|
| SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
|
| POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Kita berharga di hadapan Allah bukan karena siapa kita, namun karena Allah yang menganggap kita berharga
|
|
|
|
|
|
|
|
| Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
| Home » Renungan » Karena Engkau Berharga |
|
| Karena Engkau Berharga |
|
| Selasa, 22 Oktober 2019 |
|
|
|
 |
|
| Karena Engkau Berharga |
|
Yesaya 43: 4 |
|
|
|
|
|
|
Suatu kali, ada sebuah benih yang tercecer dan tidak dipedulikan orang. Karena merasa rendah diri, benih itu menganggap dirinya tidak penting. Hingga suatu hari, angin kencang datang dan membuat benih itu terbang – dia tidak tahu akan dibawa kemana – lalu tiba-tiba ia dilemparkan tanpa ampun ke sebuah tanah terbuka dan terpanggang di bawah sinar matahari. Dia merasa bingung, mengapa ia harus mengalami semuanya itu? Tetapi yang ia butuhkan bukanlah sebuah jawaban, tetapi air hujan sebagai gantinya terik matahari; kadang gerimis dan kadang hujan deras. Sementara waktu berlalu dan tahun berganti, ia melihat seorang pengelana duduk di dekatnya, “Terima kasih Tuhan untuk ini. Saya sangat membutuhkan istirahat.” “Apa yang kamu bicarakan?” benih itu bertanya. Pikirnya sang pengelana sedang mengolok-olok dirinya. Benih itu memang melihat beberapa orang duduk di dekatnya dalam beberapa tahun terakhir, namun tidak ada yang berbicara seperti itu. “Siapa itu?” orang tersebut terkejut. “Ini aku, Benih.”.
“Benih?” Pria itu melihat pohon raksasa itu. “Apa kamu bercanda? Kamu bukan benih. Kamu pohon. Sebuah...selengkapnya » |
Suatu kali, ada sebuah benih yang tercecer dan tidak dipedulikan orang. Karena merasa rendah diri, benih itu menganggap dirinya tidak penting. Hingga suatu hari, angin kencang datang dan membuat benih itu terbang – dia tidak tahu akan dibawa kemana – lalu tiba-tiba ia dilemparkan tanpa ampun ke sebuah tanah terbuka dan terpanggang di bawah sinar matahari. Dia merasa bingung, mengapa ia harus mengalami semuanya itu? Tetapi yang ia butuhkan bukanlah sebuah jawaban, tetapi air hujan sebagai gantinya terik matahari; kadang gerimis dan kadang hujan deras. Sementara waktu berlalu dan tahun berganti, ia melihat seorang pengelana duduk di dekatnya, “Terima kasih Tuhan untuk ini. Saya sangat membutuhkan istirahat.” “Apa yang kamu bicarakan?” benih itu bertanya. Pikirnya sang pengelana sedang mengolok-olok dirinya. Benih itu memang melihat beberapa orang duduk di dekatnya dalam beberapa tahun terakhir, namun tidak ada yang berbicara seperti itu. “Siapa itu?” orang tersebut terkejut. “Ini aku, Benih.”.
“Benih?” Pria itu melihat pohon raksasa itu. “Apa kamu bercanda? Kamu bukan benih. Kamu pohon. Sebuah pohon raksasa!” “Benarkah?”
“Ya! Kamu pikir kenapa semua orang itu datang ke sini?” ”Untuk apa mereka datang kesini?”
”Untuk merasakan keteduhanmu! Jangan beritahu saya bahwa kamu tidak tahu telah mengalami pertumbuhan bersama berjalannya waktu.” Sesaat hening ketika pengelana itu selesai mengucapkan kalimat tersebut, dan membuat benih itu sadar siapa dirinya sekarang. Benih itu sekarang telah menjadi sebuah pohon raksasa. Sambil berpikir, ia tersenyum untuk pertama kalinya. Tahun-tahun melelahkan berada dalam penyiksaan matahari dan hujan akhirnya masuk akal baginya. “Oh! Itu artinya aku bukan benih kecil lagi! Aku tidak ditakdirkan untuk mati tanpa dikenali siapapun tetapi sebenarnya aku lahir untuk memberi keteduhan bagi orang-orang yang lelah. Wow! Sekarang hidupku seharga ribuan permata!” ucap benih yang telah menjadi sebuah pohon raksasa itu.
Allah sangat mengasihi dan menghargai umat-Nya karena memang sejak semula Alla telah memilih bangsa Israel menjadi umat kesayanganNya. Allah telah melakukan banyak mujizat serta menunjukkan pertolongannNya ketika bangsa Israel mengalami kesulitan. Hal itu dilakukan Allah karena sungguh umat-Nya sangat berharga. Namun seringkali, diri kita sendiri yang menganggap bahwa hidup ini tidak berharga. Kita tidak sadar kalau hidup sudah mengalami banyak proses yang Tuhan berikan dan menjadikan kita kuat serta bertumbuh menjadi berkat bagi sesama. Seiring dengan berjalannya waktu, hidup kita bukan lagi benih yang tidak terlalu dilihat banyak orang, melainkan sudah tumbuh menjadi pohon yang siap menghasilkan buah yang berharga, memberi keteduhan bagi yang berada di dekat kita. Oleh karena itu mari kita yakini bahwa hidup jauh lebih berharga dari apapun juga.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
 |
|
 |
|
|
|
