|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Cinta Yesus kepada manusia adalah cinta yang tulus dan tidak mengenal diskriminatif.
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Kisah Cinta Yesus Kepada Manusia |
|
Kisah Cinta Yesus Kepada Manusia |
|
Selasa, 28 Maret 2017 |
|
|
|
|
|
Kisah Cinta Yesus Kepada Manusia |
|
Yohanes 3:14-21 |
|
|
|
|
|
|
Tale as old as time [Kisah yang sudah setua waktu]
Song as old as rhyme [Lagu yang sudah setua irama]
Beauty and the beast [Wanita cantik dan si buruk rupa]
Teks di atas merupakan beberapa kata terakhir dari lirik lagu film “Beauty and The Beast” yang beberapa hari ini telah ditayangkan di bioskop-bioskop di seluruh dunia. Kisah Beauty and The Beast adalah kisah tentang seorang wanita cantik yang mencintai sosok pria yang buruk rupa yang menyerupai moster jahat. Sebuah kisah yang tidak lazim dalam pandangan masyarakat umum. Bagaimana bisa seorang wanita cantik dapat mencintai sosok yang buruk rupa apa adanya? Wanita cantik harusnya mendapat sosok pasangan yang seimbang, yang tampan, gagah, kaya raya, dan sebagainya. Itulah pandangan umum yang ada di masyarakat! Oleh karena itu dalam teks lagu film “Beauty and The Beast” disebutkan Tale as old as time [Kisah yang sudah setua waktu]. Kisah/pandangan umum orang yang memberi batasan pandangan diskriminasi [wanita cantik harus mendapat sosok pria yang tampan] sudah ada sejak lama, setua waktu ini berjalan. Kisah tentang manusia yang selalu berpikir diskriminatif...selengkapnya » |
Tale as old as time [Kisah yang sudah setua waktu]
Song as old as rhyme [Lagu yang sudah setua irama]
Beauty and the beast [Wanita cantik dan si buruk rupa]
Teks di atas merupakan beberapa kata terakhir dari lirik lagu film “Beauty and The Beast” yang beberapa hari ini telah ditayangkan di bioskop-bioskop di seluruh dunia. Kisah Beauty and The Beast adalah kisah tentang seorang wanita cantik yang mencintai sosok pria yang buruk rupa yang menyerupai moster jahat. Sebuah kisah yang tidak lazim dalam pandangan masyarakat umum. Bagaimana bisa seorang wanita cantik dapat mencintai sosok yang buruk rupa apa adanya? Wanita cantik harusnya mendapat sosok pasangan yang seimbang, yang tampan, gagah, kaya raya, dan sebagainya. Itulah pandangan umum yang ada di masyarakat! Oleh karena itu dalam teks lagu film “Beauty and The Beast” disebutkan Tale as old as time [Kisah yang sudah setua waktu]. Kisah/pandangan umum orang yang memberi batasan pandangan diskriminasi [wanita cantik harus mendapat sosok pria yang tampan] sudah ada sejak lama, setua waktu ini berjalan. Kisah tentang manusia yang selalu berpikir diskriminatif dan sempit sudah ada sejak dahulu, dan itu tidak bisa diingkari. Namun di satu sisi ada hal positif dari kisah ini, bahwa setua waktu dan setua irama juga, pasti ada sosok yang mau menerima keberadaan sesamanya dengan apa adanya, tanpa ada diskriminatif. Dalam film ini, di tengah banyaknya orang yang berpikir diskriminatif masih ada seorang yang berpikir jernih dan mau menerima sesamanya apa adanya.
Jauh sebelum kisah ini ditulis dan seperti yang ada dalam teks lagu di atas [kisah yang setua waktu dan setua irama], Tuhan Yesus memberi teladan yang luar biasa kepada manusia tentang kasih-Nya. Yesus rela berkorban bagi manusia yang hina. Tuhan telah berkorban secara luar biasa untuk manusia yang hina dan berdosa. Yesus tidak pernah berpikir diskriminatif. Dia tidak pernah memikirkan bahwa manusia adalah sosok yang buruk dan hina. Yesus mencintai manusia dengan tulus. Pengorbanan-Nya bagi manusia tidak ternilai harganya. Kita dapat membuka hati dan pikiran untuk beriman kepada Allah sebagaimana Dia telah menyatakan diri melalui Putra-Nya, Yesus Kristus. Dosa kita dapat diampuni berkat kematian-Nya di atas kayu salib. Hal ini tidak hanya memberi kita jaminan akan kekekalan, tetapi juga membuat kehidupan kita saat ini memiliki arti dan pengharapan yang tidak terukur.
Yohanes 3:16-17 menyatakan, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.” Inilah bukti nyata kemurahan Tuhan atas manusia, Dia yang maha mulia tidak memandang dengan sebelah mata manusia yang hina. Saat kita menjalani hidup di dunia ini, jangan sampai kita tersandung dalam kegelapan rasa tidak percaya. Sebaliknya, kita dapat berjalan dengan penuh keyakinan di dalam terang menuju kesucian kekal yang tak pernah berakhir. Itulah perbedaan yang tercipta karena iman di dalam Yesus Kristus. Di dalam iman kepada Yesus ada pengharapan.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|