|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Dengan siapa kita bergaul itulah yang akan merubah hidup kita.
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Dengan Siapa Kita Bergaul |
|
Dengan Siapa Kita Bergaul |
|
Senin, 25 November 2019 |
|
|
|
|
|
Dengan Siapa Kita Bergaul |
|
Yohanes 15:5-8 |
|
|
|
|
|
|
Seorang ibu merasa sedih, ketika anak kandungnya yang berusia sepuluh tahun tidak bisa dekat dengan dirinya. Ibu ini merasa anak yang dilahirkannya tidak seperti pada umumnya. Ibu ini merasa anaknya tidak bisa bermanja-manja dan dekat dengan kedua orang tuanya. Dalam kesedihannya ia mulai merenungkan, mengapa anaknya tidak bisa dekat dan akrab dengannya. Dalam perenungannya, ia melihat kedekatan anaknya dengan pembantu rumah tangganya yang sudah berumur. Ibu ini mulai berfikir, mengapa anaknya bisa dekat dengan pembantu melebihi hubungannya dengan orang tua sendiri. Dengan air mata yang mulai menetes ia menyadari kesalahannya. Dari sejak melahirkan ia selalu sibuk dengan pekerjaan yang menyita waktu untuk bisa berdekatan dengan anaknya. Ia dan suaminya memiliki pekerjaan yang super sibuk. Setiap hari ia dan suami menghabiskan waktu dengan pekerjaan pekerjaan masing-masing. Hampir sama sekali tidak ada waktu berjumpa dengan anaknya. Di hari liburpun ia dan suaminya lebih banyak ada di luar untuk menikmati hasil kerjanya.
Berbeda dengan pembantu rumah tangganya, setiap hari bersama dengan anaknya. Ia begitu perhatian dan selalu menyediakan waktu bagi anak majikannya. Anak itu mendapat kasih sayang dari pembantunya setiap hari. Sehingga tidak mengherankan jika anak ma...selengkapnya » |
Seorang ibu merasa sedih, ketika anak kandungnya yang berusia sepuluh tahun tidak bisa dekat dengan dirinya. Ibu ini merasa anak yang dilahirkannya tidak seperti pada umumnya. Ibu ini merasa anaknya tidak bisa bermanja-manja dan dekat dengan kedua orang tuanya. Dalam kesedihannya ia mulai merenungkan, mengapa anaknya tidak bisa dekat dan akrab dengannya. Dalam perenungannya, ia melihat kedekatan anaknya dengan pembantu rumah tangganya yang sudah berumur. Ibu ini mulai berfikir, mengapa anaknya bisa dekat dengan pembantu melebihi hubungannya dengan orang tua sendiri. Dengan air mata yang mulai menetes ia menyadari kesalahannya. Dari sejak melahirkan ia selalu sibuk dengan pekerjaan yang menyita waktu untuk bisa berdekatan dengan anaknya. Ia dan suaminya memiliki pekerjaan yang super sibuk. Setiap hari ia dan suami menghabiskan waktu dengan pekerjaan pekerjaan masing-masing. Hampir sama sekali tidak ada waktu berjumpa dengan anaknya. Di hari liburpun ia dan suaminya lebih banyak ada di luar untuk menikmati hasil kerjanya.
Berbeda dengan pembantu rumah tangganya, setiap hari bersama dengan anaknya. Ia begitu perhatian dan selalu menyediakan waktu bagi anak majikannya. Anak itu mendapat kasih sayang dari pembantunya setiap hari. Sehingga tidak mengherankan jika anak majikan tersebut begitu akrab dan menyayangi pembantu rumah tangganya. Bahkan semua sifat dan cara kerja yang dilakukan oleh pembantunya bisa diikuti oleh sang anak.
Dari cerita diatas kita belajar memahami bahwa dengan siapa kita bergaul akan mengubahkan kita. Sebab kedekatan akan menularkan sifat, watak, cara yang biasa dilihat dan didengar. Harapan inilah yang diinginkan oleh Tuhan Yesus. Ketika Yesus bersama dengan murid-muridNya, beliau mengatakan “jika kamu di dalam aku dan aku di dalam kamu .... kamu akan berbuah.” Dari kata berbuah artinya bahwa hubungan kedekatan itu akan menghasilkan buah yang sesuai dengan apa yang menjadi interaksi tersebut. Karena jika kita bergaul karib dengan uang maka besar kemungkinan pikiran kita akan dipengaruhi atau selalu memikirkan uang. Jika kita bergaul karib dengan smartphone maka apa yang ada di dalam isi smartphone juga akan menjadi bagian kita. Saat kita bergaul dengan orang-orang yang sukses, besar kemungkinan kita akan berfikir juga ingin sukses dan sebagainya.
Dalam hal ini, apakah kita sudah bergaul karib dengan Tuhan dan firman-Nya ? Baik dalam pembacaan Firman Tuhan setiap hari, maupun dalam doa pujian dan penyembahan kita kepada Tuhan. Hanya kita sendiri yang tahu, sebab ketika kita bergaul karib dengan Tuhan dan firmanNya, maka sifat-sifat Allah juga akan menjadi bagian dalam hidup kita.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|