|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Datanglah kepada Tuhan bukan kepada manusia ketika hatimu terluka oleh ketidakadilan. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Ketika Ketidakadilan Melukai |
|
Ketika Ketidakadilan Melukai |
|
Rabu, 06 Desember 2017 |
|
|
|
|
|
Ketika Ketidakadilan Melukai |
|
Mazmur 26:1-12 |
|
|
|
|
|
|
Apakah yang membuat orang menjadi sakit hati, jengkel, ataupun pedih? Ada banyak hal penyebabnya. Misalnya perlakuan yang tidak adil, fitnah, perlakukan yang semena-mena, diremehkan, pengkhianatan, dll. Hal seperti itu sering menimpa banyak orang, termasuk juga orang-orang beriman. Sebenarnya orang yang sakit hati, pedih, dan perih menanggung kejengkelan yang sangat dalam adalah orang yang tidak mendapat keadilan dalam hidupnya baik itu di lingkungan pekerjaan, masyarakat, pendidikan bahkan juga di keluarga. Bagaimana sikap orang beriman ketika dirinya sedang menghadapi perasaan sakit hati, kejengkelan karena ulah orang lain yang memperlakukannya tidak adil dan semena-mena? Mari kita memperhatikan sikap Daud ketika dia sedang menghadapi perlakuan yang tidak adil.
Daud mengalami perlakuan semena-mena, suatu ketidakadilan, mungkin semacam fitnahan [ayat 6]. Apa yang dilakukan Daud? Yang dilakukan Daud adalah mendatangi Tuhan, menghampiri tahta Tuhan dalam doa yang hidup. Kemudian dalam doanya itu Daud memohon supaya Tuhan memberi keadilan [ayat 1]. Selain itu Daud mengutarakan bagaimana dia hidup dengan penuh iman dan takut akan Tuhan [ayat 1b, 3], sehingga dia berani mengatakan di hadapan Tuhan bahwa dirinya memiliki kehidupan yang bermoral: tidak duduk dan bergau...selengkapnya » |
Apakah yang membuat orang menjadi sakit hati, jengkel, ataupun pedih? Ada banyak hal penyebabnya. Misalnya perlakuan yang tidak adil, fitnah, perlakukan yang semena-mena, diremehkan, pengkhianatan, dll. Hal seperti itu sering menimpa banyak orang, termasuk juga orang-orang beriman. Sebenarnya orang yang sakit hati, pedih, dan perih menanggung kejengkelan yang sangat dalam adalah orang yang tidak mendapat keadilan dalam hidupnya baik itu di lingkungan pekerjaan, masyarakat, pendidikan bahkan juga di keluarga. Bagaimana sikap orang beriman ketika dirinya sedang menghadapi perasaan sakit hati, kejengkelan karena ulah orang lain yang memperlakukannya tidak adil dan semena-mena? Mari kita memperhatikan sikap Daud ketika dia sedang menghadapi perlakuan yang tidak adil.
Daud mengalami perlakuan semena-mena, suatu ketidakadilan, mungkin semacam fitnahan [ayat 6]. Apa yang dilakukan Daud? Yang dilakukan Daud adalah mendatangi Tuhan, menghampiri tahta Tuhan dalam doa yang hidup. Kemudian dalam doanya itu Daud memohon supaya Tuhan memberi keadilan [ayat 1]. Selain itu Daud mengutarakan bagaimana dia hidup dengan penuh iman dan takut akan Tuhan [ayat 1b, 3], sehingga dia berani mengatakan di hadapan Tuhan bahwa dirinya memiliki kehidupan yang bermoral: tidak duduk dan bergaul dengan para penipu dan orang munafik [ayat 4]; Dia benci dengan perkumpulan orang yang berbuat jahat [ayat 5]; hidup dalam ketulusan [ayat 11a]. Begitu seriusnya Daud berdoa memohon supaya dia tidak mati sia-sia bersama dengan orang-orang berdosa, yaitu para penumpah darah, yang berbuat mesum, dan yang suka menerima suap [ayat 9-10]. Semua kebenaran yang melekat dalam kehidupannya, disampaikannya hanya kepada TUHAN.
Saudara kekasih Tuhan, sikap seperti Daud-lah yang harus dilakukan orang beriman ketika dia sedang menghadapi perlakuakn semena-mena dan ketidakadilan. Datang hanya kepada TUHAN, bukan kepada manusia karena manusia bisa memberi arahan yang salah, minta keadilan bukan minta kemenangan. Sebab bagi orang beriman tidak diperkenankan membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi menyerahkan semuanya pada Tuhan dan tetap bersikap kasih kepada “seteru” kita [Roma 12:9-10]. Datang kepada Tuhan dalam pergumulan doa yang serius, sampaikan segala keluh kesahmu hanya kepada Tuhan.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|