|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Kasih yang tulus dan sejati pasti akan mengubahkan hidup seseorang, sesulit apapun orang itu. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Mengecap Kasih Allah |
|
Mengecap Kasih Allah |
|
Sabtu, 10 Juni 2017 |
|
|
|
|
|
Mengecap Kasih Allah |
|
1 Petrus 2:1-3 |
|
|
|
|
|
|
Cerita ini hanya sebuah pengambaran. Ada seorang wanita muda yang terkenal nakal, miskin dan secara rupa tidak cantik bertemu dengan seorang pemuda yang tampan, kaya, dan dari keluarga terhormat. Saat melihat wanita tersebut, pemuda itu tertarik dan ingin sekali menikahi wanita itu. Ketika ditanya wanita tersebut menjawab, “Maaf, aku tidak mau.“ Namun pemuda tersebut berusaha menjelaskan maksud untuk menikahinya. Hingga akhirnya si wanita tersebut bersedia, dan menikahlah mereka.
Dalam perjalanan selanjutnya rumah tangga mereka mengalami masa-masa sulit karena kebiasaan buruk dari wanita tersebut tidak berubah. Ia sering melakukan tindakan yang bodoh sebagaimana kebiasaannya sebelum menikah, bahkan berselingkuh. Namun sang suami tetap mengasihinya. Ketika si wanita tertidur, sang suami memijitnya, menyekanya dengan air hangat dan menganti pakaiannya yang kotor. Setiap hari ia lakukan dengan penuh kasih sayang. Suatu saat wanita itu ditanya oleh sahabatnya, “Apakah kamu tidak malu melakukan hal yang buruk terhadap suamimu yang baik dan setia, yang telah mengangkat engkau dari kehidupan kotor dan telah menjadikanmu sebagai seorang yang terhormat? Apakah engkau tidak merasakan kasihnya yang mendalam kepadamu? Ketika engkau melakukan yang jahat, ia tetap mengas...selengkapnya » |
Cerita ini hanya sebuah pengambaran. Ada seorang wanita muda yang terkenal nakal, miskin dan secara rupa tidak cantik bertemu dengan seorang pemuda yang tampan, kaya, dan dari keluarga terhormat. Saat melihat wanita tersebut, pemuda itu tertarik dan ingin sekali menikahi wanita itu. Ketika ditanya wanita tersebut menjawab, “Maaf, aku tidak mau.“ Namun pemuda tersebut berusaha menjelaskan maksud untuk menikahinya. Hingga akhirnya si wanita tersebut bersedia, dan menikahlah mereka.
Dalam perjalanan selanjutnya rumah tangga mereka mengalami masa-masa sulit karena kebiasaan buruk dari wanita tersebut tidak berubah. Ia sering melakukan tindakan yang bodoh sebagaimana kebiasaannya sebelum menikah, bahkan berselingkuh. Namun sang suami tetap mengasihinya. Ketika si wanita tertidur, sang suami memijitnya, menyekanya dengan air hangat dan menganti pakaiannya yang kotor. Setiap hari ia lakukan dengan penuh kasih sayang. Suatu saat wanita itu ditanya oleh sahabatnya, “Apakah kamu tidak malu melakukan hal yang buruk terhadap suamimu yang baik dan setia, yang telah mengangkat engkau dari kehidupan kotor dan telah menjadikanmu sebagai seorang yang terhormat? Apakah engkau tidak merasakan kasihnya yang mendalam kepadamu? Ketika engkau melakukan yang jahat, ia tetap mengasihimu; ketika engkau berselingkuh, ia tetap menerimamu apa adanya. Dan banyak keburukan yang telah kamu lakukan, namun ia tetap mengasihimu. Coba belajarlah merasakan kasihnya yang tulus, niscaya kamu akan mengerti akan arti kasih yang tak bersyarat.” Setelah mendengar nasihat tersebut ia mulai berubah dan mulai melayani sang suami dengan baik. Ia mulai meninggalkan apa yang buruk, dan bahkan memberikan lebih dari apa yang harapan sang suami.
Penggambaran di atas merupakan sebuah pengajaran, apakah kita sudah merasakan dan mengalami kasih Kristus kepada kita, umat tebusan-Nya? Sebab jika kita menjadi bagian-Nya namun tidak pernah mengecap kasih-Nya, maka tidak mengherankan jika kita kembali lagi pada kehidupan lama kita. Namun jika kita benar-benar merasakan kasih Allah yang mendalam, maka kita juga akan banyak melakukan kasih. Rela melakukan apapun, bahkan yang tersulitpun sebagai wujud kasih kepada-Nya. Sebab kasih itu selalu memberi dan berkorban. Contohnya Petrus yang pernah menyangkal Kristus. Setelah kebangkitan, Kristus memberi pertanyaan yang sangat menyentuh, “Apakah engkau mengasihi Aku?” Pertanyaan itu yang membuat Petrus melakukan tindakan yang luar biasa untuk membalas cinta-Nya Tuhan. Bahkan diakhir hidupnya ia rela mati disalib terbalik untuk Kristus. Oleh karena itu, pastikan kita merasakan kasih Kristus agar kita tidak kembali kehidupan yang lama dan tetap menyala-nyala dalam melayani Tuhan
Pengalaman kasih Kristus akan membangkitkan semangat kita sebab pengalaman itu bisa mengubahkan kehidupan kita untuk melakukan sesuatu yang mulia bagi kerajaan Allah. Alami kasih-Nya dan kerjakan keselamatan dengan takut dan gentar karena cinta kita kepada-Nya.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|