|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. [2 Korintus 4:7] |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Mental Baja |
|
Mental Baja |
|
Kamis, 04 Mei 2017 |
|
|
|
|
|
Mental Baja |
|
2 Korintus 4:7-15 |
|
|
|
|
|
|
Pepatah Rusia kuno berkata “milikilah mental baja, bukan mental kaca”. Ambilah palu, hantamkan pada kaca pasti akan pecah. Tapi ketika palu menghantam baja apalagi kalau dipanaskan, baja pasti akan membentuk. Jangan jadi kaca, jadilah baja. Jika kita bermental kaca ketika “palu” masalah menghantam, kita akan mudah putus asa, frustasi, kecewa, marah dan hancur remuk redam. Mental baja adalah mental yang selalu positif bahkan bisa tetap bersyukur di saat masalah dan keadaan sulit benar-benar menghimpit.
Alkitab dan sejarah tradisi gereja mencatat para Rasul yang bermental baja. Mereka memperjuangkan iman dan menjadi saksi dari Tuhan Yesus Kristus yang hidup. Mereka setia mati syahid sebagai martir. Yakobus dibunuh raja Herodes dengan pedang, Petrus disalib terbalik membentuk posisi “X” di Roma, Matius mati martir di Etiopia terbunuh karena pedang, Bartolomeus mati martir dicambuk ketika berkotbah di Armenia, Andreas disalib berbentuk “X” di Yunani, Tomas ditikam tombak dalam perjalanan misi mendirikan jemaat di India, Matias dirajam dan dipenggal, Rasul Paulus disiksa dan dipenggal Kaisar Nero. Sampai ...selengkapnya » |
Pepatah Rusia kuno berkata “milikilah mental baja, bukan mental kaca”. Ambilah palu, hantamkan pada kaca pasti akan pecah. Tapi ketika palu menghantam baja apalagi kalau dipanaskan, baja pasti akan membentuk. Jangan jadi kaca, jadilah baja. Jika kita bermental kaca ketika “palu” masalah menghantam, kita akan mudah putus asa, frustasi, kecewa, marah dan hancur remuk redam. Mental baja adalah mental yang selalu positif bahkan bisa tetap bersyukur di saat masalah dan keadaan sulit benar-benar menghimpit.
Alkitab dan sejarah tradisi gereja mencatat para Rasul yang bermental baja. Mereka memperjuangkan iman dan menjadi saksi dari Tuhan Yesus Kristus yang hidup. Mereka setia mati syahid sebagai martir. Yakobus dibunuh raja Herodes dengan pedang, Petrus disalib terbalik membentuk posisi “X” di Roma, Matius mati martir di Etiopia terbunuh karena pedang, Bartolomeus mati martir dicambuk ketika berkotbah di Armenia, Andreas disalib berbentuk “X” di Yunani, Tomas ditikam tombak dalam perjalanan misi mendirikan jemaat di India, Matias dirajam dan dipenggal, Rasul Paulus disiksa dan dipenggal Kaisar Nero. Sampai sekarang barisan ini terus diperpanjang oleh orang-orang yang berani bermental baja memperjuangkan iman dan menjadi saksi Kristus yang hidup.
Mungkin kita bertanya, “Bagaimana kita bisa punya mental baja? Bagaimana kita bisa mengubah pribadi yang mudah hancur menjadi pribadi yang kuat dan tegar?” Rasul Paulus salah satu tokoh bermental baja memberi kesaksian bagaimana ia ditindas namun tidak terjepit, habis akal namun tidak putus asa, dianiaya namun merasa tidak ditinggalkan, dihempaskan namun tidak binasa. Rasul Paulus yang sangat lemah bagaikan tanah liat namun tetap kuat memberi kuncinya:
1. Ia selalu mengandalkan dan menikmati kekuatan Allah yang diterima melalui imannya [ayat 13].
2. Ia memiliki semangat hidup di dalam Kristus, menjadi saksi Kristus dan siap menerima risiko seorang saksi Kristus [ayat 14].
3. Ia selalu menerima segala keadaan dengan mengucap syukur sehingga hidup yang berat terasa ringan [ayat 15].
Mari kita menjadi orang-orang yang bermental baja oleh karena penyertaan dan kekuatan dari Tuhan kita Yesus Kristus.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|