|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Setelah ia berunding dengan rakyat, ia mengangkat orang-orang yang akan menyanyi nyanyian untuk TUHAN dan memuji TUHAN dalam pakaian kudus yang semarak pada waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata, sambil berkata: ’Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!’
Ketika mereka mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, dibuat TUHANlah penghadangan terhadap bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir, yang hendak menyerang Yehuda, sehingga mereka terpukul kalah. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » The Power Of Praise |
|
The Power Of Praise |
|
Minggu, 18 November 2018 |
|
|
|
|
|
The Power Of Praise |
|
2 Tawarikh 20 : 21 - 22 |
|
|
|
|
|
|
The power of praise
2 Tawarikh 20:21-22
Setelah ia berunding dengan rakyat, ia mengangkat orang-orang yang akan menyanyi nyanyian untuk TUHAN dan memuji TUHAN dalam pakaian kudus yang semarak pada waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata, sambil berkata: ’Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!’
Ketika mereka mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, dibuat TUHANlah penghadangan terhadap bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir, yang hendak menyerang Yehuda, sehingga mereka terpukul kalah.
Dalam peristiwa kemenangan yang dialami oleh raja Yosafat beserta dengan tentara dan rakyatnya kita bisa melihat betapa dahsyatnya kuasa puji-pujian. Ketika Yosafat sedang menghadapi musuh dalam jumlah yang sangat besar, dia mengambil keputusan untuk mencari Tuhan. Dia mengumpulkan rakyatnya, lalu mereka bersatu hati untuk meminta pertolongan-Nya. Ada beberapa fakta yang kita bisa amati dar...selengkapnya » |
The power of praise
2 Tawarikh 20:21-22
Setelah ia berunding dengan rakyat, ia mengangkat orang-orang yang akan menyanyi nyanyian untuk TUHAN dan memuji TUHAN dalam pakaian kudus yang semarak pada waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata, sambil berkata: ’Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!’
Ketika mereka mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, dibuat TUHANlah penghadangan terhadap bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir, yang hendak menyerang Yehuda, sehingga mereka terpukul kalah.
Dalam peristiwa kemenangan yang dialami oleh raja Yosafat beserta dengan tentara dan rakyatnya kita bisa melihat betapa dahsyatnya kuasa puji-pujian. Ketika Yosafat sedang menghadapi musuh dalam jumlah yang sangat besar, dia mengambil keputusan untuk mencari Tuhan. Dia mengumpulkan rakyatnya, lalu mereka bersatu hati untuk meminta pertolongan-Nya. Ada beberapa fakta yang kita bisa amati dari peristiwa ini:
1. Mereka menjadikan pujian kepada Tuhan sebagai yang utama.
Barisan pemuji ditempatkan di depan, sedangkan barisan yang membawa senjata ditempatkan di belakang. Menurut pikiran orang pada umumnya, urutan seperti itu terbalik. Biasanya orang mendahulukan andalan mereka, dalam hal ini pasukan bersenjata. Tetapi Yosafat melakukan kebalikannya. Dengan menempatkan urutan seperti itu sebenarnya Yosafat menunjukkan keyakinannya bahwa memuji Tuhan adalah yang lebih utama dari semua kekuatan manusiawi yang dapat dia andalkan. Apakah yang kita andalkan dalam hidup kita? Percaya akan pertolongan Tuhan atau kemampuan kita sendiri?
2. Mereka mengucap syukur sebelum mengalami kemenangan
Sementara mereka maju berperang, pasukan pemuji itu bernyanyi yang isinya ucapan syukur kepada Tuhan. Mereka sudah mengucap syukur walaupun mereka belum mengalami kemenangan. Dengan mengucap syukur itu mereka meyakini bahwa pertolongan Tuhan pasti akan mereka alami. Kita perlu mengucap syukur bukan hanya untuk apa yang sudah kita terima dari Tuhan, tetapi juga bersyukur untuk apa yang akan kita terima dari Tuhan.
3. Tuhan mengalahkan musuh ketika umat-Nya menaikkan pujian.
Sementara pasukan pemuji sedang bernyanyi dan bersorak sorai memuji Tuhan, Tuhan melakukan penghadangan atas musuh mereka. Tuhan sudah memporak porandakan musuh, sebelum terjadi kontak senjata antara tentara Yosafat dan musuh-musuh mereka. Ternyata puji-pujian memiliki kuasa untuk menghancurkan musuh.
Alkitab berkata bahwa peperangan kita bukan melawan darah dan daging. Musuh kita tak kelihatan, yaitu roh-roh jahat yang hendak menghancurkan hidup dan iman kita. Kita tidak perlu takut dan dikalahkan oleh musuh-musuh itu. Ingatlah akan kuasa pujian yang dahsyat. Tuhan memberkati. Amin.
Pdt. Goenawan Susanto
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|