|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia [1 Tes 4:14] |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Yang Tersayang Sudah Pulang |
|
Yang Tersayang Sudah Pulang |
|
Kamis, 25 Januari 2018 |
|
|
|
|
|
Yang Tersayang Sudah Pulang |
|
1 Tesalonika 4:13-14 |
|
|
|
|
|
|
Tuhan punya banyak cara untuk menyayang,
juga dengan memanggil pulang
Kita sayu, namun mengaku
Sang Empunya Hidup yang paling tahu
Rasanya belum cukup, belum sempat, belum siap
Tapi kata Tuhan, inilah saat yang tepat
Apalah yang lebih melegakan
selain cerai dari derita yang menggerus raga
Sehabis berjuang demi orang-orang tersayang,
tibalah saatnya untuk pulang
dengan iman, damai dan tenang
Meski tak terbendung tangis yang luruh dalam kelu,
hati kita tahu
Inilah cara terindah Tuhan untuk menyayang,
dengan memanggil pulang.
Mengakhiri perjumpaan dengan orang-orang terdekat tak pernah mudah. Apalagi bila terjadi secara tiba-tiba. Rasanya sulit dipercaya. Masih terasa hangatnya sentuhan tangan orang yang tersayang di dalam genggaman, sedetik kemudian telah tiada. Punah sudah rencana-rencana yang belum terlaksana. Kesempatan sudah menutup pintunya rapat-rapat.
Tak terelakkan kenangan demi kenangan berputar di kepala. Kebersamaan yang tak kenal kelanjut...selengkapnya » |
Tuhan punya banyak cara untuk menyayang,
juga dengan memanggil pulang
Kita sayu, namun mengaku
Sang Empunya Hidup yang paling tahu
Rasanya belum cukup, belum sempat, belum siap
Tapi kata Tuhan, inilah saat yang tepat
Apalah yang lebih melegakan
selain cerai dari derita yang menggerus raga
Sehabis berjuang demi orang-orang tersayang,
tibalah saatnya untuk pulang
dengan iman, damai dan tenang
Meski tak terbendung tangis yang luruh dalam kelu,
hati kita tahu
Inilah cara terindah Tuhan untuk menyayang,
dengan memanggil pulang.
Mengakhiri perjumpaan dengan orang-orang terdekat tak pernah mudah. Apalagi bila terjadi secara tiba-tiba. Rasanya sulit dipercaya. Masih terasa hangatnya sentuhan tangan orang yang tersayang di dalam genggaman, sedetik kemudian telah tiada. Punah sudah rencana-rencana yang belum terlaksana. Kesempatan sudah menutup pintunya rapat-rapat.
Tak terelakkan kenangan demi kenangan berputar di kepala. Kebersamaan yang tak kenal kelanjutannya. Walau kita berharap bisa lebih lama bersama orang-orang tersayang, kadang Tuhan menilai bahwa hal yang terbaik adalah dengan memanggil mereka pulang. Sebuah ketukan palu yang sangat menyentak hati orang-orang yang menyayang. Dan di saat panas terasa di pelupuk mata, ada saja yang bilang jangan berduka. Jangan seperti orang tak punya harapan. Namun berjuang menepis basah di mata pun rasanya tak sanggup juga. Ahh, setiap orang yang pernah menjalani tak akan dengan mudahnya berujar begitu-begini.
Baiklah saat ini kita mengurai duka, lebih sehat melepas sesak di dada daripada menyangkalinya. Yesus pun menangis ketika dikabari bahwa sahabatnya meninggal. Tidak tabu untuk berduka. Asalkan kita mengenal kata cukup. Setelah itu mari kita melangkah lagi. Dengan keyakinan utuh bahwa yang tersayang sudah aman dan tenang bersama Pemiliknya. Meskipun kita tak lagi bersamanya, selalu ada Tuhan yang membarengi langkah kita. Tak pernah sendiri. Itulah pengharapan kita. Sampai tiba saatnya nanti kita dipertemukan kembali dan berkumpul bersama-sama dengan Kristus Yesus, Tuhan kita.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|