|
|
|
|
|
|
Suatu ketika seorang pria berkonsultasi dengan Norman Vincent Peale. Ia tampak sedih. ’Semuanya telah hilang. Tidak ada lagi yang saya miliki dalam hidup ini. Tak ada harapan lagi, aku sekarang hidup dalam kegelapan yang amat dalam. Aku telah kehilangan hidup ini’, kata pria itu. Norman Vincent Peale, penulis buku ’The Power of Positive Thinking’, tersenyum dan berkata: ’Mari kita pelajari keadaan anda.’ Pada selembar kertas ia menggambar sebuah garis lurus dari atas ke bawah tepat di tengah-tengah halaman. Ia menyarankan agar pada kolom kiri pria itu menuliskan apa-apa yang telah hilang dari hidupnya. Sedangkan pada kolom kanan, ia menulis apa-apa yang masih dimiliki.
’Kita tak perlu mengisi kolom sebelah kanan, aku sudah tak punya apa-apa lagi.’ kata pria itu .
’Lalu kapan kau bercerai dari istrimu?’ tanya Norman.
’Aku tidak bercerai dari istriku. Ia amat mencintaiku!’ jawab pria itu.
’Mari kita catat itu sebagai nomor satu di kolom sebelah k...selengkapnya » |
Suatu ketika seorang pria berkonsultasi dengan Norman Vincent Peale. Ia tampak sedih. ’Semuanya telah hilang. Tidak ada lagi yang saya miliki dalam hidup ini. Tak ada harapan lagi, aku sekarang hidup dalam kegelapan yang amat dalam. Aku telah kehilangan hidup ini’, kata pria itu. Norman Vincent Peale, penulis buku ’The Power of Positive Thinking’, tersenyum dan berkata: ’Mari kita pelajari keadaan anda.’ Pada selembar kertas ia menggambar sebuah garis lurus dari atas ke bawah tepat di tengah-tengah halaman. Ia menyarankan agar pada kolom kiri pria itu menuliskan apa-apa yang telah hilang dari hidupnya. Sedangkan pada kolom kanan, ia menulis apa-apa yang masih dimiliki.
’Kita tak perlu mengisi kolom sebelah kanan, aku sudah tak punya apa-apa lagi.’ kata pria itu .
’Lalu kapan kau bercerai dari istrimu?’ tanya Norman.
’Aku tidak bercerai dari istriku. Ia amat mencintaiku!’ jawab pria itu.
’Mari kita catat itu sebagai nomor satu di kolom sebelah kanan ’Istri yang amat mencintai’.
Nah, sekarang kapan anakmu itu masuk penjara?’. ’Anda ini konyol sekali. Tak ada anakku yang masuk penjara!’jawab pria itu
’Bagus! Itu nomor dua untuk kolom sebelah kanan. Anak-anak tidak berada dalam penjara.’ kata Norman.
Setelah beberapa pertanyaan dengan nada yang serupa, akhirnya pria itu menyadari banyak hal bagus yang dia miliki, ia mulai tersenyum dan bahkan tertawa, menyadari betapa dia masih memiliki banyak sekali hal yang menyenangkan, keluarga yang baik, pekerjaan yang baik, teman yang baik, dan banyak hal yang baik yang bisa kita gali dalam kehidupan kita.
’Luar biasa, betapa segala sesuatunya berubah ketika kita berpikir positif, berpikir yang baik-baik,’ katanya.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|