Di beberapa rumah sakit peraturan jam kunjungan pasien rawat inap tak seketat dulu lagi. Pembatasan jam berkunjung masih dipasang, tetapi para pengunjung bebas datang dan pergi sewaktu-waktu. Hal ini memberi kemudahan bagi para pengunjung yang enggan dibatasi jam. Dari sudut pandang bisnis pun ini menguntungkan bagi pihak-pihak yang membuka usaha di rumah sakit.Namun sering kali kepentingan utama para pasien rawat inap malah terabaikan. Bagi pasien-pasien yang memiliki banyak kerabat dan kenalan, sulit mendapat istirahat yang cukup karena para tamu bebas datang silih berganti tanpa kenal waktu. Padahal tujuan utama rawat inap adalah agar pasien terpantau dan memiliki kesempatan untuk banyak beristirahat.
Kondisi ini memiliki kemiripan dengan kondisi sejumlah gereja di masa kini, meskipun tentu saja masih ada gereja-gereja yang berjalan dengan motivasi yang benar. Bukan rahasia lagi bahwa ada oknum-oknum yang memperlakukan gereja bagaikan pencetak profit pribadi. Dalam bacaan hari ini, Rasul Paulus memberi teladan yang baik ketika ia mengungkapkan bahwa ia dan rekan-rekan sepelayanannya menyampaikan Firman Tuhan bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyuk...selengkapnya »
Di beberapa rumah sakit peraturan jam kunjungan pasien rawat inap tak seketat dulu lagi. Pembatasan jam berkunjung masih dipasang, tetapi para pengunjung bebas datang dan pergi sewaktu-waktu. Hal ini memberi kemudahan bagi para pengunjung yang enggan dibatasi jam. Dari sudut pandang bisnis pun ini menguntungkan bagi pihak-pihak yang membuka usaha di rumah sakit.Namun sering kali kepentingan utama para pasien rawat inap malah terabaikan. Bagi pasien-pasien yang memiliki banyak kerabat dan kenalan, sulit mendapat istirahat yang cukup karena para tamu bebas datang silih berganti tanpa kenal waktu. Padahal tujuan utama rawat inap adalah agar pasien terpantau dan memiliki kesempatan untuk banyak beristirahat.
Kondisi ini memiliki kemiripan dengan kondisi sejumlah gereja di masa kini, meskipun tentu saja masih ada gereja-gereja yang berjalan dengan motivasi yang benar. Bukan rahasia lagi bahwa ada oknum-oknum yang memperlakukan gereja bagaikan pencetak profit pribadi. Dalam bacaan hari ini, Rasul Paulus memberi teladan yang baik ketika ia mengungkapkan bahwa ia dan rekan-rekan sepelayanannya menyampaikan Firman Tuhan bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah [1Tes 2:4]. Ia sadar betul bahwa sering muncul tuntutan untuk menyesuaikan pemberitaannya guna menyenangkan para pendengarnya. Namun ia menolak semata-mata memanjakan telinga orang walaupun itu bisa membawa keuntungan bagi dirinya [ayat 5].
Sebagai seorang pewarta Firman Tuhan, Rasul Paulus bukannya tak sadar bahwa ia berpeluang besar untuk dipuja-puja dan diidolakan. Tetapi ia benar-benar menjaga agar setiap nasihat yang keluar dari bibirnya tidak lahir dari maksud yang tak murni [ayat 4] dan bukan demi meraup pujian dari manusia [ayat 6]. Tak ada udang di balik batu. Sebuah keteguhan prinsip yang didasari kesadaran penuh bahwa ia dilayakkan untuk mewartakan Injil semata-mata oleh anugerah Tuhan.
Di era yang kian komersil ini semakin sulit mendapati gereja-gereja dan para pewarta yang menyampaikan ajaran Firman Tuhan secara murni. Tanpa terselip udang di balik batu. Tanpa tercemari oleh maksud-maksud tersembunyi. Di masa seperti inilah teladan dari Rasul Paulus sangat menolong kita untuk kukuh pada tujuan yang benar, yaitu menyukakan hati Allah, bukan manusia.