|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Pekerjaan yang dilakukan dengan sepenuh hati memberi kepuasan lebih dari sekadar menerima gaji. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Melayani Tanpa Batas1 |
|
Melayani Tanpa Batas1 |
|
Jumat, 06 Desember 2019 |
|
|
|
|
|
Melayani Tanpa Batas1 |
|
Kisah Para Rasul 20:33-35 |
|
|
|
|
|
|
Tiap acara khusus gereja, seorang perangkai bunga menyiapkan rangkaian bunga untuk dipajang di altar gereja. Pengurus gereja hanya memberinya dana sedikit. Kadang tidak mau diberi uang. Sehingga ia sering harus menombok demi mendapat bunga terbaik. Tak heran, rangkaian bunganya selalu tampak elegan dan berselera tinggi. Dari sudut bisnis, ia rugi. Dengan dana minim, atau bahkan tidak ada dana, buat apa bersusah payah? Namun, baginya ini merupakan pengabdian, bukan pekerjaan. Rangkaian bunganya adalah persembahan, bukan sekadar barang jualan.
Dalam bekerja, umumnya orang mementingkan hak. Kerja keras harus dibayar dengan upah pantas dan aneka fasilitas. Bekerja berbeda dengan pengabdian. Pengabdian lebih dari itu. Bekerja mementingkan hak, tetapi pengabdian melibatkan loyalitas dan pengorbanan. Rasul Paulus menjadi contoh sebuah pengabdian. Ketika memberitakan Injil, ia tidak mau bergantung pada orang lain, meski biasanya jemaat memang mendukung penghidupan para rasul.[Kisah Para Rasul 20:33-35] Uang yang menjadi haknya tidak diambil karena ia tidak mau membebani jemaat. Akibatnya, ia harus berjualan tenda sebagai usaha sampingan. Repot! Namun, semua itu ia jalani deng...selengkapnya » |
Tiap acara khusus gereja, seorang perangkai bunga menyiapkan rangkaian bunga untuk dipajang di altar gereja. Pengurus gereja hanya memberinya dana sedikit. Kadang tidak mau diberi uang. Sehingga ia sering harus menombok demi mendapat bunga terbaik. Tak heran, rangkaian bunganya selalu tampak elegan dan berselera tinggi. Dari sudut bisnis, ia rugi. Dengan dana minim, atau bahkan tidak ada dana, buat apa bersusah payah? Namun, baginya ini merupakan pengabdian, bukan pekerjaan. Rangkaian bunganya adalah persembahan, bukan sekadar barang jualan.
Dalam bekerja, umumnya orang mementingkan hak. Kerja keras harus dibayar dengan upah pantas dan aneka fasilitas. Bekerja berbeda dengan pengabdian. Pengabdian lebih dari itu. Bekerja mementingkan hak, tetapi pengabdian melibatkan loyalitas dan pengorbanan. Rasul Paulus menjadi contoh sebuah pengabdian. Ketika memberitakan Injil, ia tidak mau bergantung pada orang lain, meski biasanya jemaat memang mendukung penghidupan para rasul.[Kisah Para Rasul 20:33-35] Uang yang menjadi haknya tidak diambil karena ia tidak mau membebani jemaat. Akibatnya, ia harus berjualan tenda sebagai usaha sampingan. Repot! Namun, semua itu ia jalani dengan sukacita. Sedikit pun tidak merasa terpaksa. Paulus tidak hitung-hitungan karena ia memandang pekerjaannya sebagai pengabdian.
Pada zaman modern ini, kata ’mengabdi’ kian menjadi usang. Para pebisnis berusaha mendapat untung maksimal dengan upaya minimal. Karyawan kerap menuntut kenaikan upah dan fasilitas, tetapi bekerja tanpa loyalitas. Pelayanan di gereja pun kerap dilakukan orang ala kadarnya, tanpa pengorbanan. Andai kita memandang pekerjaan sebagai kesempatan dan berkat, seperti Paulus, pasti cara kita bekerja akan berbeda. II Korintus 11:28a ....’dan dengan tidak menyebut banyak hal lain lagi, urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat’ dan Kolose 1:24-26 dan yakinlah, bahwa Paulus adalah contoh Alkitabiah dari pelayan Tuhan yang setia, sesuai dengan panggilannya-tujuannya, pekerjaannya dan pengalaman penderitaannya. Saudara mau ambil bagian dalam pekerjaan Tuhan? Teladanilah Paulus, sebab ia meneladani Kristus! [Baca: I Korintus 11:1 NIV, ’ikutilah teladanku, seperti aku mengikuti teladan Kristus!’]. Dengan sepenuh hati hendaknya kita melayani Tuhan. Seperti untuk Tuhan, bukan untuk manusia dalam setiap tugas pelayanan kita.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|