Orang Farisi juga menjadi bagian dari rombongan yang selalu mengikuti Yesus. Namun tujuan mereka selalu mengikuti Yesus bukanlah untuk menjadi murid-Nya atau mendengarkan Firman, melainkan hanya untuk mencari kesalahan Yesus. Mereka membenci Yesus dan pengikut-Nya.
Kehidupan Yesus dan pengikut-Nya begitu baik sehingga para orang Farisi tidak dapat membuat mereka dibenci oleh orang banyak. Pada ayat pertama dan kedua dituliskan bahwa hal yang dapat mereka temukan hanyalah para murid memakan bulir gandum pada hari Sabat karena mereka lapar. Orang Farisi itu menganggap para murid melanggar hukum Sabat. Orang Yahudi tidak boleh bekerja di ladang pada hari Sabat, dan para murid memetik bulir gandum. Memetik bulir gandum mereka anggap sama dengan bekerja di ladang. Orang Farisi begitu picik, mereka mencari-cari alasan yang mereka anggap kuat untuk menjatuhkan Yesus. Mereka adalah orang-orang yang hanya tahu peraturan tetapi tidak pernah memahami esensi dari peraturan itu dan menjadi orang yang kaku dan mudah sekali menghakimi orang lain.
Tuhan Yesus membongkar kepicikan orang Farisi dengan memberikan contoh dari 1 S...selengkapnya »
Orang Farisi juga menjadi bagian dari rombongan yang selalu mengikuti Yesus. Namun tujuan mereka selalu mengikuti Yesus bukanlah untuk menjadi murid-Nya atau mendengarkan Firman, melainkan hanya untuk mencari kesalahan Yesus. Mereka membenci Yesus dan pengikut-Nya.
Kehidupan Yesus dan pengikut-Nya begitu baik sehingga para orang Farisi tidak dapat membuat mereka dibenci oleh orang banyak. Pada ayat pertama dan kedua dituliskan bahwa hal yang dapat mereka temukan hanyalah para murid memakan bulir gandum pada hari Sabat karena mereka lapar. Orang Farisi itu menganggap para murid melanggar hukum Sabat. Orang Yahudi tidak boleh bekerja di ladang pada hari Sabat, dan para murid memetik bulir gandum. Memetik bulir gandum mereka anggap sama dengan bekerja di ladang. Orang Farisi begitu picik, mereka mencari-cari alasan yang mereka anggap kuat untuk menjatuhkan Yesus. Mereka adalah orang-orang yang hanya tahu peraturan tetapi tidak pernah memahami esensi dari peraturan itu dan menjadi orang yang kaku dan mudah sekali menghakimi orang lain.
Tuhan Yesus membongkar kepicikan orang Farisi dengan memberikan contoh dari 1 Samuel 21:5-6 ketika Daud melarikan diri dari Saul dan berada dalam keadaan lapar. Imam Ahimelekh memberikan roti sajian yang seharusnya untuk disajikan di mezbah Tuhan. Imam itu memutuskan untuk mengutamakan belas kasihan kepada Daud daripada peraturan larangan makan roti sajian. Tuhan Yesus membandingkan mereka dengan imam Ahimelekh dan para imam yang melayani di tempat suci. Orang Farisi memiliki ketaatan yang salah, kaku dan dingin. Inilah penyakit mereka dan banyak orang Kristen legalis sekarang yang lebih mementingkan seremoni di atas belas kasihan, mementingkan metode di atas inti berita injil, mementingkan kekudusan hanya dari apa yang tampak. Marilah kita memaknai berita injil dengan pemahaman yang benar.
Tuhan Yesus tidak pernah membatalkan peraturan mengenai Sabat. Dia menjelaskan esensi dari Sabat. Sabat adalah hari di mana manusia menikmati istirahat di dalam Allah. Jangan menganggap hari ibadah kita sebagai peraturan yang mengikat yang terpaksa kita jalankan, tetapi sebagai hari kita beristirahat di dalam Tuhan kita.