|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah [Efesus 5:2] |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Berkorban Untuk Yang Dicintai |
|
Berkorban Untuk Yang Dicintai |
|
Jumat, 06 Juli 2018 |
|
|
|
|
|
Berkorban Untuk Yang Dicintai |
|
Yohanes 15:13 |
|
|
|
|
|
|
Sepulang sekolah, Temo tidak langsung pulang ke rumah. Tetapi hari itu Temo langsung menuju Rumah Sakit di Kota tempat sekolahnya. Ternyata Temo mengunjungi Tinayanti saudara sepupunya yang habis kecelakaan motor. Ketika di Rumah Sakit, Temo melihat dokter yang menatap seorang gadis terbaring lemah dengan kaki dan tangannya dibalut perban. Tiba-tiba dokter bertanya kepada Temo: “ Apakah kamu saudara kadungnya ? Jawab Temo: “ Tidak Pak, Kenapa dokter ?”. Tetapi dokter meminta Temo untuk memanggil semua anggota keluarganya. Dokter itu menjelaskan bahwa sepupu Temo ini hanya dapat hidup dengan transfusi darah, karena dia telah kekurangan banyak darah akibat kecelakaan itu. Setelah semua terkumpul, mereka di cek darah untuk menemukan darah yang cocok dan layak untuk diambil darahnya. Dan satu-satunya yang dapat memenuhi syarat diambil darahnya adalah adik sepupunya yang kecil. Dia adalah Toni adik kandung Tinayanti yang kecelakaan. Maka dokterpun berjongkok lalu berkata dengan lembut kepada Toni, “ Toni, kakakmu sangat menderita dan sangat membutuhkan darah supaya ia dapat sembuh, dan sehat kembali. Kalau kakakmu tidak segera mendapatkan darah akan segera mati. Maukah adik memberikan darah untuk kakak ?”. Mata Toni yang baru berusia 6 tahun itu terbelalak. Dokter dan keluarga Temo memandang Toni kecil dalam keadaan takut dan bingung menanti jawabanya. Tetapi ...selengkapnya » |
Sepulang sekolah, Temo tidak langsung pulang ke rumah. Tetapi hari itu Temo langsung menuju Rumah Sakit di Kota tempat sekolahnya. Ternyata Temo mengunjungi Tinayanti saudara sepupunya yang habis kecelakaan motor. Ketika di Rumah Sakit, Temo melihat dokter yang menatap seorang gadis terbaring lemah dengan kaki dan tangannya dibalut perban. Tiba-tiba dokter bertanya kepada Temo: “ Apakah kamu saudara kadungnya ? Jawab Temo: “ Tidak Pak, Kenapa dokter ?”. Tetapi dokter meminta Temo untuk memanggil semua anggota keluarganya. Dokter itu menjelaskan bahwa sepupu Temo ini hanya dapat hidup dengan transfusi darah, karena dia telah kekurangan banyak darah akibat kecelakaan itu. Setelah semua terkumpul, mereka di cek darah untuk menemukan darah yang cocok dan layak untuk diambil darahnya. Dan satu-satunya yang dapat memenuhi syarat diambil darahnya adalah adik sepupunya yang kecil. Dia adalah Toni adik kandung Tinayanti yang kecelakaan. Maka dokterpun berjongkok lalu berkata dengan lembut kepada Toni, “ Toni, kakakmu sangat menderita dan sangat membutuhkan darah supaya ia dapat sembuh, dan sehat kembali. Kalau kakakmu tidak segera mendapatkan darah akan segera mati. Maukah adik memberikan darah untuk kakak ?”. Mata Toni yang baru berusia 6 tahun itu terbelalak. Dokter dan keluarga Temo memandang Toni kecil dalam keadaan takut dan bingung menanti jawabanya. Tetapi tak lama kemudian, Toni pun mengangkat kepalanya dan berkata dengan sangat mantap, “ Tentu dokter, saya bersedia.” Maka segera Toni diambil darahnya.
Setelah darahnya mulai ditransfusikan ke dalam tubuh Tinayanti kakak yang sangat di cintai Toni, iapun berdiri dekat dokter lalu dengan pelan tapi sangat jelas ia bertanya sambil memegang tangan dokter, “ Dokter, darah saya sudah diambil dan sedang kuberikan kepada kakakku. Kapan aku akan mati, dokter ?” Mendengar perkataan itu dokter dan keluarga Temo baru memahami dan menyadari arti pengorbanan yang sejati dari seseorang kepada orang yang ia kasihi. Ia telah mempersembahkan hidupnya melalui darahnya untuk menyelamatkan hidup kakaknya.
Toni ini mengingatkan kita akan perkataan Tuhan Yesus, “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” Yohanes 15:13. Tuhan Yesus menumpahkan darah-Nya di kayu salib untuk menyelamatkan hidup kita semua dari kematian kekal akibat dosa. Sekarang marilah bertobat, melakukan perintah-Nya dan mempercaya hidup kita sepenuhnya kepada Yesus yang telah mengorbankan diri-Nya untuk kita yang seharusnya mendapatkan hukuman Maut. Amin.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|