|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
“Mengikut Yesus dan melayaniNya dengan yang terbaik adalah pilihan yang terbaik bagi kita.” |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Melayani Adalah Pilihan Yang Terbaik |
|
Melayani Adalah Pilihan Yang Terbaik |
|
Selasa, 17 Desember 2019 |
|
|
|
|
|
Melayani Adalah Pilihan Yang Terbaik |
|
Markus 10:32-45 |
|
|
|
|
|
|
Kehidupan ini terus berjalan sesuai dengan derap kata hati yang didorong oleh berbagai motivasi hidup. Hal demikian tentu saja wajar, “namanya juga kehidupan...”. Melati [nama imajiner] misalnya, dia menjalani hidupnya dengan bekerja keras sebagai buruh pabrik, kadang-kadang hari Minggu juga harus bekerja karena tuntutan pribadinya, sekalipun ibadah gereja selalu menunggunya di hari Minggu. Melati selalu memilih untuk kerja lembur di hari Minggu dibandingkan beribadah. Itu pilihannya supaya dia bisa menabung lebih banyak untuk hari depan, tetapi dia tidak tertib dalam beribadah dan pelayanan. Memilih bekerja untuk dirinya sendiri di hari Minggu adalah pilihan Melati dari pada ibadah dan pelayanan.
Ketika Yesus dan murid-muridNya sedang dalam perjalanan menuju Yerusalem, Yesus mengutarakan penderitaan dan kematianNya untuk yang ketiga kalinya. Tetapi murid-muridNya tidak merespons akan kepedihan hati Yesus saat itu. Dalam situasi gundah, menyelinap rasa “takut” dalam kemanusiaan Yesus. Karena kematian menanti di Yerusalem. Seharusnya situasi seperti ini, murid-murid melayani Yesus, setidaknya ikut prihatinlah...! Tetapi apa yang diperbuat murid-murid? Mereka bertengkar gara-gara Yohanes dan Yakobus minta kedudukan dalam kemuliaan kelak [di surga]. Ke sepeluh...selengkapnya » |
Kehidupan ini terus berjalan sesuai dengan derap kata hati yang didorong oleh berbagai motivasi hidup. Hal demikian tentu saja wajar, “namanya juga kehidupan...”. Melati [nama imajiner] misalnya, dia menjalani hidupnya dengan bekerja keras sebagai buruh pabrik, kadang-kadang hari Minggu juga harus bekerja karena tuntutan pribadinya, sekalipun ibadah gereja selalu menunggunya di hari Minggu. Melati selalu memilih untuk kerja lembur di hari Minggu dibandingkan beribadah. Itu pilihannya supaya dia bisa menabung lebih banyak untuk hari depan, tetapi dia tidak tertib dalam beribadah dan pelayanan. Memilih bekerja untuk dirinya sendiri di hari Minggu adalah pilihan Melati dari pada ibadah dan pelayanan.
Ketika Yesus dan murid-muridNya sedang dalam perjalanan menuju Yerusalem, Yesus mengutarakan penderitaan dan kematianNya untuk yang ketiga kalinya. Tetapi murid-muridNya tidak merespons akan kepedihan hati Yesus saat itu. Dalam situasi gundah, menyelinap rasa “takut” dalam kemanusiaan Yesus. Karena kematian menanti di Yerusalem. Seharusnya situasi seperti ini, murid-murid melayani Yesus, setidaknya ikut prihatinlah...! Tetapi apa yang diperbuat murid-murid? Mereka bertengkar gara-gara Yohanes dan Yakobus minta kedudukan dalam kemuliaan kelak [di surga]. Ke sepeluh murid yang lain cemburu terhadap Yohanes dan Yakobus. Intinya mereka semua menghendaki kedudukan yang baik dalam kemuliaan nanti. Mereka tidak memilih untuk melayani Yesus yang sedang sedih, malah berebut kedudukan kemuliaan!
Saudara-saudara, apakah sekarang kita sedang mengikut Tuhan Yesus?? Benarkah Yesus sedang memimpin di depan dan kita mengikutiNya? Lantas apa yang sedang kita perbuat ketika kita mengikutiNya? Melayani Dia kah? Atau kita asyik dengan diri kita sendiri? Kita menganggap bahwa kita sedang melayaniNya, tetapi benarkah kita melayaniNya? Mari merenung sejenak. Jujur saja, yang sering terjadi, kita memilih melayani diri sendiri dari pada melayani Yesus. Cirinya adalah ketika kita ingin pelayanan yang menyenangkan dan nyaman buat diri sendiri. Maka yang demikian inilah bisa menimbulkan kecemburuan dan pertengkaran dalam gereja. Semua inginnya menyenangkan untuk diri sendiri. Tetapi tidak peduli ketika Yesus sedang menangis. Tidak peduli dengan pekerjaan Tuhan yang sedang menanti. Tidak peduli dengan jiwa-jiwa yang sedang menanti dalam ketiada pengharapan. Tidak peduli dengan yang bangkrut, yang kesepian, yang miskin, yang sakit...dll. Dan sekarang biarkan Yesus menyentak kita, “boleh, silahkan, kamu mau jadi yang terkemuka dan terbesar [termulia] tapi syaratnya harus menjadi hamba, dan melayani bagi semua [43,44].
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|